Rachquel mendorong pintu. Di dalam kamar sangat gelap, tapi Rachquel melihat Ferdian yang begitu gagah mendesah di bawah Everlyn yang menari erotis di atasnya.
Rachquel menutup mulutnya karena terkejut. Air mata mengalir membasahi pipinya.
Everlyn menyadari kehadiran Rachquel, tapi ia tidak berniat menghentikan aktivitasnya. Gadis itu malah mendesah semakin kuat.
Rachquel segera pergi dari rumah Ferdian. Ia juga membawa Cherryl ke rumah lama milik Rudy. Di sana ia menangis dan memikirkan apa yang baru saja ia lihat.
Cherryl tidak mengerti, kenapa ibunya menangis. Ia berusaha menenangkan ibunya dan memeluknya dengan erat.
"Mama, jangan nangis, Mama. Ada Cherryl di sini," hibur Cherryl.
Rachquel menatap Cherryl. Ia membalas pelukan putrinya. Selama 2 minggu menghilang tanpa kabar, Rachquel membangun toko bunga di rumahnya dengan bantuan orang-orang di sekitarnya.
Namun, kesedihan Rachquel tidak berlangsung lama. Ia bisa melupakan Ferdian meski sudah beberapa tahun bersama.
Rudy sempat panik dan menelepon Rachquel yang menghilang secara tiba-tiba, tapi panggilannya tidak terhubung. Begitu pun dengan Ferdian. Ia juga panik apalagi setelah Everlyn mengatakan kalau Rachquel memergoki perselingkuhan mereka.
"Kenapa kamu tidak bilang sewaktu dia memergoki kita?" tanya Ferdian setengah membentak.
Everlyn menatap Ferdian. "Meski pun kita berhenti dan langsung mengejarnya, tetap saja dia sudah melihat kita melakukannya. Mas pikir dia akan memaafkan kita?"
"Dia istri sahku, Everlyn. Kalau dia menuntutku karena perselingkuhan, bagaimana? Aku tidak peduli meski harus bercerai, tapi aku tidak mau masuk penjara. Ayahku pasti akan marah," kata Ferdian.
Everlyn terdiam untuk sesaat. "Bukankah ayahnya Mas Ferdian memiliki Firma Hukum yang besar? Dia pasti akan melindungi Mas Ferdian."
Tamparan keras mendarat di wajah Ferdian. Yadi yang melakukannya. Ia sangat marah setelah mendengar apa yang putranya katakan.
Everlyn yang berdiri di belakang Ferdian langsung menunduk, karena takut.
"Kamu mengkhianati istri sahmu yang mau menerimamu apa adanya demi jalang itu?!" bentak Yadi.
Everlyn sedikit mendongkak menatap Yadi saat dirinya disebut jalang.
Ferdian menunduk. "Apa yang harus aku lakukan, Ayah?"
Yadi memundurkan wajahnya. "Apa lagi yang bisa kamu lakukan? Kalau Rachquel menuntutmu ke pengadilan, maka terima hukumanmu."
Ferdian menatap ayahnya. "Ayah tidak akan membelaku? Aku putra tunggal Ayah."
Yadi mendecih. "Kenapa aku harus membela orang yang salah. Aku kasihan pada Rachquel. Seharusnya aku membelanya."
"Ayah! Kalau aku dipenjara, maka nama baik keluarga Gumantara akan tercoreng!" ancam Ferdian.
Yadi mengangguk. "Kamu sendiri yang mencoreng nama baikmu sebagai seorang guru. Sebelum nama besar Gumantara tercoreng, aku akan membuangmu dari daftar keluarga Gumantara."
Ferdian mengepalkan tangannya. "Baik, aku akan melangatasinya sendiri."
☔ End Flashback ☔
Rachquel menghela napas berat. Malam ini ia tidur di kamar Cherryl. Wanita itu memeluk putrinya dengan erat.
Keesokan harinya di Kantor Mahali Queens.
Jestian sedang berada di ruang kerjanya. Ia tampak begitu khawatir memikirkan Rachquel dan Radif yang sedang berada di persidangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
RomanceBLURB ~ Bahkan orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. ~ _Ucu Irna Marhamah_ Malam itu Jestian pulang dari kantor. Ia menyetir mobilnya saat hujan deras. Pria itu hampir m...