Mahali Queens.
Jestian tampak duduk bersandar ke kursinya. Ia tersenyum sambil menatap langit-langit ruangan. Pria itu kembali mengingat momen semalam di rumah Rachquel.
☔ Flashback ☔
Rachquel dan Jestian tampak sibuk mendekorasi pagar tangga. Mereka juga mendekorasi pintu dapur dan meja. Setelah itu, keduanya duduk bersebelahan di kursi.
Jestian melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 12 malam. Ia melihat Rachquel ketiduran dengan kepala terlelap tidur ke tangannya yang terlipat di atas meja.
Wanita itu sangat cantik membuat Jestian terpukau. Pria itu menggelengkan kepalanya.
Jestian, kendalikan dirimu. Apa yang kamu pikirkan?! Jestian merutuki dirinya sendiri.
Namun, Jestian kembali menatap Rachquel. Perlahan tangannya bergerak menyentuh rambut wanita itu.
Rambutnya sangat lembut dan wangi, ucap Jestian dalam hati.
Dia sangat cantik saat tertidur.
☔ End Flashback ☔
Jestian tidak berhenti tersenyum. "Bisakah dia menjadi milikku?"
Sementara itu, Davina dan Nadhira mendatangi Rachquel Bouquet. Mereka berbisik-bisik di depan pintu masuk.
"Yang mana? Yang mana?" tanya Nadhira sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Yang itu, Tante." Davina menujuk Rachquel yang berjalan gontai bersama putrinya.
"Dia?" tanya Nadhira.
Davina mengangguk.
Purinda yang sedari tadi berdiri di belakangan mereka berdua tampak kebingungan melihat Davina dan Nadhira yang menghalangi jalan.
"Permisi?"
Davina dan Nadhira terlonjak kaget.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Purinda sambil tersenyum ramah.
"Kami ingin menemui janda itu," kata Davina sambil menunjuk Rachquel yang menaiki tangga.
Purinda mengerutkan dahinya. "Janda? Kalian pasti salah orang, Nyonya Rachquel memiliki suami."
Nadhira berbisik pada Davina. "Apa kamu nggak salah orang?"
"Iya, dia orangnya," jawab Davina.
Purinda melihat pada Nadhira dan Davina bergantian.
"Kami ingin menemui perempuan tadi," kata Nadhira.
"Maaf, kalian belum membuat janji. Saya tidak bisa menerima tamu sembarangan," kata Purinda.
Nadhira mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Tak lain senjata rahasia yang ia keluarkan, kartu ajaib.
Saat ini Rachquel duduk berhadapan dengan Davina dan Nadhira. Kedua wanita itu tak henti-hentinya melihat ke sekeliling. Mereka tampaknya kagum dengan interior ruangan tersebut.
Rachquel tidak menegur mereka. Ia menunggu tamunya bicara duluan.
Nadhira menoleh pada Rachquel yang sedang memerhatikan mereka berdua. Wanita paruh baya itu berdehem. "Apa kamu pacarnya Jestian?"
Rachquel menggelengkan kepalanya.
"I'm Jestian's Mom," kata Nadhira.
"Oh? Tante." Rachquel tersenyum sambil menyalami tangan Nadhira.
"Tante?" Tampaknya Nadhira tersinggung. Davina juga tampaknya terkejut.
"Oh? Maaf, Nyonya." Rachquel merasa tidak enak. Ia merutuki ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE
RomanceBLURB ~ Bahkan orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. ~ _Ucu Irna Marhamah_ Malam itu Jestian pulang dari kantor. Ia menyetir mobilnya saat hujan deras. Pria itu hampir m...