⏳JuRa-31⏳

12.5K 2.3K 151
                                    

End ini antara part 40 atau 50 an.

JANGAN SIDER DONG, dah mau end ini, masa mau sider mulu ah, heran. Minimal bantu vote, vote dulu sebelum atau sesudah baca.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, gas!

Juya belong to Ramel

Suasana pemakaman pagi ini diiringi rintik hujan yang lumayan deras, Juya langsung memakamkan tulang belulang milik mami nya setelah dia menemukannya tadi malam di tempat yang Virana sebutkan.

Juya berdiri dibawah payung hitam bersama Leoz, Leoz memegang payung hitam itu dengan satu tangan lainnya merangkul bahu Juya.

Juya menatap tenang kearah Robert, Papi nya, yang tengah menangis disebelah makam milik sang Mami.

Tangisannya begitu menyayat hati.

"Maafin aku..hiks..maaf.."

Juya bisa merasakan rengkuhan Leoz dibahunya mengerat, menatap kearah Leoz dengan heran.

"Kenapa kamu?" tanya Juya tenang.

Leoz menggigit bibir bawahnya, dia seolah gelisha dan takut.

"Kamu gak bakal tinggalin aku kan?" tanya Leoz balik dengan takut, dia takut Juya membuangnya, karena dia sadar hubungan mereka sudah tidak sehat.

Juya mengulas senyum tipis "Kamu tau jawaban aku, apa yang mau aku pertahankan dari pria bekasan kaya kamu, kan aku bilang, kita berakhir kalau kamu ketauan masih ketemu sama Jiya."

"Aku udah enggak pernah ketemuan sama Jiya lagi." tutur Leoz memelas.

"Aku tau, tapi kan suatu hari nanti, siapa yang tau."

Leoz merengut sedih, dia bersandar dibahu Juya, sedih karena sudah menyia-nyiakan gadis ini padahal Juya adalah apa yang Leoz mau.

"Jangan buang aku.."

"Aku gak buang kamu, kalau kamu gak khianatin aku Leoz."

"Maaf.."

Leoz benar-benar takut, dia takut kehilangan Juya, pikiran buruknya terus memerintahkan dia agar menculik Juya untuk dirinya sendiri.

Membuat Leoz kalut, dan takut.

......

Ramel saat ini sibuk mengerjakan tugas yang Juya berikan, Juya masih belum datang karena katanya ada urusan, mungkin siang atau sore baru Juya datang.

Cklek.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Leoz yang kusut berjalan masuk ke dalam kamar Ramel, Ramel sendiri langsung waspada saat melihat kedatangan Leoz.

"Mau apa kamu?" tanya Ramel pemih was-was.

Leoz mengulas senyum tipis, dia berjalan kearah Ramel yang duduk di karpet berbulu dengan buku-buku disekitarnya.

Pelan, Leoz duduk disebelah Ramel lalu mengelus rambut Ramel.

"Ramel, aku boleh minta sesuatu dari kamu?" tanya Leoz pelan.

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang