39

16 5 7
                                    


******

Sekarang, kelas tengah kosong. Sudah beberapa jam suasana dikelas selalu ribut dan tak tenang. Tapi mesjid dalam keramain, gadis dengan rambut kjncir kuda itu terus saja memandang bangku yang ada tepat disebelah jendela.

"Kenapa yah, L gak masuk terus. Walau gak nyangka sifat L seperti itu, aku kangen L!" Lirih Irene pada Agnes.

Saat bangun lagi tadi, ia sudha berada didalam rumah. Dengan Avan yang duduk di sofa kamarnya, juga Agnes yang memegang edat tanganya. Bahkan ada salah satu anak STOVIA yaitu Lingga.

Dan ia menceritakan semua yang ia lihat pada Agnes dan Ivan. Seperti itukah kejadian bagaiman aja bisa berada di bangku sekolahnya sekarang.

"Dari pada mikirin cowok, belajar aee yang bener!" Tegur Agnes menjitak kepala Irene.

"Udah mau ujian. Guru guru gak masuk karena rapat nyusun soal ujian!" Dari arah depan, jonny menjelaskan.

"Oh my god, gue harus belajar udha beraoabhari gue gak sekolah!!!" Panik Irene membuka buka bukunya sembarangan.

"Nanti baru belajar sama sama kita minggu ini. Mingu depan udha ujian. Gue sih udah belajar dari sebulan lalu!"

"Temen setan gak ngajak ngajak!" Bentak Irene pada Agnes.

Agnes malah mmengekuarkam Lidahnya mengejek Irene. "Slaah sendiri siapa suruh bolos!" Ejek gadis itu dengan tatapan mengejek.

"TEMEN LAKNAT LOH!" Teriak Irene pada Agnes.

Jonny tiba tiba angkat suara. "Dari pada pusing mikirin ujian gimana kalau sekarang kota ke lapangan. Kelasnya Avan lagi tanding basket ama kelas Ivan!"

Sekedar invo, Ivan berada dikelas XII Bahasa. Avan dan Laskar berada dikelas XII IPS 1A
Lalu Irene dan Agnes berada di XII IPA 1B.

"Yaudah yok berangkat!" Semngat Agnes segera berdiri.

"Tujuanya pasti Laksar!"

"Diemloh jonny jonny yes papa!"

*********

Sudah sedari tadi pertandingan terjadi. Adegan adegan memulai nan memanjakan mata tak henti hentinya dilapertonrinkan oleh Avan, Laskar, Ivan, Lingga, Dean, Axel dan lainya.

Sudah sedari tadi, tapi skor masih tetap saja sama. Avan yang berbakat dalam segala hal itu, kini dibuat kewalahan melawan Ivan, Lingga, Axel, Dean, dan Rangga.

Sedang dirinya hanya ditemani Laskar dan Angga. Namun, bukan tak mungkin pria ini menang.

Pria yang selalu memperonrknkan hal menarik kini mulai merebut bola dari tangan Rangga.

Dipantulkanya bola ke lantai lalu lanjut ia giring. Melewati hadangan Lingga dan Axel.

"AVAN AKU PADAMU!"

"VAN JANGAN KASIH KENDOR!"

"KAPTEN STOVIA JANGN MAU KALAH HAJAR TERUS!"

"GANTENG BANGET SIHHH VAN!"

"YA TUHAN COOL BETT JODOH ORANG!"

LuchiferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang