⏳JuRa-19⏳

21.2K 3.1K 117
                                    

HALOOO SEMWA, MAAF YA AKU BARU UP HUHUUUU. Hari minggu biasa bantuin emak di dapur, jadi baru bisa megang hp ini.

Kalau kerjaan belum siap dah megang hp, mau lah kena lempar pake sutil, jadi cari aman aja, maaf yahh lama hehehe.

Oke, hari ini apakah bisa 4 kali up? Entahlah, kita liat aja, soalnya hari minggu biasanya sepi.

JANGAN SIDER SAYANG, vote diawal atau diakhir chapter, okey?

Jadi anak baik dulu ya sayangku, muach💕

200 vote dan 55 komen, ayooo🏃

Juya belong to Ramel

Juya terbangun di jam 3 pagi saat ponselnya berdering kuat, menandakan ada panggilan masuk, dengan mata yang masih terkantuk-kantuk, Juya meraih ponselnya.

Dia melihat tanda panggilan masuk dari Jiya, ada apa nih.

"Halo, ada apa?"

"Lo bisa kemari? Nedra mati ditusuk orang asing, badannya ada didekat mobilnya yang diparkir, lo bisa kemari?"

Mata Juya seketika melotot, apa!? Nedra mati!?

Tanpa menunggu lama Juya segera melompat dari kasur dan berlari keluar dari kamar, sial, apa ada orang yang tau rencana Juya?

"Leoz.." benar, pasti ini ulah Leoz sialan itu.

"Oke bentar, aku otw."

Juya mematikan sambungan, sial, rencananya kacau, Leoz sialan itu berani sekali mengacau.

Lihat saja, akan Juya beri hukuman yang setimpal untuk Leoz.

"Juya, mau kemana nak?" Juya menoleh kearah ujung koridor lantai 2, melihat sosok Robert berdiri disana, dengan senyum diwajahnya.

Dahi Juya mengernyit, itu pasti bukan papinya.

Juya abaikan, dia segera berlari turun ke lantai 1, dia harus cepat.

Padahal baru tadi siang dia bertemu Nedra dan makan siang bersama, kenapa malamnya justru mati dibunuh.

"Sial." desisnya geram.

Juya benci jika ada yang mengusik rencana nya.

.....

Juya sudah melihat jasad Nedra, keadaannya menyedihkan, perutnya ditusuk sebanyak 20 kali, sampai hampir memperlihatkan isi perutnya.

Saat ini Juya duduk di depan indomaret, menikmati susu hangat, sembari menanti pagi hari tiba.

Jiya berjalan mendekati Juya dan duduk disebelahnya.

"Juya, gue minta maaf, harusnya gue bisa nangkep pelakunya tapi dia cepet banget larinya." tutur Jiya pelan.

"Kau tau ciri-cirinya?"

"Kurang tau, soalnya dia pake jaket hitam, masker hitam dan kacamata hitam."

"Ck, yaudah. Kau pulang, jangan sampe kau yang dijadiin target selanjutnya." Juya bangkit, dia mengelus rambut Jiya kemudian berjalan pergi.

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang