32

20 6 9
                                    

Kutu kupret, drama king, pria onar, si paling tahu, matahari biru, Ivan

********

Pov Ivan

"Jelas jelas aku sudah menyurhmu untuk jangan pernah mengeluarkan suara napas dan hiduplah seakan kau adalah orang mati"

Anak diluar nikah keluarga konglomerat. Misalkan hidup dalam drama ataupun cerita, dia pasti sangat beruntung. Disayang dan selalu  bahagia.

Masalahnya, Aku bukan tokoh dalam novel. Aku bukan sedang bermain drama atau cerita. Kenyataanya, tak seindah yang ada dalam novel maupun drama drama.

Saat pertama kali datang, aku selalau berpikir mungkin saja aku juga bisa sebahagia orang lain. Aku juga bisa tersenyum dengan senang seperti orang lain.

Sebelum mendengar kata itu dari mulutnya.

"Kau akan tinggal disini. Tapi ingat, jangan mengaharapkan apapun dariku. Aku akan menganggapmu tiada jadi hiduplah bagai mayat"

Saat itu aku berpikir, mungkin lebih baik saat aku tinggal sendiri bersama ibu yang selalu membenciku, atau berada di pantai asuhan tanpa kasih sayang.

Asalkan bukan tinggal di istana ini.

Kenapa aku harus mengalami semua ini. Kenapa harus aku? Aku diperlakukan bagai mayat yang seolah tak pernah ada dihadapan mereka. Tinggal dalam kamar kecil yang begitu gelap tampa lampu.

Tak dibiarkan keluar hanya karena tak ingin melihatku. Tak dibiarkan makan hanya karena membenciku. Memang aku salah apa?

Padahal aku hanya lahir dengan ayah yang berbeda tapi kenapa semua meperlakukanku seperti ini.

"Uhuk uhuk"

"Uhuk uhuk uhuk, hiks..... Hiks..........," Ada kalanya aku akan menangis seperti anak cengeng saat tenggorokanku kering dan perutku lapar karena tak diberi makan.

"Hey kau, tidak perlu seperti itu. Sudha bagus diberi tempat tinggal malah bersikap manja tak tau diri!"

"Anak haram memang pantas mendapat perlakuan yang baik? Ayahnya buruk sudah jelas anaknya buruk"

Aku bahkan tidak tau siapa ayahku. Mungkin dia adalah pria yang sangat buruk sampai sampai aku juga dianggap buruk. Yang terpasti aku benci dia.

"Hei kau tidak apa apa. Apa kau haus? Mau minum?"

Itu adalah Luna. Kakak perempuan tiriku.mungkin, dirumah ini hanya dia yang peduli padaku.

"Nona, jangan pedulikan dia. Tuan bsia marah"

Makanya, aku tak ingin dia dimarahi.

"Jangan pedulikan aku pergilah!!!" Bentaku pada gadis yang mulai mundur dan pergi itu.

Lagian aku dianggap sebagai orang mati, mau mati kelaparanpun sepertinya tidak ada yang peduli. Aku yang seorang anak haram tampa ayah ini, tidak akan ada yang peduli padaku.

LuchiferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang