Karantina aja ya, sidernya dah mulai gatau diri, malesin. Ini kalau besok aku lihat part ini jimplang, langsung aku karantina aja.
Soalnya sider mulai kurang ajar, gak mau bantu vote, beban doang.
Vote diawal atau diakhir chapter, jangan sider.
200 vote dan 55 komen.
Ramel vs Rakel
Leoz jadi gila? Oh ya sudah pasti.
Dia benar-benar dinikahkan dengan Jiya, mereka bahkan tinggal di rumah Robert atas permintaan Robert sendiri.
Leoz benar-benar gak terkendali, setiap malam dia selalu berteriak dan mengamuk pada Jiya, tapi Jiya tak masalah karena dia mencintai Leoz.
Juya juga dengar kok, tapi dia mah gak perduli, dendamnya sudah terbayarkan.
Kabarnya lagi, si Nelio jadi stress karena tunangannya membatalkan pertunangan mereka, semua atas rencana Juya pastinya.
Sekarang tugas Juya tinggal membujuk Rakel untuk pindah ke rumah om Valdo dan tante Zilvia, karena hasil rumah sakit menyatakan DNA Rakel dengan Om Valdo sama 99,9%.
Jadi Rakel adalah saudara kembar Ramel yang diculik lalu dibuang ke rumah bordil.
Malang nasib Rakel karena harus tinggal di rumah bordil sejak kecil.
"BERHENTI MEMANGGILKU SAYANG! AKU HANYA CINTA SAMA JUYA! HANYA JUYA DAN BUKAN KAU JIYA!"
"Hahahaha Juya itu kembaranmu, mana bisa kalian bersama."
"DIAM BRENGSEK!"
"Mereka berantem lagi?"
Juya menoleh ke belakang, lalu mengangguki pertanyaan sang Papi.
Mereka ada di ruang makan, pertengkaran keduanya ada di lantai 2, benar-benar terdengar sampai kebawah.
"Kamu hari ini mau kemana?"
"Mau ke rumah Rakel."
"Ooh, bujuk Rakel supaya mau kembali ke orang tuanya?"
"Iya Pi."
Robert bertopang dagu lalu mengulas senyum tipis "Antara Ramel sama Rakel, kamu pilih yang mana?" tanya Robert iseng.
Juya menggeleng pelan "Gak tau ah, tapi kayanya Rakel, soalnya kalau Ramel, aku yang gak pantes buat dapetin Ramel. Dia pante dapat yang lebih dari aku Pih."
Juya tau diri, dia yang membunuh Ramel, mana mungkin dia berharap bisa menjadi pasangan Ramel, sebatas teman saja tak apa.
Robert mengangguk saja, mau sama siapapun Juya tak masalah, yang penting bukan sama Leoz.
.....
Rakel mau, dia ikut ke rumah Valdo dan Zilvia bersama Juya, penampilannya sudah dirapikan pastinya.
Rambutnya dipotong pendek, sangat rapi dan manis.
Jika dilihat seperti ini, Rakel benar-benar mirip dengan Ramel, gak heran kalau mereka jadi saudara kembar.
"Juya, aku gak kenal siapa-siapa selain kamu, nanti kamu bakal sering ketemu aku kan?" Rakel menggenggam tangan Juya erat.
Mereka ada di mobil grab, menuju rumah Valdo dan Zilvia.
"Iya, aku sering kok kesana, kan aku Psikolog pribadi Ramel, nanti kamu aku ajarin belajar juga sama Ramel, kan kamu gak pernah sekolah."
"Iya..Ramel gak jahat kan?"
"Enggak kok, dia baiiiik banget."
Rakel tersenyum, baik, padahal aslinya mah enggak.
Ramel itu pencemburu berat, saking cemburunya, aku sampe pusing berhadapan sama Ramel di masa depan. Batin Rakel.
Perjalanan mereka selesai, keduanya segera turun setelah membayar uang grab, lalu berjalan masuk ke rumah.
Valdo, Zilvia, Ramel dan Bik Imah sudah menunggu mereka.
Saat mereka masuk, baik Valdo dan Zilvia langsung menangis melihat rupa wajah Rakel, benar-benar mirip dengan Ramel.
Bibir dan mata mereka sama, hanya beda warna saja.
"Hiks..anak mamah..maafin mamah yang baru bisa nemuin kamu sekarang.."
"Maafin kami yah.."
Rakel hanya mengangguk, dia tak melepaskan genggaman tangan Juya, hal itu disadari oleh Ramel.
Alisnya mengernyit tak suka, Ramel langsung mendekat dan menarik Juya kearahnya, sampai genggaman Rakel terlepas.
"Juyaaa ihh, jangan deket-deket sama dia!"
"Loh, kan dia kembaran kamu Ramel."
"Enggak! Enggak mau, Ramel enggak kenal dia. Ayo kita ke kamar, belajar, biarin dia sama Mama dan Papa." rajuk Ramel tak mau dibantah.
Rakel dengar itu, dia menatap Juya melas "Juyaaaa, Rakel enggak mau ditinggal.." lirihnya memelas.
Ramel langsung siaga "Hisss! Juya tuh temennya Ramel! Bukan kamu dasar jelek!" amuk Ramel, wajahnya lucu ih kalau marah.
"Rameeel, gak boleh gitu sama kembaran sendiri." tegur Zilvia.
"Hum! Ramel enggak perduliii, jangan deketin Juya-nya Ramel!"
"Ih, Juya tuh milik Rakel.."
"APAAN SIHHH! JUYA PUNYA NYA RAMEEEEL!"
"Hiks..Mah..Rakel mau sama Juyaa.."
"ENGGAK BOLEHHHH! ISH ENGGAK BOLEH!!"
"Maaaah..Rakel mau main sama Juya..Ramel kan udah sering.."
Zilvia menatap keduanya bimbang, mampus, dua anak manisnya merebutkan gadis yang sama.
Ramel memeluk lengan Juya lalu membawanya ke lantai 2, meninggalkan Rakel yang menangis didepan orang tuanya.
"Duhh, nanti malam kamu main sama Juya yah, sekarang jadwalnya Ramel sama Juya, gak papa kan?"
Rakel menggeleng "Enggak mau..mau sekarang..hiks.."
"Main sama-sama aja yah diatas sama mereka?"
Rakel mengangguk pelan, hehe, ini adalah saat dimana dia harus mengambil apa yang sudah seharusnya menjadi milik Rakel.
Pertempuran antara Rakel dan Ramel akan segera dimulai!
⏳Bersambung⏳
![](https://img.wattpad.com/cover/336215320-288-k78212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
Storie d'amoreIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...