********"Urat malu lo udah putus ya? Ampe berani datang ke sekolah."
Pluph
Padahal, gadis itu baru saja membuka pintu. Ia sudah disambut, pecahan telur yang mengenai seragamnya. Irene terdiam. Menatap nanar, kulit telur yang sudah tergeletak dilantai.
Irene mulai menggigit bibir bawahnya. Matanya naik menatap Helga yang berdiri beraandar pada tembok.
"Apa maksud lo?" Tanya Irene dengan nada sedikit tinggi.
Helga memutar bola matanya malas. "Menurut lo apa? Masa gue sebagai ketua kelas, ngebiarin PEM! BU! NUH! sih" Ujar gadis ketus dengn menekan kata pembunuh.
"Gu-gue bukan pembunuh! Bukan gue! Bu-bukan!" Takut gadis itu sontak memundurkan langkahnya.
"Ya kita juga tau kali, kalau....... Mana ada Maling ngaku!"
Irene mengangkat dua jarinya. "Sumpah, bukan gue!" Seruh gadis itu Lirih.
Beberapa murid dikelas hanya diam. Membiarkan Interaksi tak baik itu berlanjut. Beberapa dari mereka bahkan malah ikut menertawakan.
"Selain ada bukti CCTV, Gue bisa jadi saksi, kalau gue ngeliat lo sama anak sekolah sebelah di Rooftop." Helga angkat suara. Seraya membenarkan posisi berdirinya dan berjalan menuju Irene.
Irene terdiam. Apa yang bisa ia lakukan memangnya. Mau dia menentang semua tuduhan itu, toh tetap saja tidak berguna. Karena dari awal, memang benar wajahnya lah yang membunuh Tio.
Gadis itu hanya bisa menggertakan gigi kesal dengan gelisah. Berusaha agar tak meluapkan perasaanya dengan memcengkarm tanganya.
"Gak bisa ngelak kan___"
Brukh
Lagi lagi ada seseorang yang melemparkan telur mentah.
Irene kemudian mengangkat kepalanya. Memegangi rambutnya yang sudah tertumpah telur mentah itu. Ia menggigit bibir bawahnya dan menggerakan ekor matanya.
Mencari orang yang melemparinya. Namun, yang ia temukan hanya kelas yang begitu berantakan.
Meja yang terbalik, coretan didinding, air yang tumpah, lemari yang dibasahi pewarna, papan putih yang berlumuran bercak merah, kursi yang bertumpukan disatu tempat, bahkan jendela yang terkena lumpur juga butiran butiran telur busuk yang menambah bau.
Awalnya ia tidak sadar karena saat masuk, ia langsung fokus menyangkal tuduhan. Sekarang, ia baru sadar seberapa berantakanya kelas mereka.
"A-apa yang se-benar_______
Bakh
Pintu dibuka. Bu Ririn masuk dengan ekspresi geram. menatap kelas yang begitu berantakan.
" Siapa! Yang! Mengotori! Kelas! Saat! Jam! Pelajaran! Ibu!?" Kesal Bu Ririn menatap intens para murid.
Dengan kompak semua tangan menunjuk Irene. "Bukan saya bu! Sumpah bukan saya!" Elak gadis itu menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luchifer
Teen FictionBaca dulu, gimana ceritanya nanti baru dipikirin. Yang penting setidaknya baca dulu. Okey No giplak!!!!!!!! Gak ada kata lain lagi. Semoga suka, dan jangan bosen ya???? Jangan lupa ngasih saran Setiap hari. Terbit: Rabu 15 Maret. Tamat:??????