"Anda cantik sekali, Nona." Para karyawan ATS tampak terkagum-kagum.
"Apa ini benar-benar cocok untukku?" tanya Rachquel.
"Itu sangat bagus," ucap Jestian antusias.
"Wah." Cherryl terpukau.
"Nona memiliki tubuh yang tinggi dan pinggang yang menyerupai jam pasir. Tapi, roknya sedikit tinggi, kami akan segera memperbaikinya dengan tambahan brukat dari bagian pinggang ke kaki."
"Apa aku bisa meminta tambahan brukat di bagian belakang untuk ekornya?" tanya Rachquel.
"Tentu saja, Nona. Oh, ya... ada berbagai macam veil yang bisa dipasangkan dengan gaun ini."
"Aku rasa aku tidak memerlukan veil," kata Rachquel.
"Sebaiknya gunakan saja veil yang agak panjang," kata Jestian.
"Begitukah?" Rachquel melihat punggungnya yang terbuka lewat pantulan cermin.
"Itu bagus, tapi lebih baik tersamarkan veil," celetuk Jestian. Yang ia maksud adalah belahan punggung Rachquel yang terbuka. Pria itu ingin veil menutupi bagian tersebut.
Para karyawan tersenyum kecil mendengar ucapan Jestian yang sangat possessive itu.
"Baiklah, kalau begitu, aku mau melihat pilihan veil-nya," kata Rachquel.
Rachquel menemukan veil yang menurutnya bagus. "Aku suka yang ini."
"Nona memilih veil yang ini?"
Rachquel mengangguk.
Setelah selesai fitting baju, Jestian mengantar Rachquel dan Cherryl pulang. Pria itu menoleh sesaat ke belakang melihat Cherryl yang ketiduran sambil memeluk kantong kertas berisi gaunnya.
"Sepertinya Cherryl kelelahan," kata Jestian sambil kembali memusatkan perhatiannya ke jalanan.
Rachquel menoleh. "Cherryl terlihat sangat senang."
Jestian tersenyum. "Aku rasa Cherryl yang paling senang dengan pernikahan kita."
Rachquel menatap Jestian. "Aku juga senang, kok."
Jestian menoleh sebentar pada Rachquel. "Apa gaunnya tidak terlalu ketat?"
Rachquel menggeleng.
"Aku takut kamu dan bayi kita terluka kalau gaunnya terlalu ketat," ucap Jestian.
Rachquel tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
Sesampainya di mansion, Jestian menggendong Cherryl dan menidurkannya di kamar. Setelah itu, Rachquel mengantar Jestian sampai ke depan pintu.
"Sampai hari pernikahan, kita tidak boleh bertemu. Aku rasa aku akan terus mengkhawatirkan kamu. Jaga diri baik-baik, ya." Jestian mengusap rambut Rachquel dengan lembut.
Rachquel merasa agak canggung setiap Jestian melakukan kontak fisik padanya.
"Iya, hati-hati di jalan."
Baru dua hari pinggitan, Jestian mengirimkan pesan chat. Ia selalu menanyakan keadaan Rachquel.
☔ End Flashback ☔
Mansion Mahali
Jestian sedang tiduran di tempat tidur. Pria itu menatap langit-langit kamar. "Apa janinnya bertumbuh cepat? Bagaimana kalau perutnya membesar dan gaunnya menjadi kekecilan menekan perutnya? Apa Rachquel akan baik-baik saja?"
Terdengar suara pintu diketuk. "Jess, kamu sudah tidur, Nak?"
Jestian menoleh ke pintu. Ia bangkit untuk duduk. "Nggak dikunci, kok, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
RomanceBLURB ~ Bahkan orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. ~ _Ucu Irna Marhamah_ Malam itu Jestian pulang dari kantor. Ia menyetir mobilnya saat hujan deras. Pria itu hampir m...