7 || Maaf

304 233 81
                                    

Happy reading......

*******

Salah satu cara menemuka kebahagiaan sejati adalah, mengambil resiko untuk terluka.

.................

Nana memulai sekolah nya dengan biasa dan bahkan saat ini dia terlihat murung, dia berjalan lemas di koridor menuju kelas nya.

Disaat sudah tiba di kelas nya Nana langsung duduk dan menelungkupkan kepala nya di tumpukan tangan nya.

Di sisi lain Gibran bingung dengan perubahan sikap Nana yang dari kemarin hanya mengeread chat nya. Bahkan saat Gibran mengechat Nana untuk berangkat sekolah bersama whattsap Nana hanya ceklis satu.

Gibran tidak bisa kalau seperti ini terus, dia tidak mau berjauhan dengan Nana di dalam hatinya apakah dia membuat kesalahan sampai sampai Nana menghindar dari Gibran.

Pelajaran pun berlangsung, Guru biologi sedang menjelaskan materi di depan kelasnya tetapi Gibran gagal fokus dan tidak bisa fokus dengan pelajaran nya di pikiran nya sekarang hanya ada Nana dan ingin bertemu dengannya sekarang juga!

Kring! Kring! Kring!

Akhirnya bel istirahat yang ditunggu tunggu Gibran pun berbunyi, lalu Riski mengajak nya ke kantin.

"Gib ke kantin yuk" Ajak Riski.

"Gak, gue mau ke kelas Nana dulu mau mastiin" Tolak Gibran.

"Mastiin apa" Tanya Niko yang mulai kepo.

"Nana dari kemaren ngehindarin gue, gatau gue salah apa makanya gue mau ke kelas nya" Ucap Gibran.

Niko teringat hal yang kemarin dan firasat Niko, Kinan marah karena melihat Gibran dan Meta.

"Kinan kayaknya marah sama lo Gib, soalnya Kinan tau lo sama Meta bicara  di belakang sekolah'' Celetuk Niko.

"Kok dia bisa tauu?!" Tanya Gibran.

"Tuh si Riski yang ngasih tau" Tunjuk Niko pada Riski.

Riski yang ditunjuk pun bersikap biasa saja seolah tidak merasa bersalah.

"Anjing!" Umpat Gibran.

Gibran hanya kesal pada Riski ia tidak mungkin jika marah marahan dengannya karena dia lah sahabat kecil nya sampai sekarang beranjak dewasa.

Kemudian Gibran berlari keluar dan menuju kelas Nana. Dia melihat Nana yang sedang tiduran di meja nya lalu Gibran melangkahkan kaki nya mendekat ke arah Nana.

Nana menatap Gibran begitupun sebaliknya, lalu Gibran memegang tangan Nana dan menariknya.

"Ayo Na ikut Gibran sebentar" Ajak Gibran.

"Gak mau, aku lagi males" Jawab Nana.

Baru kali ini Nana malas dengan Gibran biasanya semua hal jika berkaitan dengan lelaki ini ia akan semangat tetapi tidak untuk sekarang.

Gibran tidak peduli dengan ucapan Nana dia tetap memaksa Nana ikut dengannya, Gibran menarik tangan Nana lagi dan Nana hanya pasrah mengikutinya dan saat di depan pintu mereka berpapasan dengan Dita, Dita hanya melihat Gibran dengan tatapan sinis karena Dita tau mereka sedang ada masalah.

"Woi mau ajak Kinan kemana lo hah?!" Teriaknya.

Dita tidak peduli dengan semua murid yang menatapnya!

"Udah Dit biarin mereka nyelesaiin masalahnya sendiri" Celetuk Amel.

Dada Dita terlihat kembang kempis karena marah dan kesal dengan Gibran!

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang