Part 13

139 7 0
                                    

Everlyn memiliki ketertarikan terhadap pria yang jauh lebih dewasa darinya. Ia menyukai guru tampan di SMA Parameswara, sekolahnya. Tak lain pria itu adalah Ferdian Gumantara, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Namun, suatu hari Rudy dan Yadi Gumantara _ayahnya Ferdian, pemilik Firma Hukum Gumantara_ mengadakan acara makan malam di sebuah restoran mahal. Mereka membawa anak masing-masing. Di sanalah Rachquel dan Ferdian bertemu.

Yadi dan Rudy memperkenalkan anak mereka agar akrab satu sama lain. Di pertemuan pertama, Ferdian tertarik pada Rachquel yang tentu saja cantik dan memiliki kepribadian yang baik. Sementara Rachquel sendiri tidak memiliki perasaan apa pun pada Ferdian.

"Bagaimana kuliahmu?" tanya Yadi pada Rachquel.

"Saya masih kuliah di luar kota. Beberapa minggu ke depan saya liburan di Jakarta," jawab Rachquel.

Yadi mengangguk mengerti. "Kalau kamu mau, Om akan membantu kamu pindah ke Universitas Hardiswara atau universitas lainnya di Kota Jakarta supaya kamu nggak pusing bolak-balik ke luar kota."

Rachquel melirik ayahnya berharap pria paruh baya itu yang memberikan jawaban untuk Yadi.

Rudy hanya tersenyum menanggapi ucapan Yadi.

Ferdian sering datang ke mansion Danuarga untuk menemui Rachquel. Everlyn yang tahu niat Rudy akan menjodohkan Rachquel dan Ferdian tampak kesal.

"Aku yang pertama kali mencintai Pak Ferdian, tapi kenapa malah Kak Rachquel yang mendapatkannya?" Everlyn sangat cemas. Ia tidak ingin Ferdian dan Rachquel menikah. Ia tidak bisa membayangkan kalau itu semua benar-benar terjadi.

Saat Ferdian datang ke mansion Danuarga, kadang Rachquel tidak ada, karena sedang kuliah di luar kota. Namun, ada Everlyn yang menyambutnya.

"Pak Ferdian," sapa Everlyn dengan senyuman manis. Ia memakai pakaian yang cukup terbuka. rok pendek 15 sentimeter di atas lutut dan kaos putih berbelahan dada rendah menunjukkan tonjolan payudaranya.

"Oh, Everlyn? Kamu adiknya Rachquel?" tanya Ferdian yang terkejut melihat keberadaan Everlyn.

Everlyn menggeleng. "Aku sepupunya."

Namun, tampaknya Ferdian tidak menunjukkan ketertarikan pada Everlyn. Itu membuat Everlyn kecewa. Padahal nyatanya Ferdian gugup saat berada di dekat Everlyn yang memakai pakaian kekurangan bahan.

Hingga di suatu hari, Rudy dan Yadi sepakat untuk mengikatkan tali perjodohan Rachquel dan Ferdian dalam sebuah janji suci pernikahan.

"Bagaimana dengan kuliahnya?" tanya Yadi.

"Dia bisa kuliah meski sudah menikah," ucap Rudy.

Everlyn sangat patah hati. Ia menangis berhari-hari, karena pria yang ia cintai akan menikahi sepupunya.

Bukan hanya Everlyn, Rachquel juga menangis. Ia tidak mau menikah dengan pria yang bahkan tidak ia kenal.

"Kenapa Papa memutuskan tanpa memberitahuku terlebih dahulu!" teriak Rachquel disela tangisannya.

"Ini keputusan Papa, kamu tidak berhak mempertanyakan keputusan Papa."

Hari itu, hujan deras mengguyur kota Jakarta. Ferdian sedang berada di ruang guru sendirian. Ia sedang memeriksa lembar jawaban murid-muridnya. Pria itu tersebut dan menuliskan A+ saat memegang lembar jawaban milik Everlyn.

Terdengar suara pintu diketuk. Ferdian menoleh melihat Everlyn berdiri di ambang pintu yang terbuka lebar. Gadis itu tampak basah kuyup mungkin karena hujan-hujanan.

"Everlyn, kenapa kamu basah kuyup begitu?" tanya Ferdian.

Everlyn menatap Ferdian dengan sayu. Ia berjalan pelan menghampiri gurunya itu. Saat gadis itu berdiri di dekatnya, Ferdian melihat jelas lekuk tubuh Everlyn yang tercetak karena pakaiannya yang basah. Pria itu segera menggeleng dan mengalihkan pandangannya.

Everlyn menangkup wajah Ferdian agar kembali menatap padanya. "Jangan berpaling dariku, Mas Ferdian."

Ferdian mengernyit mendengar muridanya memanggilnya dengan sebutan 'Mas'.

"Everlyn...."

"Aku cinta sama kamu, Mas," kata Everlyn.

"Everlyn, kamu...."

Tiba-tiba Everlyn membungkam mulut Ferdian. Gadis itu duduk dipangkuan pria itu. Ferdian membalas ciuman Everlyn.

Hujan turun semakin deras, tapi suhu di ruang guru terasa begitu panas.

Everlyn menarik kerah kemeja Ferdian hingga kancingnya copot dan terbuka menunjukkan dada bidangnya.

Ferdian bangkit dan mendorong Everlyn ke meja. Ia menyingkirkan semua buku di meja hingga berjatuhan ke lantai. Ferdian mencumbu Everlyn.

"Setubuhi aku, Mas, sebelum kamu menjadi milik Kak Rachquel."

Ferdian menelanjangi Everlyn. Dan mereka pun melakukannya.

Jam menunjukkan pukul 11 malam.

Ferdian tampak menyetir. Ia melihat Everlyn yang melamun di sampingnya. "Masih sakit?"

Everlyn menggeleng. Ia melelapkan kepalanya ke bahu Ferdian.

Janji suci terucap di depan hadirin. Kini Rachquel dan Ferdian resmi menjadi suami istri. Ferdian mengecup kening Rachquel.

Everlyn mengepalkan tangannya.

Di malam pertama, Rachquel bersembunyi di kamar mandi. Ia takut pada Ferdian. Sementara Ferdian yang hanya mengenakan boxer, alas bertelanjang dada berdiri di depan pintu kamar mandi sambil berkacak pinggang.

"Aku tidak akan kasar, buka pintunya," kata Ferdian sambil mengetuk pintu.

"Maafkan aku, Mas Ferdian. Aku belum siap," kata Rachquel dari dalam kamar mandi.

Ferdian menyibakkan rambutnya ke belakang sambil mendengus kesal. Ia berlalu kemudian kembali dengan kunci cadangan. Ia membuka pintu kamar mandi.

Mendengar suara pintu yang akan dibuka, Rachquel panik. "Mas Ferdian, jangan buka pintunya!"

Ferdian tidak peduli. Ia tetap membuka pintu dan melihat Rachquel berjongkok di atas closet duduk. "Kamu ngapain?"

Rachquel menggeleng.

Ferdian tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya. "Mas nggak bakalan nyakitin kamu, kok."

Rachquel menatap tangan Ferdian.

Hari berlalu begitu cepat. Tampaknya Rachquel sudah terbiasa dengan status barunya sebagai Nyonya Gumantara. Ia juga mulai akrab dan dekat dengan Ferdian.

Meski sambil berkuliah, Rachquel tidak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang istri. Ia sangat menghormati Ferdian sebagai suaminya. Lama-lama Rachquel mulai mencintai Ferdian. Tanpa dia ketahui kalau sebenarnya Ferdian berselingkuh dengan Everlyn, bahkan sebelum mereka menikah.

Sebelum pergi ke kantor, Ferdian mengecup kening Rachquel. "Aku berangkat, ya."

Rachquel mengangguk seraya tersenyum. "Hati-hati di jalan. Jangan galak-galak sama muridnya."

Setelah lulus kuliah, Rachquel langsung bekerja di perusahaan ayahnya. Meski menjadi pengusaha bukan keinginannya, tapi Rachquel mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Rudy sangat bangga pada putrinya.

Karena bekerja di kantor ayahnya, Rachquel sering pulang malam. Ia jarang berinteraksi dengan suaminya.

Bahkan sikap Ferdian mulai dingin. Tapi, Rachquel tidak mempermasalahkannya. Ia berpikir kalau suaminya sedang memiliki masalah di sekolah.

Hingga suatu hari, terkuaklah apa yang selama ini disembunyikan oleh Ferdian.

Hari itu, Rachquel pulang lebih awal. Ia membawa kue ulang tahun untuk suaminya. Di atas kue itu ada lilin membentuk huruf 31. Rachquel tidak menyalakan lilinnya, karena cuaca dingin dan berangin. Bisa-bisa lilinnya mati karena tertiup angin.

Dengan langkah gontai, Rachquel menaiki tangga menuju ke kamar mereka. Ia kini sudah berada di depan pintu kamarnya. Rachquel akan mengetuk pintu, tapi ia mendengar suara desahan sepasang kekasih yang sedang beradu kenikmatan dari dalam kamar. Sesaat Rachquel membeku. Ia memikirkan berbagai kemungkinan dalam benaknya.

Perlahan Rachquel membuka pintu kamar.

☔☔☔

13.04 | 01 Oktober 2021
By Ucu Irna Marhamah

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang