Sekarang aku fokusnya di sini ya, karena tinggal ini yg ongoing, ada Humanoid juga sih, cuma males buat up, sepi banget disana.
Anyway, bisa triple up juga hari ini haha!
Okelah, aku lihat besok pagi ya, kalau penuh, pagi aku up, kalau belum penuh, siang aku up.
JANGAN SIDER SAYANG, jangan nakal, jadi anak baik dan ngasih vote ke diriku ini, tidak rugi kok.
Vote diawal atau diakhir chapter.
200 vote dan 55 komen ayoo🏃
Juya, belong to Ramel?
Disini lah Juya berada saat ini, bersama Nafar, mendatangi sebuah rumah bordil yang menjadi tempat yang Medelin datangi selama 3 tahun belakangan.
"Kamu yakin, pria itu disini?" tanya Juya.
Nafar mengangguk, jangan ragukan kemampuan Nafar membobol sistem dan mendapatkan informasi dari internet, Nafar bisa menjangkaunya.
"Yakin, ayo cepat." Nafar menarik tangan Juya, mereka masuk ke dalam rumah bordil tersebut.
Ini sudah jam 11 malam, sudah saatnya para pria maupun wanita gila sex mendatangi tempat ini.
Keduanya berpakaian selayaknya orang yang ingin memesan gigolo ataupun pelacur, ini akan berjalan sesuai yang Juya rencakan.
Juya memakai gaun tipis sepaha, rambutnya digerai begitu saja, dia memakai make up yang memancarkan kesan seksi dan nakal.
Lipstick merah dibibirnya, tatapan mata yang tajam, sementara Nafar memakai kemeja putih dan celana hitam, 2 kancing teratasnya dilepas.
"Selamat malam Tuan dan Nyonya, ada yang bisa kami bantu?"
Seorang pria berpakaian aneh mendatangi mereka, sepertinya pria itu mucikari nya.
"Ya, aku mau menyewa satu gigolo untuk malam ini, berikan aku yang bernama Rakel Rachelio, aku mau dia." tutur Juya dengan nada arogan nan mendominasi.
"Aduh, maaf Nyonya, yang itu sudah dipesan-"
"Aku bayar 5 kali lipat."
Mata Mucikari itu langsung cerah, dia menunduk dan mempersilahkan Juya memasuki sebuah kamar, sebelum pergi, Juya berbisik pada Nafar.
"Adikmu ada di kamar 12, namanya disini adalah Mela, minta saja pada mereka, bahwa kamu mau membelinya."
Nafar mengangguk patuh, Nafar akan menyelamatkan adiknya dari tempat sialan ini.
Saat Juya berjalan memasuki sebuah kamar yang penerangannya begitu redup dengan aroma mawar yang pekat, Juya disuguhkan dengan seorang pria bertubuh ramping dengan pakaian tipisnya.
Tengah duduk membelakangi pintu masuk, dia duduk dengan tenang, rambut hitamnya panjang sepunggung, kulitnya putih mulus.
"Itu dia Nyonya, Rakel tidak bisa melihat, jadi saya minta maaf jika dia ada membuat kesalahan."
Juya mengangguk, dia memberi kode pada mucikari itu untuk keluar, setelah Juya mengunci pintu kamar, Juya berjalan mendekati Rakel lalu menyentuh bahunya.
Terlihat bahu pria manis itu menegang, namun setelah Juya mengelusnya lembut, bahunya seketika tenang.
"Madam, anda bisa memakai saya sekarang." suara Rakel begitu halus dan lembut, Juya menatap wajah Rakel lamat.
Seperti kenal, tapi di masa depan Juya tak merasa bertemu pria ini.
"Berapa usiamu?" tanya Juya, dia menggenggam tangan halus Rakel lalu menuntunnya untuk berdiri.
Membantunya berjalan menuju kasur lalu mendudukannya perlahan ditepi kasur.
Juya melepas genggaman tadi, dia berjalan kearah kursi, lalu mengangkat kursi itu dan meletakannya didepan Rakel.
Kemudian Juya duduk didepannya.
"Saya 24 tahun, Madam."
"Baiklah, kamu kenal Medelin?"
"Ah? Tidak Madam, saya tidak mengenalnya."
"Bagaimana dengan Virana Samantha, apa kamu mengenalnya?" suara lembut Juya, ditambah sentuhan yang Juya berikan dipipi Rakel membuat pria manis itu merona tipis.
Dia menunduk sampai helaian rambut hitamnya menutupi wajahnya.
Juya secara perlahan menyampirkan rambut itu ke belakang telinga.
"Kenal?"
"Kenal, Madam, dia adalah kakak saya,"
"Apa yang dia lakukan kalau kemari?"
"Dia sering mendatangi saya setiap hari minggu untuk memberikan saya uang."
"Kenapa dia tak membayarmu agar bisa keluar dari sini?"
Rakel menggigit bibir bawahnya pelan "Mahal Madam, saya disini sudah dari kecil, menjual tubuh saya adalah cara saya bertahan disini, akan sulit membawa saya keluar."
Juya menyeringai, bagus, akhirnya dia mendapatkan 1 lagi orang yang bisa dia manfaatkan.
Manfaatkan untuk menjatuhkan Virana, menjatuhkannya dan memaksa Virana untuk mengatakan siapa orang yang sudah menyuruhnya, mengambil posisi Medelin.
"Aku bisa bantu, aku akan membelimu, kamu akan menjadi milikku, tapi, aku hanya memerlukanmu sebagai bahan informasi saja. Kamu akan tinggal ditempat lain, dan aku akan memberikan mu donor mata, bagaimana, kamu mau?"
Rakel diam, seolah kaget dan agak tidak percaya.
"Tugas saya, apa saja Madam?"
"Mudah, nanti akan aku katakan."
"Baik..saya..mau.."
"Bagus, bersiap-siap. Aku akan urus surat pembelianmu."
Rakel mengangguk, dia ingin mengelak dari hal ini, tapi ini kesempatan bagus untuk pergi dari neraka sialan ini.
Juya beranjak keluar dari kamar, dia harus segera menyelesaikan semua ini.
Misi nya sekarang tinggal memaksa Virana untuk memberitahu siapa yang menyuruhnya untuk menyerupai Medelin.
Lalu berikutnya adalah menghukum para pembully Ramel.
Lalu mendepak Virana dari rumah.
Kemudian menghukum Leoz dengan cara membuat Leoz menikahi Jiya, karena itu adalah hukuman yang pas untuk keduanya.
Jiya akan tersiksa seumur hidup jika menikah dengan Leoz, apalagi saat Leoz masih sangat tergila-gila pada Juya.
Inginnya Juya membuat Leoz masuk RSJR, tapi dia harus bisa membuat Leoz menikahi Jiya, baru setelahnya Leoz masuk RSJR.
Kalau perlu, Leoz dan Jiya harus masuk RSJR bersama hahahahaha.
⏳Bersambung⏳
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
RomansaIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...