⏳JuRa-53⏳

7.5K 1.3K 61
                                    

Rencananya hari ini mau tamat kan, cuma kayanya kalian pada gak mau, soalnya komen gak penuh-penuh.

Tapi semoga aja ya bisa penuh cepat target disini.

JANGAN SIDER LAH! Ck, sider nih kalau dah mau end, mulai betingkah, pada gak mau vote lah, maunya baca aja habis tuh cabut.

VOTE diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen yok.

Rakel and the Fact

Rakel mengamati sikap Juya setelah Juya pulang dari sekolah Radev, gadis itu lebih diam dari biasanya, dia bahkan melamun sendirian.

Pasti ada hubungannya dengan Ronald dan Leoz.

Saat ini Rakel ada di kamarnya, jam sudah menunjukan pukul 6 sore, tampaknya saat makan malam nanti Radev akan mengatakan apa yang sudah Radev temukan.

Padahal, itu memang sudah Rakel dan Ramel rencanakan, agar Radev mencurigai mereka kemudian mengatakan kecurigaan pada Juya.

Lalu Juya akan marah pada Radev kemudian pergi meninggalkan Radev.

Rakel melirik pada jam pasir yang ada di nakas kamarnya, menatap sendu benda tersebut.

Teringat pada kehidupan pertamanya, masa saat Rakel jatuh cinta pada Juya.

Saat itu usia Rakel 19 tahun, dia dan Ramel kuliah ditempat yang sama dengan Juya, Rakel jatuh cinta pada Juya saat gadis itu membantunya.

Membantu Rakel yang kesulitan membawa barang bawaannya.

"Hati-hati," Juya yang memakai kemeja biru gelap dengan celana pendek sepaha, dengan rambut pirang sebahunya tampak mengambil kertas-kertas yang berserakan.

Rakel termenung, menaikan kacamata nya yang agak turun, menatap takjub pada gadis pirang itu.

Bukan apa, pasalnya Rakel ini tak terlalu disukai banyak Mahasiswa disini karena sikap sombong dan angkuh miliknya.

Padahal Rakel itu pemalu, dia bingung bagaimana cara bersosialisasi makanya orang mengira Rakel sombong.

Yang banyak teman justru Ramel, karena Ramel terkenal ramah dan ceria, berbanding dengan Rakel.

"Makasih," gumam Rakel seraya mengambil kertas-kertas ditangan gadis pirang itu.

Senyum gadis pirang itu berikan.

"Tunggu, aku boleh nanya sesuatu?"

Gadis itu menahan tangan Rakel lembut, membuat sengatan didada Rakel muncul tiba-tiba, dia segera menarik tangannya dari gadis pirang itu kemudian mendecih.

"Buruan, aku sibuk."

"Hehe iya, boleh tanya dimana ruang Rektorat?" tanya Gadis pirang itu.

Rakel menatapnya lama, semakin ditatap, jantung Rakel semakin berdegup tak karuan.

"Maaf, aku sibuk. Kamu bisa tanya orang lain."

Rakel segera berlari meninggalkan gadis pirang itu, wajahnya memanas, dia malu sekaligus merasa kalau dia tengah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sejak saat itu, diam-diam Rakel selalu mengamati gadis bernama Juya itu, melinatnya dari jauh.

Sampai perasaan Rakel kian tumbuh semakin subur.

Kemudian suatu Rakel tau kalau Juya tengah berulang tahun, jadi Rakel membelikan sebuah kalung dengan bandul jarum jam.

Sebab nama Juya ada hubungan dengan waktu, jadi Rakel memberikan kalung itu, tapi dia menitipkannya pada Ramel.

Benar saja, keesokan harinya Rakel melihat Juya memakai sebuah kalung, dan itu kalung yang Rakel belikan, namun bandul jam nya sudah bertambah 1.

Dan lagi Rakel melihat Ramel mendapat jam pasir dari Juya, hal itu membuat Rakel marah.

"Ramel, itu jam pasir, dari Juya kan?"

"Oh, Rakel jelek, iya itu Juya yang kasih jam pasirnya, sebagai balasan karena udah ngasih kalung ke Juya."

Rakel mengernyit tak suka "Kalung itu kan dari Rakel, berarti jam pasir itu untuk Rakel."

"Enggak dong, kan yang ngasih ke Juya itu Ramel."

"Tapi yang beli kalungnya itu RAKEL!"

Ramel hanya tersenyum miring, dia berlalu pergi meninggalkan Rakel yang sudah menangis lirih.

Dan sejak saat itu, Rakel membenci Ramel sampai tega meminta Leoz untuk menghasut Juya.

Rencana Rakel pun berhasil, Ramel mati karena racun yang ada disusu kedelan pemberian Juya, awalnya Rakel bahagia saat tau Ramel mati.

Tapi setelah mendapat kabar kalau Juya juga keracunan dan mati karena susu kedelai, Rakel hancur.

"AKU MEMINTAMU UNTUK MERACUNI RAMEL AJA! KENAPA JUYA JUGA!"

Rakel mengamuk pada Leoz, dia histeris, tak terima pada kematian Juya.

Sampai akhirnya Rakel memilih bunuh diri, melompat ke sungai dengan jam pasir dipelukannya.

Tapi begitu Rakel membuka mata, dia justru ada disebuah ruangan asing, dengan banyaknya wanita berpakaian seksi.

Disanalah Rakel sadar, dia memutar waktu dan mendapati nasib yang berbeda.

Mereka seolah terjebak time loop dan tak menemukan ujung dari perputaran waktu.

Rakel juga tak tau kapan ini akan selesai, tapi yang pasti di pemutaran yang terakhir ini, baik Rakel, Juya dan Ramel harus bersama.

Tanpa Radev, dan tanpa Leoz.

Hanya mereka bertiga saja.

⏳Bersambung⏳

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang