⏳JuRa-46⏳

7.9K 1.7K 69
                                    

Kaaaan, penuhnya agak siangan ngehehehe, bagus aku udah kelarin kerjaan, berarti tinggal update aja deh~

JANGAN SIDER, sider tuh setan, jadi, jangan sider yah.

VOTE diawal atau diakhir chapter.

Kalau jimplang, awas aja, sad end menanti.

230 vote dan 55 komen ayoo🏃

Rakel, Ramel vs Radev

Juya harus membicarakan tentang keanehan Radev pada Ramel dan Rakel, karena bagaimana pun keduanya juga turut dalam pengurusan Radev.

Mereka ada di kamar Juya, bersama Ramel dan Rakel.

Radev ada di ruang tv, nonton kartun sebelum sebentar lagi jam tidurnya tiba.

"Kami tau apa yang mau Juya bilang," cetus Ramel sembari duduk di kursi rias kamar Juya, sementara Rakel duduk di tepi kasir Juya.

Juya berdiri ditengah antara mereka, dia pusing memikirkan kemungkinan terburuk yang ada pada Radev, takut Radev jadi kaya Leoz.

"Kita harus gimana? Aku sebenarnya bisa aja pelan-pelan nangani gejala-gejala yang ada sama Radev, cuma, dia masih sekecil itu.."

"Saran Ramel, mending taruh aja dia di panti asuhan." cetus Ramel santai.

"Rakel setuju sih, anak kaya Radev bagusan taruh di Panti aja."

Juya mendelik, enak aja, lagipula kalau Radev ditaruh di Panti Asuhan, yang ada nanti anak-anak Panti itu pada dibunuh sama Radev, itu lebih berbahaya.

"Bahaya, kasihan anak Panti nanti."

"Iya juga, jadi gimana?"

Juya pun bingung, atau dia perlu menunggu sampai Radev berusia 14 tahun dulu, baru dia bisa mendiagnosa dengan benar?

"Kayanya kita harus nunggu Radev sampai remaja baru bisa ambil keputusan, sebelum itu, kita bersikap kaya biasa aja. Ngurus Radev dengan kasih sayang dan perhatian yang cukup, supaya anak itu gak punya pemikiran untuk nyakitin orang lain."

Rakel dan Ramel mengangguk saja, apapun permintaan Juya akan mereka lakukan, tapi mereka tetap mengawasi tingkah Radev untuk kedepannya.

Sementara Radev, dia menunduk sedih, dia duduk di sofa dengan tv yang masih menampilkan kartun kesukaannya.

"Kamu dengar itu nak? Mereka mau membuang kamu ke Panti khekhekhe, kamu akan dibuang~"

Radev menggeleng pelan "Enggak, Bunda Juya gak akan buang Radev kalau Radev jadi anak baik, Radev gak akan dengerin setan kaya kamu, orang mati gak perlu ikut campur sama masalah orang yang masih hidup." tutur Radev tenang.

Dia mengulas senyum miring, setan yang mengaku sebagai ibunya itu, terlalu sering ikut campur, Radev gak suka.

Karena bagi Radev, hanya Bunda Juya saja Ibu nya, siapapun selain Bunda Juya bukan apa-apa bagi Radev.

Termasuk Papa Ramel dan Papi Rakel, kedua pria sialan itu, sangat menyebalkan, Radev tak suka.

"Radev, udah selesai nonton? Bobok yuk."

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang