Part 23

140 5 0
                                    

"Mungkin laki-laki itu sedang mabuk," kata Rachquel.

"Itu sangat berbahaya, lain kali awasi Cherryl. Apalagi kalau malam, lebih baik kamu menyuruhnya tidur lebih awal," ucap Meisalia.

Rachquel mengangguk.

"Bagaimana urusanmu dengan Ferdian? Apa sudah selesai?" tanya Meisalia.

Rachquel menggeleng. "Aku dan pengacaraku masih mengurus semuanya."

"Kenapa memakai pengacara lain? Danuarga punya banyak pengacara yang handal," ucap Meisalia.

"Aku yakin pengacaraku akan memenangkan persidangan," ucap Rachquel.

"Bagaimana dengan Cherryl?" tanya Meisalia nyaris berbisik.

"Aku akan memenangkan hak asuh Cherryl," ucap Rachquel penuh keyakinan.

"Tapi, apa kamu yakin? Aku rasa kecil kemungkinannya," ucap Meisalia yang terlihat ragu.

"Aku akan mendapatkan Cherryl bagaimana pun caranya. Dia putriku," kata Rachquel penuh keyakinan.

Meisalia menghela napas berat. "Itu tidak mungkin, Rachquel. Kamu ibu tirinya. Bagaimana pun caranya, hak asuh Cherryl pasti akan jatuh pada Ferdian."

☔☔☔

Rachquel mengangguk. "Baik, kamu sudah menunjukkan kalau kamu memang bersalah atas insiden itu. Satu lagi, Ferdian. Setelah kita resmi bercerai, aku akan mengambil hak asuh atas Cherryl. Aku tidak peduli dengan yang lainnya, hanya Cherryl yang aku mau."

Ferdian yang masih berdiri di balik pintu mendengar apa yang dikatakan Rachquel. Ia mendengus kesal.

"Dia mau mengambil anakku, ya sudah ambil saja," gerutu Ferdian.

☔☔☔

Yoan dan Rachquel berbicara di ruang tamu, sementara Jestian menunggu di ruangan yang lain.

"Bukannya aku berburuk sangka, tapi melihat ibunya Jestian yang antusias, aku sedikit khawatir. Kamu benar-benar tidak punya hubungan apa pun dengannya, kan?" tanya Yoan.

Rachquel menggeleng. "Kamu salah paham. Tadi ibunya Jestian tiba-tiba datang menemuiku. Aku juga kaget, karena untuk pertama kalinya aku bertemu dengan ibunya."

"Kalau begitu, kita lebih baik mempercepat sidang perceraianmu. Agar kamu bisa bebas menjalin hubungan dengan Jestian. Aku hanya mengkhawatirkanmu," kata Yoan.

"Lalu bagaimana dengan Cherryl? Kamu tahu sendiri 'kan kalau aku tidak mungkin bisa mendapatkan hak asuh Cherryl. Bukan hanya tidak mungkin, tapi sangat mustahil."

Yoan terdiam.

"Kalau aku bercerai dengan Ferdian, Cherryl pasti diambil oleh Ferdian. Aku tidak bisa bersama putriku lagi. Karena aku dan Ferdian masih berstatus suami istri, aku bisa bersama Cherryl," kata Rachquel.

Hening.

"Tapi, bukankah Ferdian di penjara? Artinya masih aku bisa bersama Cherryl walau aku dan Ferdian bercerai, bukan? Kita bisa menuntut itu, kan? Karena ayah kandungnya berperilaku buruk dan masuk penjara, aku bisa membawa Cherryl." Rachquel menatap Yoan penuh harap.

Yoan menggeleng. "Tidak bisa, Rachquel. Kalau ayah kandung dari anak itu masuk penjara, masih ada pihak keluarga ibu kandungnya."

Rachquel menghela napas berat. "Benar juga."

☔☔☔

Terdengar suara bel berbunyi. Rachquel menerka-nerka siapa yang datang. Beberapa saat kemudian, bel kembali berbunyi. Wanita itu pun menuruni tangga dan membuka pintu. Terlihat sepasang suami istri paruh baya berdiri di depan pintu. Ada dua orang wanita berseragam perawat di belakang kedua paruh baya itu.

PLUVIOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang