18 || Aku Kamu dan Hujan

215 173 32
                                    

Happy reading......

*****

Kalimat yang membuat perempuan sangat ingin menangis adalah.......jangan menangis!

.................

Hujan kali ini sangat deras mengguyur kota Purwokerto. Hati n
Nana sedang berkecamuk dengan hebat di antara sedih dan takut melebur menjadi satu, dia sekarang berada di taman seperti biasa menikmati hujan dan kesedihannya.

Gibran yang sedang mengendarai motornya melintasi daerah taman tersebut tiba tiba dia melihat surai rambut gadis yang dia kenali, Gibran mengernyit bingung "Nana?" Pikirnya "Ngapain hujan hujan gini disini?" Monolognya sendiri.

Gibran sebenarnya ingin membeli barang tetapi di pertengahan jalan hujan turun dengan lebatnya. Dia lalu menghampiri perempuan itu dan memegang bahunya dan benar apa yang dia pikirkan dia adalah Nana.

"Nana, ngapain disini?!" Tanya Gibran, ia heran kenapa gadisnya hujan hujanan disini apalagi cuaca saat ini sangatlah dingin.

Nana hanya diam tidak menyahut pertanyaan Gibran, Gibran pun duduk di sebelah Nana, dan Gibran melihat Nana yang sedang menangis tanpa suara di bawah rintik derasnya hujan.

"Ngapain nangis hm?" Tanya Gibran.

Nana tidak menjawab hanya menggelengkan kepala pertanda tidak apa apa.

Bukankah perempuan selalu seperti itu jika ditanyai kenapa? Seharusnya lelaki memahami bahasa perempuan, bahasa hati!

Bukankah perempuan selalu seperti itu jika ditanyai kenapa? Seharusnya lelaki memahami bahasa perempuan, bahasa hati!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibann, peluk Nana. Nana gak mau kalau hujan tau ada air mata yang jatuh sore ini!" Lirih Nana.

"Ssstttt ada Gibran, Gibran gak akan biarin hujan tau kalo ada air mata yang jatuh sore ini. Tumpahin semua air mata kamu di pelukan aku, nggak papa jatuhin air mata kamu di dadaku Na" Ujar Gibran menenangkan Nana dan mengusap usap punggung Nana.

Sebab, jika ada yang lebih ikhlas dari hujan yang sempat menutupi tangismu, maka jawabannya adalah pelukku sebagai tempat persembunyian dari semesta. Tak apa, basahi dada ini dengan air mata itu. Air mata yang yang kali ini disembunyikan hujan dan sorenya. Pelukku selalu ada untuk pilumu.

"Jangan nangis lagi ada Gibran disini" Ucapnya.

Gibran belum tahu apa sebab gadisnya ini menangis, ia harus menenangkannya terlebih dahulu dan menanyakannya.

Nana hanya menangis sejadi jadinya di pelukan Gibran.

"Kenapa nangis Na, jangan nangis lagi ya" Ujar Gibran.

Nana masih menangis sesenggukan dan dia melepaskan pelukan itu lalu menyeka air matanya sendiri.

"Kenapa Iban akhir akhir ini beda sama Nana, Nana takut kalau kamu gak sayang lagi sama Nana, Nana takut kalau kamu gak suka lagi sama Nana, Nana takut kalau kamu bosen sama Nana, Nana takut kalau kamu nyuekin Nana" Celoteh Nana dengan suara yang gemetar.

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang