Part 02

263 20 0
                                    

Beberapa hari kemudian.

Tetesan air hujan berjatuhan. Beberapa orang yang berlalu lalang di jalanan Kota Jakarta menepi ke tempat yang teduh.

Jestian tampak sibuk di ruangannya. Ia melihat ke jendela. Hujan gerimis perlahan berubah menjadi hujan deras. Setiap melihat hujan, Jestian selalu teringat pada Rachquel. Pria itu menggelengkan kepalanya.

"It's crazy, bagaimana mungkin aku menyukai wanita yang sudah memiliki suami dan anak. Aku pasti sudah gila," gumam Jestian.

Ponselnya berdering. Seperti biasa, Davina yang menelepon.

"Orang ini," gerutu Jestian. Ia mengaktifkan mode pesawat. Pria itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

Malam harinya, Jestian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hujan masih turun. Bahkan lebih deras dari sebelumnya. Jestian menghidupkan wiper.

Saat melewati rumah Rachquel, entah kenapa ia malah berhenti. Dari jendela, pria itu melihat ke rumah tersebut. Tampak sepi, tokonya juga tutup. Tentu saja, ini sudah lewat jam malam.

Jestian kembali melajukan mobilnya.

Keesokan harinya di kantor Mahali Queens, Jestian sibuk dengan ponselnya. Ternyata ia menemukan akun inst4gr4m Rachquel Bouquet. Pria itu scrolling sampai postingan terlama. Padahal akun tersebut memosting lebih dari dua ribu postingan, tapi ia tampak menyukai kegiatan stalking-nya itu.

"Hanya ada satu foto," ucap Jestian sambil memperbesar foto Rachquel satu-satunya di akun tersebut. Sisanya adalah foto bunga dan promosi seperti akun bisnis pada umumnya.

Dalam foto tersebut, ada Rachquel bersama seorang pria paruh baya. Mereka berdua tersenyum sambil memegang buket bunga mawar putih.

Jestian mengernyit. "Ini... bukankah Tuan Rudy Danuarga, pemilik Danuarga Industrial Product?"

"Apa mungkin Rachquel Graceva L. Gumantara ini adalah putri dari Tuan Rudy Danuarga? Benar juga, Rachquel pasti memakai nama belakang suaminya, karena dia sudah menikah," gumam Jestian.

Jestian menjentikkan jarinya. "Pantas saja dia tidak terlalu menanggapiku, ternyata dia terlahir dari keluarga terkaya nomor satu rupanya."

Sore harinya, cuaca tampak lebih cerah. Jestian menghentikan mobilnya di depan rumah Rachquel. Namun, tokonya masih tutup.

"Apa jam segini sudah tutup?" gumam Jestian. Pria itu melihat jam tangannya.

Jestian terlonjak kaget saat seorang security yang mengetuk kaca mobilnya. Pria itu mendongkak melihat nama Gani di tanda pengenal seragamnya. Jestian menurunkan kaca mobilnya.

"Pak, apakah Nona... maksud saya, Nyonya Rachquel ada di rumah?" tanya Jestian.

"Nyonya Rachquel di tokonya," ucap Gani.

"Bukankah ini tokonya?" tanya Jestian sambil menunjuk ke toko Rachquel Bouquet yang tutup.

"Oh, Nyonya sudah memindahkan tokonya ke bangunan baru beberapa hari yang lalu," jawab Gani.

"Huh? Pindah toko?" tanya Jestian.

Gani mengangguk. "Maaf, kalau boleh tahu... Anda siapa, ya?"

Melihat tatapan curiga dari Gani, Jestian segera menjelaskan, "Saya pelanggan tetap Rachquel Bouquet. Ada saudara saya yang ingin melangsungkan pernikahan, jadi saya buru-buru datang ke mari untuk membicarakan tentang dekorasi."

"Ohhh." Tampaknya Gani percaya-percaya saja dengan kebohongan Jestian.

"Apa Bapak tahu di mana alamat toko barunya?" tanya Jestian hati-hati.

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang