⏳JuRa-16⏳

23.4K 3.5K 136
                                    

Padahal tadi panas banget, eh taunya hujan:)

Maaf yauw baru up lagi, ngehehehe.

Ayooo penuhin votenya, biar bisa up lagi, ini udah yang ke 2, bisa aja sampai 3 atau 4 kali up.

JANGAN SIDER. Jadi anak baik dulu ya sayang, love-love kalian.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen ayoo.

Juya belong to Ramel

Juya merasakan suatu keanehan, jadi hari ini dia akan kembali menemui Liona seperti apa yang akan dia lakukan, apa nanti Juya akan mendapat kabar bahwa Leoz menyakiti Ramel.

Setelah Juya membicarakan perjanjian dengan Liona dan memberikan bukti tentang pekerjaan kekasih Liona, Liona pamit pergi.

Ekspresi wajahnya tetap pucat dan penuh amarah.

Seperginya Liona, Juya diam sambil makan kue, dia sedang menunggu panggilan dari Bik Imah.

Drrt.

Dan benar, Juya segera mengambil ponselnya dan menjawab panggilan dari Bik Imah.

Dan panggilan itu berisi jeritan histeris bik Imah yang mengatakan kalau Leoz menyerang Ramel sampai menusuknya berulang kali, dan dipanggilan itu, Ramel dikatakan sudah tidak bernapas.

Juya segera berdiri, dia berjalan keluar dari Cafe lalu berjalan menuju jalan raya, berdiri ditengah jalan sampai sebuah truk mengarah padanya.

TIIIIIIIN!

BRAK!

Lagi dan lagi tubuh Juya terhantam sampai terguling di jalan raya, membuat darah mengalir deras membasahi sekitar.

Perlahan, mata Juya tertutup.

Dan suara itu terdengar lagi, suara dentingan jam.

Ding!

Bak keluar dari dalam air, Juya menarik napas panjang dan membuka matanya.

"Juya, kamu kenapa?"

Juya menunduk, menatap Ramel yang juga menatapnya, dengan jam pasir baru ditangannya.

Ini malam sebelum Leoz menusuk Ramel.

Hah, ini gila. Batin Juya.

Dia tertawa pelan, oke, Juya paham sekarang bagaimana caranya waktu bekerja.

Pelan, Juya memegang bahu Ramel dan menatapnya penuh binar.

"Ramel, besok ikut aku yuk." ajaknya semangat.

Ramel memiringkan kepalanya pertanda kalau dia bingung "Mau kemana?" lirihnya.

"Jalan-jalan, mau gak?"

"Um..Ramel takut..nanti orang pada gak suka sama Ramel."

"Tenang aja, ada aku. Aku bakal lindungin kamu."

Ramel menunduk malu, pipinya merona tipis dan tak lama dia mengangguk pelan.

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang