*******"Apa kau Luchifer?! " Seorang pria dengan rambut yang dichat oranye juga mata oranye amber khasnya.
Memakai kaos hitam dengan sepatu bermerek nike juga anting anting ditelinganya. Wajahnya datar tanganya ia masukan kedalam saku celananya juga kakai yang melangkah mendekati pria yang tengah melindungi diri dari hujan dengan payung.
"Gue tanya lagi! Apa lo Luchifer!?" Tanya Reo menatap tajam Luchifer.
Pria dihadaonya terdiam. Senyum miring tiba tiba menghiasi wajah tampanya.
"Reonald Dirgantara. Putra tunggal dari pria buta yang punya insting dan peka kan. tidak bisa melihat karena faktor keturunan. Jadi sering tersesat karena buta arah. Makanya melatih telinga yang menganca!"
"Sejauh apa kamu tau, Reo?" Reo terdiam. Luchifer memang orang yang sangat berbahaya.
Sebenarnya tak seharusnya ia datang. Tapi rasa iba dan penasaran menghantui dirinya.
"Siapa yang membunuh ibu irene? Bukan kamu, Atau Laura melainkan ayah irene kan!?" Luchifer menarik senyum tipis dengan tatapan yang hangat.
"Lanjutkan!" Pintanya seraya mukai bersandar pada motornya.
"Orang pertama yang kamu bunuh adalah ayahmu kan? Hadiah jika memberikanmu pada yakuza Jepang sebesar 100.234.579.121.000.970.yen, lalu jika diserahkan pada polisi bisa seharga 1 triliun!"papara Reo percaya diri.
Luchifer terlihat tenang. " Ohh begitu kah, lalu????"
"Kantor pembhnuh bayaran milik Alaric bukan dikelola kepala keluarga Alaric melainkan anak pertama Alaric yang sekarang tengah menyamar"
Luchifer tiba tiba berdiri. Seakan bisa memprediksi selanjutnya pria itu menepuk nepuk pundak Reo.
"Dan yang terakhir aku ingin bertanya. Luchifer atau Luchikel!"
Bukh
"Apa seperti ini baru benar?"
"AKHHHHHHHHH"
Luchifer, menodongkan pisau tepat pada bagian dada Reo. Pria itu meringis dengan pisau yang masih menancap. Matanya naik, menatap Luchifer yang sudah melipat kedua tanganya.
Bukh
Tubuh Reo jatuh. Luchifer kemudian berjoongkok untuk mensejajarkan dirinya dan Reo.
Dengan cekatan jemari Luchifer menarik pisau yang tertancap itu
"AKHHHHHHHHHHHH"
"Sialan!"
Darah terus mengalir tak kunjung berhenti. Reo sudah kehilangan banyak darah dan bahkan kini sudah tak sanggup bicara lagi.
"Yah aku bukan kak Luchifer. Lagian kak Luchifer jiga sebentar lagi akan tiada." Enteng pria itu dengan melihat pisau yang bercucuran darah.
Senyum miring tiba tiba terbit. "Tidak seru kalau begini!" Dengan senyuman jahat ia mulaibmengarahkan pisau pada wajah Reo.
"Akhhh..... Tidak kumohon."

KAMU SEDANG MEMBACA
Luchifer
Ficção AdolescenteBaca dulu, gimana ceritanya nanti baru dipikirin. Yang penting setidaknya baca dulu. Okey No giplak!!!!!!!! Gak ada kata lain lagi. Semoga suka, dan jangan bosen ya???? Jangan lupa ngasih saran Setiap hari. Terbit: Rabu 15 Maret. Tamat:??????