☔ Flashback ☔
Di malam pertama, Rachquel bersembunyi di kamar mandi. Ia takut pada Ferdian. Sementara Ferdian yang hanya mengenakan boxer, alas bertelanjang dada berdiri di depan pintu kamar mandi sambil berkacak pinggang.
"Aku tidak akan kasar, buka pintunya," kata Ferdian sambil mengetuk pintu.
"Maafkan aku, Mas Ferdian. Aku belum siap," kata Rachquel dari dalam kamar mandi.
Ferdian menyibakkan rambutnya ke belakang sambil mendengus kesal. Ia berlalu kemudian kembali dengan kunci cadangan. Ia membuka pintu kamar mandi.
Mendengar suara pintu yang akan dibuka, Rachquel panik. "Mas Ferdian, jangan buka pintunya!"
Ferdian tidak peduli. Ia tetap membuka pintu dan melihat Rachquel berjongkok di atas closet duduk. "Kamu ngapain?"
Rachquel menggeleng.
Ferdian tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya. "Mas nggak bakalan nyakitin kamu, kok."
Rachquel menatap tangan Ferdian.
Karena tidak sabar, Ferdian menarik lengan Rachquel. Pria itu mendorongnya ke ranjang.
"Mas!" Rachquel menjerit saat Ferdian menindihnya.
"Sekarang layani aku dengan baik, gadis manis." Ferdian mendekatkan wajahnya. Pria itu mencium bibir Rachquel dengan kasar.
Untuk pertama kalinya Rachquel berciuman dengan seorang pria, itu pun Ferdian yang menciumnya penuh penuntutan.
Rachquel menahan dada Ferdian. Sementara pria yang sudah menjadi suaminya itu tidak peduli. Ia tetap mencium istrinya dengan penuh birahi.
Ferdian melepaskan ciumannya untuk beberapa saat. Ia menatap gadis di bawahnya dengan napas terengah-engah. Sementara Rachquel tampak masih ketakutan. Saat itu ia masih berusia 19 tahun dan tidak mengerti apa-apa.
Ya, usia pernikahan Rachquel dan Ferdian sebenarnya baru 3 tahun. Saat itu Rachquel menikah di usia 19 tahun, sementara Ferdian 33 tahun.
Benar, Rachquel dan Everlyn hanya selisih 3 atau 4 tahunan.
"Oh, kamu cantik sekali." Ferdian menjilat leher Rachquel. Gadis itu tampak jijik.
"Mas akan pelan-pelan, Mas janji. Kamu nggak akan sakit, kok. Buka bajunya, ya." Ferdian membuka satu per satu kancing piyama Rachquel.
Rachquel menahan tangan Ferdian. "Jangan sekarang, Mas."
"Tapi, Mas maunya sekarang. Gimana, dong?" Ferdian menatap Rachquel dengan tatapan penuh hasrat yang ditahan.
Rachquel melepaskan tangan Ferdian. Pria itu tersenyum penuh kemenangan. Ia merobek piyama Rachquel. Gadis itu menjerit kaget apalagi saat Ferdian menyentuh payudaranya.
Ferdian kembali melumat bibir Rachquel. Pria itu melakukannya dengan lembut. Rachquel mulai tenang. Ia membalas ciuman suaminya meski kaku.
Ferdian menangkup wajah Rachquel. Ia mengajarkan bagaimana caranya ciuman yang benar.
Tangan Ferdian bergerak akan menurunkan celana Rachquel, tapi tiba-tiba ponselnya berdering. Pria itu awalnya tidak peduli dan tetap melakukan apa yang ia lakukan, tapi ponselnya terus berdering.
Karena kesal, Ferdian menghentikan aktivitasnya untuk sesaat. Ia pun mengambil ponselnya di meja dan melihat nama Everlyn di layar. Pria itu melihat Rachquel yang tengah menatap padanya.
Ponselnya kembali berdering. Masih orang yang sama meneleponnya Ferdian beranjak dari tempat tidur lalu ia berlalu ke dekat jendela untuk mengangkat panggilan dari Everlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
RomanceBLURB ~ Bahkan orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. ~ _Ucu Irna Marhamah_ Malam itu Jestian pulang dari kantor. Ia menyetir mobilnya saat hujan deras. Pria itu hampir m...