Entah sejak kapan Raga dan Aden jadi sekompak ini, saling mengabari kabar terbaru Hening jika salah satu dari mereka mendapatkan sebuah informasi. Lega terasa saat Raga memakirkan mobil di depan Rumah Makan Padang langganannya, persis seperti yang dikatakan oleh Aden, mobil sedan ungu milik Danar terparkir di sana, dengan terburu-buru Raga keluar dari mobil dan berlari kecil untuk masuk. Lalu tampak Aden yang muncul di belakang Raga setelah memakirkan motornya, dia berniat untuk ikut menyusul.
Kenyataan memang pahit, tidak selalu semuanya berjalan sesuai rencana. Aden menghentikan langkahnya saat Raga tidak lagi berlari kecil, pria itu mematung sambil mengatur napas, perlahan senyumnya sirna ditelan ekspresi sedikit kecewa. Karena penasaran, Aden melongok ke dalam dan berdiri di samping Raga, mulutnya seketika menganga terasa hampir lepas kala melihat Danar menggenggam tangan Hening.
"Kalau kamu mau lebih, akan saya transfer, Ning." Begitulah kata Danar, yang Aden tangkap oleh rungunya.
Raga merasa harus bertindak, dengan mengepalkan kedua tangan langkahnya pun bergerak maju. Ekspresinya sangat sulit diartikan, memang dominan rasa jengkel yang memuncak di sana.
Waduh, perang dunia nih. Karena Mbak Hening udah ketemu, gue pamit undur diri. Aden seperti tahu kejadian apa yang akan terjadai setelahnya, lantas dia buru-buru berbalik menuju parkiran untuk menyelamatkan diri. Biar saja diselesaikan oleh ketiganya, Aden tidak ingin ikut campur dulu. Saatnya isi perut yang sudah berisik dari tadi.
Selepas kepergian Aden, Raga mencengkram tangan Danar dengan kuat, seakan meluapkan seluruh emosinya yang terpendam hingga genggaman tangan pria itu terhadap Hening terlepas. "Permainanmu sudah kelewat batas, Danar." Nada dingin dengan tatapan tajam menguasai raut wajah Raga, dia benar-benar berusaha menahan emosinya sekarang.
Hening perlahan berdiri dan menempel sedikit di belakang Raga sambil menatap kesal ke arah Danar. Tentu saja situasi itu membuat pegawai dan beberapa pelanggan di sana menghentikan aktivitasnya, orang-orang menatap ke arah mereka bertiga.
"Apa? Aku hanya ada urusan sebentar dengan Hening, iya kan?" Danar menatap kearahku dengan mengulas senyum penuh arti. Kedua mata itu terbuka lebar, senyuman menukik sempurna seperti percaya diri jika Hening akan membelanya.
Tentu saja Hening menggeleng cepat sambil menoleh ke arah Raga. Ingin sekali dia membela diri tapi bayang Sayani tiba-tiba terlintas begitu saja. Secara tidak langsung ibunya sedang disandera oleh Danar. Hening berada di situasi yang sulit, ucapannya tertahan di bibir, rasanya kelu ingin berkata sesuatu.
"Kamu terlalu mudah percaya, Raga," Danar sembari menahan sakit pada pergelangan tangan pun memajukan tubuhnya, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."
Tahu-tahu sebuah pukulan keras mendarat pada sisi kanan wajah Danar hingga pria itu hampir terjerembab jika dia tidak segera berpegangan pada pinggir meja dan atas kursi. Pada akhirnya Raga terpancing juga, Hening sempat terperanjat melihat aksi tidak terduga yang dilakukan pria itu. Lantas Hening dan beberapa orang pun mencoba melerai keduanya.
***
Hening dan Raga sudah sampai di depan rumah sang gadis, tetapi di dalam mobil tidak ada yang memulai pembicaraan atau pun bergerak untuk melakukan sesuatu. Keluar dari mobil atau menjalankan mesin, misal. Keduanya seakan kalut dengan pikiran masing-masing.
"Pak," Hening dengan segenap keberaniannya menoleh ke arah Raga, "saya mau meluruskan kejadian—"
"Turun." Suara Raga terdengar berbeda, nada rendah yang terdengar lirih. Dia berkata seperti itu tanpa menatap Hening.
Hening tetap bersikukuh dan sedikit menghadap ke arah Raga. Tidak ada ekspresi yang berarti dari pria itu.
"Saya diancam! Kalau—"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mitambuh
Romansa[TAMAT] Hening Merona setuju pacaran pura-pura dengan Raga Tatkala Juang karena lelaki itu konon mampu menghilangkan kutukan yang menempel pada dirinya. Tidak hanya Hening yang punya kepentingan pribadi, Raga pun sama. Hubungan baru yang semula Heni...