Hari pernikahan pun tiba.
Keluarga besar Mahali datang ke mansion Rudy Danuarga bersama mempelai pria.
Jestian terlihat sangat tampan dengan setelan jas putih dan style rambut yang klasik. Dia terlihat berbeda, namun tampan.
Cherryl terlihat imut berjalan sambil membawa buket bunga diikuti bridesmaid dewasa di belakangnya. Para tamu tampak gemas melihatnya. Bahkan beberapa dari mereka memotret dan merekamnya.
Semua pandangan teralihkan pada mempelai wanita. Rachquel terlihat sangat cantik. Rambutnya disanggul rendah. Ada mahkota kecil di atas veil yang ia pakai. Rachquel menggandeng tangan Robert yang menjadi walinya.
Meisalia dan Aryatama tersenyum bahagia untuk Rachquel. Wenny dan Admar juga hadir. Mereka turut bahagia. Yadi menghela napas panjang sembari tersenyum bijak.
Davina memeluk lengan Yoan. "Rachquel sangat cantik."
Wisnu dan Nadhira terlihat paling bahagia, karena putra tunggal mereka akhirnya menemukan tambatan hati.
Radif juga hadir di antara keluarga Mahali lainnya.
Agatha melambaikan tangan pada Rachquel yang tersenyum padanya. Erga yang duduk di samping istrinya tersenyum kecil. Ia mengusap punggung Agatha. Amelia dan Svender duduk bersebelahan dengan pasangan suami istri itu.
Tamu istimewa lainnya adalah Zoella dan Ryuuga beserta anak mereka, ada juga Arvenu dan Qiara. Mereka semua memiliki hubungan yang baik, terutama orang tua mereka yang memiliki hubungan kerja sama dan hubungan kekerabatan.
Tidak hanya tamu undangan pilihan yang hadir, tapi Everlyn dan Ferdian juga hadir. Ya, karena kartu undangannya tersisa. Jadi, mau tidak mau akhirnya kedua orang itu diundang.
Ferdian menatap Rachquel yang begitu cantik seperti seorang ratu di hari pernikahannya. Dulu ia juga pernah melihat wanita itu mengenakan gaun indah saat menikah dengannya. Namun, hari ini Rachquel jauh lebih cantik dan berseri.
Everlyn melihat tatapan Ferdian yang begitu dalam tertuju pada Rachquel. Gadis itu tidak mengatakan apa pun. Ia kembali melihat ke depan.
Setelah janji suci terucap, Jestian mendekatkan wajahnya. Rachquel menatap pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu yang juga menatapnya penuh kasih.
Kecupan hangat mendarat di kedua pipi Rachquel dan terakhir di keningnya. Wanita itu mengira Jestian akan mencium bibirnya.
Para tamu undangan yang hadir mengucapkan selamat pada Jestian dan Rachquel. Mereka ikut bahagia untuk pasangan pengantin baru itu. Jestian melihat Ferdian dan Everlyn yang langsung pergi tanpa mengucapkan selamat untuk pernikahan mantan istrinya dan suami baru mantan istrinya itu.
"Kamu yang mengundang mereka?" tanya Jestian.
Rachquel mengangguk. "Ada enam sisa kartu undangan."
Setelah acara selesai, Jestian dan Rachquel berganti pakaian. Mereka akan pergi dan tinggal di rumah Jestian. Cherryl juga ikut. Mereka bertiga duduk di kursi belakang.
"Jangan menyetir dengan kecepatan tinggi. Kita santai saja," kata Jestian pada sopir.
"Baik, Tuan."
Cherryl melihat ke luar jendela. Rintik hujan turun meninggalkan titik-titik air di jendela mobil.
"Apa gaunnya terasa ketat tadi?" tanya Jestian.
Rachquel menoleh pada suaminya lalu menggeleng. "Tidak juga, gaunnya terasa agak pas tadi. Sebelumnya gaun itu terasa sedikit lebih longgar."
"Tidak sakit?" tanya Jestian memastikan.
Lagi-lagi Rachquel menggeleng.
Sesampainya di rumah, Jestian mempersilakan Cherryl memilih kamar. Gadis kecil itu tampak ragu. Ia mendongkak menatap ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
RomanceBLURB ~ Bahkan orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. ~ _Ucu Irna Marhamah_ Malam itu Jestian pulang dari kantor. Ia menyetir mobilnya saat hujan deras. Pria itu hampir m...