Part 32

133 10 0
                                    

"Saya sangat membutuhkan uang, sehingga saya terpaksa melakukan apa yang diperintahkan Tuan Ferdian agar saya mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit anak saya," kata sopir truk.

Ferdian tampak menahan marah.

"Yang Mulia, mereka tidak memiliki bukti apa pun," ucap Galih.

"Tentu saja ada," sanggah Radif. "Kami memiliki bukti transfer dan bukti percakapan antara Tuan Ferdian dengan Pak sopir."

Radif menyalakan alat perekam suara.

"Kamu bisa melakukannya?"

"Tapi, Tuan Ferdian, saya takut masuk penjara. Nanti anak saya bagaimana?"

"Berapa pun yang kamu mau, kamu akan mendapatkannya. Biaya perawatan anak kamu akan aku tanggung. Kamu tidak akan masuk penjara. Aku akan membantumu."

Radif tersenyum penuh kemenangan.

Ferdian mengepalkan tangannya. Ia menatap tajam pada Galih. "Kenapa diam saja! Katakan sesuatu! Aku membayarmu untuk bicara!"

Galih gelagapan.

Meisalia kembali memberikan kesaksian. "Selain itu, saya menemukan fakta lain. Everlyn, selingkuhan Ferdian pernah melakukan aborsi tiga kali di rumah sakit yang berbeda. Beberapa hari yang lalu dokter dan perwat yang terlibat sedang dalam pemeriksaan atas kasus praktik aborsi di ketiga rumah sakit itu."

Ferdian menatap Rachquel. "Jadi, begini yang kamu mau, Rachquel?"

Rachquel juga menatap Ferdian. "Bukankah kamu yang memulai?"

Ferdian tersenyum sinis. "Kalau begitu, aku akan mengambil Cherryl darimu."

"Kamu tidak bisa," kata Rachquel cepat.

"Harap tenang!" Hakim mengetuk palu lagi.

Ferdian memberikan kode pada Galih.

Galih menganggukkan kepalanya. "Nyonya Rachquel masih tinggal bersama Cherryl di mansion-nya. Wanita itu memanipulasi Cherryl agar tetap tinggal bersamanya. Kakek dan neneknya yang menjemput Cherryl tidak bisa lagi membuat anak itu nyaman bersama mereka...."

"Itu tidak benar!" potong Yoan. "Meski pun Rachquel bukan ibu kandung Cherryl, dia tetap merawat Cherryl sejak Cherryl masih kecil seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan dia lebih baik ketimbang ayah kandungnya yang selalu berbuat kasar pada putrinya sendiri, itulah sebabnya Cherryl merasa nyaman tinggal bersama Rachquel."

Galih tidak mau kalah. "Karena ibu kandungnya Cherryl sudah meninggal dunia, hak asuh Cherryl sudah pasti jatuh ke tangan ayahnya."

Radif terlihat kesal. "Jatuh ke tangan ayahnya? Meski ayahnya telah berbuat salah, bahkan melukai Cherryl?"

"Semuanya, harap tenang!" Hakim menengahi.

Sidang ditutup dengan hasil akhir Ferdian dihukum sesuai ketentuan yang berlaku, sementara hak asuh Cherryl tetap jatuh pada pihak keluarga Ferdian, ya karena Cherryl memang anak kandung Ferdian, artinya Yadi yang akan merawat Cherryl. Lalu Jestian akan diperiksa atas tindakan pemerkosaan yang ia lakukan terhadap Rachquel.

Everlyn juga masuk penjara khusus lagi, karena aborsi yang ia lakukan bersama Ferdian. Ia tidak akan bisa keluar lagi kali ini sampai jangka waktu yang ditentukan.

Rachquel menghela napas berat. Mau tidak mau ia harus merelakan Cherryl. Namun, Yadi berbaik hati. Ia membiarkan Cherryl mengunjungi Rachquel setiap hari. Rachquel merasa senang. Ia berterima kasih pada mantan mertuanya itu.

"Mama, kenapa sekarang aku tinggal di rumah Opah Yadi?" tanya Cherryl.

Rachquel mengusap rambut Cherryl. "Karena Opah Yadi merindukan Cherryl. Opah Yadi mau Cherryl menemaninya."

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang