15 || Baikan

203 188 36
                                    

Happy reading.....

*******

Cinta sejati itu memandang kelemahan lalu diubah menjadi sebuah kelebihan untuk selalu mencintai.

.................

Cahaya matahari masuk ke dalam kamar Nana melalui ventilasi jendelanya, kamar yang bernuansa biru langit itu sangat cerah jika di lihat Nana menyukai warna biru dan ia menyukai langit dengan isinya.

Nana terbangun dengan malas hari ini dia sedang tidak enak badan, Nana memegang keningnya sendiri dan merasa keningnya panas.

"Mampus kan aku demam!" Celetuk Nana, dan merutuki dirinya sendiri kenapa ia harus sakit di keadaan yang seperti ini.

Dia bergegas siap siap untuk sekolah dan sesudah itu Nana sudah memakai seragamnya dengan rapi tidak lupa dengan dasi yang sudah melekat rapi di kerah seragamnya, Nana langsung menyambar tas berwarna biru tua di kursi belajarnya lalu ia berjalan keluar kamarnya dengan lemas.

"Pagi ma" Sapanya.

"Pagi juga sayang, kok muka kamu pucet banget, kamu sakit Na?" Tanya Mamanya, karena ia melihat anaknya yang sangat pucat dan lemas.

"Enggak kok ma, aku berangkat dulu ya ma" Ucapnya.

"Sarapan dulu!" Perintahnya.

"Nggak sempet ma nanti telat!" Teriak Nana, Nana berusaha berteriak walaupun itu menguras energinya.

Memang hari ini sudah jam 7 kurang di mana Sekolah Garuda Indonesia gerbang nya akan di tutup, jadi Nana bergegas untuk berangkat dan melupakan sesi sarapannya. Toh juga dirinya sedang tidak enak badan dan tidak selera untuk makan.

Setelah tiba di sekolah Nana langsung duduk di kursinya, ia menghela nafasnya pelan untungnya dia terlebih dulu memasuki gerbang yang akan di tutup oleh satpam.

"Uhuk uhuk!"

"Lo sakit Nan?" Tanya Amel.

"Eh enggak kok hehe" Elak Nana berbohong ia tidak mau merepotkan para teman teman nya apalagi jika Dita mengetahuinya bakalan heboh nantinya.

"Lo pucet gitu lo bilang gak sakit?!" Sarkas Amel lalu dia memegang kening Nana dengan lembut, dan ternyata benar Nana sedang demam.

"Tapi gakpapa kok bener" Ujar Nana meyakinkan Amel.

Amel menggeleng gelengkan kepalanya memang temannya ini sangat keras kepala dan paling tidak mau di atur "Ya udah terserah lo aja" Jawab Amel.

Mereka melanjutkan belajarnya dan sesudahnya bel itsirahat berbunyi mereka ingin ke kantin. Nana berdiri dari kursinya dan mulai berjalan di rasa kepala Nana sangat pusing dan matanya mulai berkunang kunang.

"Lo kenapa Nan, ayo cepet!" Ajak Amel.

"Iya noh lambat banget!" Celetuk Dita.

Tidak lama setelah itu dan BRUK!

Nana terjatuh pingsan ke lantai ruang kelasnya karena dia saking pusingnya dan lemas jadi dia tidak bisa menahannya, apalagi tadi pagi dia belum sempat memakan sesuap nasi sekali pun.

"KINAN!" Teriak para sahabat Nana.

Teman teman Nana tentunya panik tidak biasanya Nana seperti ini, kemudia setelah itu Nana di bawa ke UKS dengan di gendong oleh Dita. Jangan salah ya kalian Dita kecil kecil gitu tapi tenaganya kuat sampai bisa menggendong Nana.

"Astagfir, berat anget lo anjirt kebanyakan dosa sih lo!" Protes Dita yang keberatan menggendong Nana.

"Diem cok, temen lagi sekarat gini masih sempet sempetnya ngeroasthing mulu!" Celetuk Hasna.

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang