Jestian menarik bagian depan baju Radif. "Kenapa kamu tidak bilang dari awal?!"
Radif mendorong dada Jestian. "Aku harus menghargai privasi klienku, Jess. Aku tidak boleh mengatakan apa-apa tentang hal tersebut pada siapa-siapa sekali pun itu dirimu."
"Tapi...." Jestian tidak melanjutkan kata-katanya. Ia mendengus kesal.
"Lagi pula aku tidak pernah berpikir kamu akan melakukan hal itu padanya," gerutu Radif.
Jestian menghempaskan bokongnya ke sofa.
"Selamat, kamu sudah membuat Rachquel semakin menderita."
"Jangan mengompori dan membuatku semakin kesal padamu," geritu Jestian.
Radif tampak berpikir. "Ini akan berbahaya kalau ketahuan. Rachquel masih berstatus istri orang. Ini akan menjadi kasus perselingkuhan. Ferdian bisa menuntut balik kita. Nama kamu akan terseret, selain itu Rachquel yang paling menderita nantinya."
Jestian tidak merespon.
"Yoan tidak bisa mengurusnya sendirian. Aku harus bicara dengannya," ucap Radif. Ia melirik Jestian. "By the way, apa kamu mengeluarkannya di dalam?"
Jestian mendelik ke arah Radif. "Memangnya kenapa? Apakah harus aku jawab?"
"Akan lebih berbahaya kalau sampai Rachquel mengandung."
"Aku sudah bersiap untuk itu," kata Jestian.
"Apa yang kamu persiapkan?"
Malam telah tiba.
Yoan sedang berada di mansion Rachquel. Ia membereskan dokumen di meja lalu menatap Rachquel.
"Aku senang kamu baik-baik saja," kata Yoan.
Rachquel tersenyum dipaksakan.
"Besok aku akan menjemputmu," kata Yoan.
Rachquel mengangguk. "Bagaimana hubungan kamu dengan Davina?"
Yoan tersenyum dengan pipi memerah. "Kami baru saja mengadakan acara makan malam keluarga di sebuah restoran."
Rachquel tersenyum. "Baguslah."
"Bagaimana dengan hubungan kamu dan Jestian?"
Senyuman Rachquel memudar. "Dia mengecewakanku."
Yoan tampak berpikir. "Sayang sekali, padahal kalian sangat cocok."
Setelah berbicara dengan Rachquel, Yoan berpamitan.
"Hati-hati jangan menelepon di jalan," kata Rachquel.
Yoan tersenyum. "Iya."
Di tengah perjalanan, ponselnya berdering. Yoan melihat ke sekitar lalu menepikan mobilnya. Pria itu melihat layar ponselnya. Tertera nama Pengacara Radif di layar. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Yoan?"
"Iya? Ada apa?"
"Ada masalah serius."
"Masalah apa, Dif?"
"..."
"Apa?!" Yoan tampak terkejut.
"Apa Rachquel tidak menceritakannya padamu?" tanya Radif dari seberang sana.
"Tidak."
"Benar juga, dia mungkin merasa tidak nyaman kalau harus menceritakannya padamu, karena dia perempuan."
Yoan tampak berpikir. "Sidang perceraiannya besok."
"Hanya untuk berjaga-jaga, aku dan Jestian sudah mempersiapkan segalanya. Aku juga akan membantumu. Kita tidak tahu seberapa kuat Ferdian. Dia punya Firma Hukum dan orang-orang kepercayaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
RomanceBLURB ~ Bahkan orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. ~ _Ucu Irna Marhamah_ Malam itu Jestian pulang dari kantor. Ia menyetir mobilnya saat hujan deras. Pria itu hampir m...