16.

29 9 15
                                    


********

Ceklek

"Uhuk uhuk."

Debu keluar Memghampiri Irene saat pintu mulai terbuka. Tangan gadis itu lalu diayunkan mwncegah debu masuk.

Bisa terlihat jelas, ruangan dengan kain putih yang menutupi semua barang, dan debu yang begitu tebal. Apa lagi terlihat jelas sarang laba laba pada dinding.

"Apa ini gudang?" Wajar jika gadis ini tidak tau ruangan apakah ini.

Pasalnya, dilantai 2 hanya terdapat 4 kamar. Kamarnya, kamar ayahnya, kamar tamu, dan kamar pelayanan. Lantas ruangan apakah yang ada tepat disebelah kamarnya?

Langkah demi langkah gadis itu maduk kedalam ruangan yang dianggapnya gudang itu.

Ekor mata hitam pekat Irene tak henti hebtinya menatap sekitar. "Tidak ada pintu lagi. Jadi, ini ruangan yang hanya bisa masuk dari belakang?" Tanya Irene menebak nebak ruangan yang ia masuki ini.

Pikiranya tertuju pada salah satu nakas disamping tempat tidur yang terlihat akan anjlok sekali ditiduri.

Krek

Mungkin karena sudah lama tak dipakai. Jadi saat laci ditarik, busaterdengar jelas bunyi tolkan antara ruangan laci dan dinding kaki laci.

"Foto? Foto siapa?" Yang ua temukan hanya beberapa lembar foto yang dilapisi debu.

"Oh yaudah." Kakinya kembali melangkah dengan lembaran foto yang ia masukan kedalam sakunya.

Ada meja bundar ditengah ruangan."tiket? Kartu? Ini apa?" Dia menemukan sebuah kartu promo dengan nama Cafe yang tengah naik down saat ini.

"Cafe twilight." Ucap Irene.

Krek

Mendengar suara gemuru benda yang jatuh, Irene mengalihkan pandanganya. Dan benar, sebuah benda kecil yang dilapisi kain putih terjatuh.

Tangan kecil Irene mulai membuka kain. Menampakan bingkai foto yang dengan kaca yang telah pecah.

"Akhhh." Gadis itu meringis. Mendapafi tanganya yang mulai berdarah akibat kaca.

Perlahan lahan Irene meniup jarinya yang terluka itu. "Kaca brengsek." Dengan satu tangan ia membalikan bingkai foto yang berdebu.

Trek

Tapi kotak yang lain jatuh sebelum ia sempat memperhatikan apa yang ada dalam foto tersebut.

Gadis itu mengambil kotak yang terlihat gua dan berdebu.

Dia duduk tepat disamping kasur dengan bingkai foto yang masih belum dilihatnya.

"In kotak apa?" Perlahan jari jemari Irene membuka kotak itu.

"Ka- kalungnnya?" Ia sungguh kaget. Mendapati kalung emas seperti dalam mimpinya.

Kalau dia pikir pikir apa lah kalung perak milik L adalah kalung perak yang sama dalam mimpinya?

Gadis itu menelan salvianya kasar. Iris matanya lalu beralih menatap bingkai foto yang belum dia lihat itu.

LuchiferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang