Part 45

133 7 0
                                    

"Apakah itu artinya pembuahan?"

Jestian dan Rachquel memundurkan wajah mendengar pertanyaan Cherryl.

"Itu...." Jestian kebingungan harus mengatakan apa.

"Bu guru kelas 6 bilang, kalau pertemuan antara sel sperma dan sel telur akan terjadi pembuahan," kata Cherryl.

Rachquel dan Jestian saling pandang.

"Begitukah? Sepertinya Papa melewatkan pelajaran itu saat sekolah." Jestian tertawa kaku.

"Tapi, aku tidak mengerti maksudnya," gumam Cherryl.

"Tidak perlu memahaminya sekarang, Cherryl. Kamu akan mengerti setelah dewasa nanti," kata Rachquel.

"Kapan adik akan lahir? Cherryl mau melihat adik!" Cherryl terlihat senang.

"Oh? Beberapa bulan lagi adik kamu akan lahir," ucap Jestian.

"Apakah dia perempuan atau laki-laki?" tanya Cherryl yang cerewet.

"Kami belum tahu," kata Jestian lagi.

Cherryl mengernyit. "Kenapa Papa dan Mama tidak tahu? Seharusnya orang tua tahu anaknya perempuan atau laki-laki, kan?"

"Karena adik kamu masih di dalam perut, jadi kami tidak bisa melihat jenis kelaminnya," kata Rachquel.

Jawaban ibunya yang cerdas bisa membuat Cherryl mengerti.

"Apa Cherryl senang memiliki adik?" tanya Jestian pelan.

Cherryl mengangguk-anggukkan kepalanya semangat. "Iya, Cherryl senang. Akhirnya Cherryl punya adik dan teman bermain. Cherryl boleh menggendong adik, kan?"

"Tentu saja," kata Rachquel sambil mengusap rambut putrinya.

Cherryl mengusap perut Rachquel. "Adik, apa adik mendengar suara Kakak Cherryl?"

"Adik mendengar suara Kakak Cherryl," kata Rachquel.

"Nanti kalau adik sudah lahir, main sama Kakak Cherryl, yaaaa," kata Cherryl.

Rachquel tersenyum.

Cherryl mendongkak menatap ibunya. "Apa adik menjawab?"

"Adik belum bisa bicara, karena dia masih bayi, tapi dia mendengar suara kakaknya," jawab Rachquel.

"Oohh." Cherryl mengangguk mengerti. "Mulai sekarang jangan panggil Cherryl, tapi panggil Kakak Cherryl, ya."

Jestian tersenyum kecil. "Iya, Sayang. Kakak Cherryl sudah besar rupanya."

Gedis kecil itu tertawa. Jestian dan Rachquel memeluknya.

Keesokan harinya, Nadhira datang ke rumah Jestian sambil membawa salad buah untuk menantu kesayangannya.

"Kenapa Mama repot-repot? Mas Jestian punya banyak persediaan salad buah di dalam kulkas," kata Rachquel.

"Ini salad buah yang berbeda. Stroberinya dipetik langsung dari Korea," kata Nadhira.

Rachquel tersenyum. "Kalau begitu, terima kasih."

Nadhira mengangguk sambil tersenyum lebar.

Terdengar suara mobil berhenti di pelataran rumah. Nadhira dan Rachquel menoleh ke pintu. Mereka melihat Cherryl yang datang dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Tak lama kemudian, Jestian juga masuk. Pria itu menenteng jas biru gelapnya.

"Oh? Cucu Omma sudah pulang?" Nadhira merentangkan kedua tangannya.

Cherryl berlari memeluk neneknya.

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang