Part 09

141 15 0
                                    

Jestian tampak tidak percaya. "Jadi, maksudmu... Ferdian Gumantara berselingkuh dengan sepupunya Rachquel?"

Anton mengangguk. "Mungkin keluarga Danuarga merasa kasus perselingkuhan ini tidak bisa diterima, karena akan mencemarkan nama baik keluarga Danuarga, sehingga sidangnya dilakukan secara tertutup."

Jestian tampak berpikir.

"Sepupunya Nyonya Rachquel yang bernama Everlyn ini anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal dalam insiden kecelakaan saat dia masih kecil. Everlyn dirawat oleh Tuan Rudy Danuarga, tak lain ayahnya Nyonya Rachquel," jelas Anton.

"Anak tidak tahu terima kasih," gumam Jestian.

"Sebenarnya menurut rumor yang beredar, Tuan Rudy Danuarga lebih menyayangi Everlyn ketimbang putri kandungnya sendiri," kata Anton.

"Itu gila," kata Jestian. "Mau bagaimana pun Rachquel putrinya. Belum lagi, Everlyn merusak rumah tangga putrinya. Seharusnya Rudy Danuarga menghukum berat Everlyn."

Hening.

"Sepertinya Tuan Ferdian Gumantara sedikit aneh," ucap Anton.

"Kenapa?" tanya Jestian penasaran.

"Masalahnya dia berselingkuh dengan Everlyn yang jauh lebih muda darinya. Everlyn masih berusia 16 tahunan. Usianya setengah dari usia Tuan Ferdian," kata Anton.

"Ya, aku pikir dia memang aneh. Menikahi Rachquel yang baru lulus SMA. Apa Rudy Danuarga baik-baik saja?" tanya Jestian.

"Iya, Nyonya Rachquel kuliah setelah menikah dengan Tuan Ferdian," jata Anton.

Jestian mengangguk mengerti. "Jadi, si Ferdian itu menyukai gadis yg sangat muda? Sepertinya dia sakit (gila)."

"Pernikahan Tuan Ferdian dan Nyonya Rachquel bukan karena mereka saling mencintai, tapi Tuan Rudy yang menjodohkan mereka," kata Anton.

"Dijodohkan?" Jestian menatap Anton dengan tatapan tak percaya. "Tapi, kenapa?"

"Hanya itu informasi yang saya tahu," ucap Anton.

"Rachquel pasti sangat tertekan. Ini pengacaranya?" tanya Jestian saat melihat foto Yoan di layar. Ia pernah bertemu sekali dengan pria itu saat dirinya pertama kali datang ke gedung Rachquel Bouquet yang baru.

"Iya, bisa dibilang mereka teman akrab. Sepertinya Nyonya Rachquel Gumantara memiliki cukup banyak koneksi," kata Anton.

Jestian mengangguk mengerti. "Sebanyak apa pun koneksi yang dimiliki Rachquel tidak sepenuhnya bisa membuat Rachquel memenangkan persidangan. Ferdian putra dari pemilik firma hukum yang pastinya tidak akan tinggal diam. Kamu tahu sendiri seperti apa hukum di negara kita."

"Tapi, Nyonya Rachquel, kan...."

"Ya, meski pun dia putri dari keluarga Danuarga, tapi suaminya alias orang yang diagugat adalah orang yang memiliki firma hukum. Bisa jadi koneksinya jauh lebih kuat di persidangan. Kita tidak tahu, kan?" ucap Jestian.

Anton mengangguk.

"Seharusnya aku bertemu dia duluan, dengan begitu aku yang akan menikah dengannya. Tapi, sepertinya waktu itu aku masih berada di London," gumam Jestian.

Meski pun tuannya bergumam pelan, sebenarnya Anton masih bisa mendengarnya. Ia mengernyit kebingungan.

"Baiklah, terima kasih atas semua informasi ini, Anton."

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Jestian tampak terbaring di ranjangnya dengan tatapan tertuju ke langit-langit ruangan. Tampaknya Jestian tidak bisa tidur.

"Kenapa aku tidak senang, ya? Seharusnya aku senang setelah mendengar Rachquel akan bercerai. Itu artinya aku memiliki kesempatan untuk mendekatinya, tapi kenapa aku malah sedih?" gumam Jestian.

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang