⏳JuRa-38⏳

10.1K 2K 110
                                    

YEAAAAY 4 KALI UP PADAHAL MASIH SOREEE YUHUUUU.

Kan, kalian juga sih yang enak, ngasih vote aja bisa dapat update terus terusan hahaha.

JANGAN MULAI LAGI LAHH AHHH, mulai nih sider-sider setan nih, dah mulai lagi, jan buat emosi lah ah.

Anyway makasih juga buat yang udah komen, love kalian muach.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen ayoo.

Rakel vs Ramel

"Juyaaaa, bantuin Ramel dong, Ramel enggak tau cara ngerjain ini gimana."

Kegiatan Juya seperti biasa, mengajari Rakel dan Ramel sepulang dari kuliah, menemani mereka main sampai sore, lalu menemani mereka belajar untuk malam, jam 10 baru Juya pulang.

"Bagian mana yang gak kamu tau?"

"Ini, bagian trigonometri, enggak ngerti."

Juya meraih buku pelajaran Ramel kemudian menjelaskan secara perlahan agar Ramel mengerti, untuk tugas Rakel beda lagi sama Ramel.

Rakel bahkan gak tau cara nulis dan baca, jadi Juya harus mengajari hal dasar pada Rakel.

"Juya, nanti sore kita ke taman yuk." Ramel berceletuk tiba-tiba, Juya menjawab dengan anggukan.

"Rakel boleh ikut?" sahut Rakel dengan suara halusnya.

"Hish! Enggak boleh!"

"Rameeel, gak boleh gitu sama saudara sendiri."

"Ck," Ramel merajuk, dia menggigiti pantat pulpen dengan kesal, selalu begini, selalu Juya belain Rakel mulu.

"Rakel boleh ikut kalau tugasnya udah selesai." ujar Juya seraya mengelus rambut Rakel pelan.

Senyum terbit diwajah Rakel, dia mengangguk pelan, melanjutkan tugasnya yang hampir selesai itu.

Mereka diam beberapa saat, sebelum suara ketukan pintu memecah keheningan.

Cklek.

Bik Imah masuk dengan nampan berisi makan siang untuk dua bocil kematian itu, sejak kedatangan Rakel, Bik Imah bisa merasakan perubahan di rumah ini.

Lebih ceria dan ribut, karena Ramel selalu mengomel pada Rakel, tentang apapun itu akan Ramel omelin, misalnya kalau Rakel numpahin susu, Ramel bakal ngomel.

Kalau Rakel gak sengaja mecahin gelas, Ramel bakal ngomel.

Intinya Ramel udah berubah jadi abang yang sangat cerewet.

Tapi disatu sisi dia mau menyayangi Rakel, dia berbagi coklat yang Papahnya bawa, berbagi jajanan.

Cuma Ramel gak mau berbagi Juya, karena Juya milik Ramel, titik no debat.

"Taruh di meja sana aja Bik." ujar Juya.

"Iya neng."

Bik Imah senang kalau semuanya akur, jangan ada lagi yang berkelahi karena perebutan harta ataupun cinta.

Disatu sisi, Leoz menyeringai puas saat melihat keadaan Jiya yang lemas tak berdaya, karena Leoz terangsang saat memikirkan Juya, dia melampiaskan hasratnya pada Jiya.

"Leoz..udah..aku capek.."

"Heh! Lo itu jalang gue, jadi harus nurut! Hahahahah!"

Leoz benar-benar kehilangan akal sehatnya sekarang, dia tak akan pernah menerima fakta kalau dia adalah kembaran Juya.

Itu tak akan pernah Leoz terima, sampai kapanpun, Juya akan menjadi milik Leoz.

Mau dengan cara kasar, ataupun tidak.

....

Ingatan Juya tentang kehidupan pertamanya, agak miris dan lumayan banyak kesalah pahaman.

Di situ dia mengingat jelas kisah cinta antara Juya, Ramel dan Rakel.

Kalung berbandul jarum jam yang ada padanya saat ini sebenarnya pemberian Rakel, namun Rakel terlalu malu untuk memberikannya langsung, jadi dia menitipkannya pada Ramel.

Namun Ramel menambahkan mainan di kalung itu, awalnya hanya ada 1 jarum jam, saat Ramel tambahkan menjadi 2 jarum jam.

Sebagai tanda terima kasih, Juya memberikan jam pasir untuk Ramel, dan membuat Rakel kecewa.

Rakel menjadi gelap mata, dia meminta pada temannya sendiri, yaitu Leoz, untuk memanfaatkan Juya, lalu meminta Juya untuk membunuh Ramel.

Rencana itu berhasil, namun Rakel tak menyangka kalau Leoz akan membunuh Juya, hal itu membuat Rakel frustrasi lalu berakhir bunuh diri.

Lalu alur kehidupan mereka berubah total saat perubahan waktu terjadi, dimana Rakel diculik dan dipisahkan dari Ramel, lalu Leoz yang menjadi saudara Ramel padahal Leoz adalah kembaran Juya.

Di kehidupan pertama, Leoz tetap menjadi kembaran Juya, kehidupan pertama semua berjalan seperti semestinya.

Leoz cinta pada Jiya namun disatu sisi juga mencintai Juya, makanya dia tega membunuh Juya.

Karena tak akan ada ujung untuk Leoz dan Juya.

Lalu setelah pemutaran waktu pertama terjadi, semuanya langsung berubah dan berantakan.

Makanya di pemutaran waktu kali ini Juya diminta untuk balas dendam dan mengembalikan susunan takdir seperti semula.

Dan satu hal yang Rakel takuti adalah, kelahiran malaikat maut Juya nantinya, yaitu anak Leoz dan Jiya.

Anak laki-laki yang nantinya Juya urus sepenuh hati, justru menjadi mala petaka bagi Juya dikemudian hari.

Anak laki-laki itu ada di pemutaran waktu ke 14, anak laki-laki yang sama gilanya seperti sang Ayah.

Dia akan membunuh Juya, namun tubuh Juya nantinya akan dia simpan untuk dia pandangi setiap hari.

Ya, garis keturunan Leoz memang tak ada yang waras.

Itulah kenapa, Juya tak pernah bisa melompat ke masa depan, karena apa?

Karena tak ada masa depan untuk Juya, takdirnya selalu berakhir dengan kematian.

⏳Bersambung⏳

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang