18

26 8 10
                                    


*********

"Leticia Irene Atmaja?"

"Hadir bu, selalu hadir gue mah."

"Leonard Andrekansya?" Beberapa menit bahkan beberapa kali guru ini menyebut nama pria ini. Tapi, tak ada jawabn ataupun tanggapan.

Ruang kelas, seakan dipenuhi prtanyaan dimanakan pria ini. Tanpa ada satupun yang tau.

"Apa kalian tau, kenapa hari ini Leo tidak masuk?" Tanya pak Yusuf penasaran.

"Gak pak. Coba bapak nanya sama Celshi." Tunjuk salah satu murid pada gadis yang tengah duduk dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan itu.

Matanya memelototi tajam meja, namun pikiranya entah sedang berada dimana.

"Chelsi kamu tau, dimana Leo?"

Chelsi kaget. Ia segera memalingkan wajahnya dan memasang ekspresi tersenyum. "Maaf Pak, saya juga kurang tau, saya emang pacarnya tapi udah 3 hari yang lalu kami putus." Ucap gadis itu dengan sedikit gagap.

"Ohh yasudah. Nanti bapak cek lagi. Jadi hari ini, kita akan ada ulangan. " Semua siswa sontak menatap pak yusuf.

"ULANGAN?????!!!!!!" kaget semuanya serentak.

"Iya."

"PAK YUSUF!!!!!!!!!!!!!!!!"

"oke Helga bagiin soal ulanganya." Santai pak yusuf mengulurkan lembaran soal untuk para muridnya.

***********

Kantin seperti biasa memang selalu ramai. Tempat ini tak akan pernah sepi mungkin, sampai sebelum khiamat.

Namun, ada apakah hari ini, kantin yang sellau ramai dn padat itu kini hanya dipenuhi beberapa orang. Dimanakah manusia disekolah ini?
Oh my god, apakah mereka telah hilang dari muka bumi?

Gaknyah gak. Kantin menjadi lebih sepi sebab

"Ehhh tadi polisi ngapain? Kek kelas lo kan Nes, ren?" Tanya Tio tiba tiba.

Buat yang gak tau Tio, Tio adalah anak pemilik warung langganan Irene sekaligus sumber kekenyangan gratis. Meskipun dia tidak bersekolah di SMA tempat ibunya berjualan, kadang dia akan mampir meski hanya sekedar memalak anak anak SMA.

"Iya, gak tau. Gue cuma tau Celshi dipanggil sama polisi. Katanya sihh masalah Leo yang dibunuh dirumahnya." Santai Agnes menyisir helaian rambutnya.

"Wanjirrrr, Leo yang sering ngejek Adik Irene tercinta ini?" Kaget Tio berseru.

Agnes mengangguk anggukan kepalanya seraya menatap Irene yang dari tadi diam memandangi L yang duduk tanoa suara.

"Tumben Ren diam aja. Biasanya merangkai puisi loh buat L." Tegur Jonny yang lagi menyeruput es tehnya itu.

"Iya, gue lagi memandang indah ciptaan Tuhan yang diciptakan cuma untuk gue dan memang aslinya punya gue. Gue juga lagi menghayati indahnya melodi indah saat napasnya bergemuru dan angin menerpa rambutny. Gue juga lagi menenangkan diri dengan menatap kilauan cahaya yang sangat menyejukan inj."

LuchiferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang