Sialan, penuh pagi juga padahal dah aku naikin targetnya, tapi gapapa, aku senang MUAHAHAHAHAHHA.
JANGAN SIDER LAHH. Jangan sider, sider tuh setan.
Vote diawal atau diakhir chapteeeeer, kalau cepat penuh, pasti bisa up 6 kali lagi hari ini muehehehehhehe.
Anyway, ini gak jadi end di part 50, GATAU END KAPAN, menurut kalian end di part berapa?
200 vote dan 55 komen ayooo.
Juya, Rakel, Ramel vs Leoz
Pemakaman Robert baik Jiya sudah selesai, kini Juya ada di rumah bersama bayi Jiya dan Leoz, Leoz ada di rumah juga, dia duduk disebelah Juya.
"Siapa namanya nanti?" tanya Leoz dengan tubuh yang menempel dibahu Juya.
Juya risih, dia agak mendorong tubuh Leoz dan menatapnya kesal "Aku lagi gendong anakmu ini loh, jangan nempel-nempel." tegur Juya.
Leoz hanya cengengesan saja, rencana nya sangat berhasil sekarang, menyingkirkan Robert dan Jiya agar Leoz bisa bersama Juya saja di rumah ini.
Walau hanya sebagai status Abang kembar saja.
"Aku gak tau, nanti aja dipikirin."
Juya menunduk, mengelus pipi gembul bayi digendongannya, dia sudah mengatakan berita kematian Papi nya pada Zilvia dan Valdo.
Dan mengatakan kalau sekarang Juya akan tinggal berdua bersama Leoz, karena Zilvia khawatir pada Juya, Zilvia mengatakan bahwa dia akan meminta Rakel serta Ramel untuk tinggal bersama Juya saja.
Untuk berjaga-jaga sekalian membantu mengurus anak Leoz nantinya, juga agar Leoz gak melakukan hal-hal nekat kedepannya.
Ting nong.
Juya segera beranjak dari sofa, dia memberikan bayi itu pada Leoz lalu berjalan cepat menuju pintu rumah, kata Tante Zilvia, Bik Imah sama Pak Lek bakal tinggal disini juga.
Jadi rumah ini gak akan sepi, Tante Zilvia dan Om Valdo ingin ketenangan di rumah mereka, jadi semua biang keributan disuruh pergi ke rumah Juya.
Juya membuka pintu rumah, disambut terjangan dari Ramel yang bahagia saat tau akan tinggal bersama Juya, jadi Ramel bisa setiap hari bertemu Juya.
"Ayo masuk, Bik Imah sama Pak Lek, kamarnya ada di lantai 1, karena takutnya capek naik tangga, kalau Rakel sama Ramel kamarnya ada di sebelah kamar aku, ayo aku anter."
Mereka mengangguk, Ramel melepaskan pelukannya lalu memeluk lengan Juya mesra, mereka berjalan melewati ruang tengah dimana Leoz ada disana.
Tatapan mata Leoz terlihat tak senang saat mantan kembarannya ada disini.
Sial, rencana nya hancur karena kedatangan orang-orang ini.
"Hai Leoz, selamat malam." sapa Rakel dengan senyum manis sampai bola matanya melengkung indah bak bulan sabit, namun itu justru membuat Leoz pucat.
Sialan, kenapa jalang itu ada disini!?
Karena tak mau ada keributan, Leoz beranjak pergi kembali ke kamarnya, bersama bayi digendongannya.
Ingin sekali Leoz banting anak ini, tapi anak ini adalah satu-satunya jalan agar Leoz bisa mengambil perhatian Juya lagi.
Jadi Leoz harus menjaga anak ini demi rencana nya di masa depan.
.....
Pagi pertama ada tambahan anggota baru di rumah, Juya tengah sibuk meminumkan susu untuk bayi laki-laki nya Leoz di ruang makan.
Bik Imah lagi sibuk menata sarapan sementara Pak Lek lagi sibuk membersihkan taman depan.
Setelah ini Juya akan mengambil alih perusahaan Sang Papi, kerjaannya semakin banyak, Juya bahkan harus ambil kelas malam karena pagi sampai sore dia sibuk di kantor.
Nanti Juya akan menyewa baby sitter untuk merawat bayi ini.
"Juyaaaa selamat pagiiii." Ramel dan Rakel hari ini gak ada kelas, jadi mereka bebas-bebas aja hari ini.
"Pagi Ramel, Rakel mana?"
"Rakel jelek lagi pake baju."
"Ooh gitu."
Kamar Ramel dan Rakel itu sama, hanya saja kasur dan lemari mereka berbeda, bahkan ada 2 kamar mandi dalam 1 kamar mereka.
Ramel menunduk guna mencium dahi bayi laki-laki digendongan Juya.
"Gemes banget sihh." gemas Ramel.
"Iya nih, gemes dia ya."
Ramel mengangguk setuju, kalau dilihat lebih jelas, Juya dan Ramel ini seperti pasangan suami istri yang baru punya anak.
Hal itu dilihat langsung sama Leoz, dan dia merasa Ramel kembali merebut posisinya.
"Sialan, kayanya memang Ramel yang harus aku bunuh." desis Leoz yang menonton dari balkon lantai 2.
Leoz gak sadar kalau Rakel ada dibelakangnya, menatap Leoz datar dan tak beremosi, dia berjalan melewati Leoz lalu turun ke lantai 1.
Sesampainya di dapur yang terhubung ke ruang makan, Rakel memberikan senyuman hangatnya pada Juya.
"Pagi Juya."
"Pagi Rakel."
"Ih Rakel jelek kok gak nyapa Ramel? Abang mu loh ini." protes Ramel karena gak disapa.
Rakel tertawa dibuatnya "Iyaa, pagi Ramel." sapa Rakel hangat.
"Huum, pagi juga Rakel jeleeeek."
Rakel mah udah biasa, dia duduk disebelah kiri Juya, sementara Ramel di kanan Juya.
Sekarang Juya kaya istri bersuami 2 hahahahha.
"Hari ini kita belanja buat keperluan bayi ini yah." ujar Juya pada kedua bocil kembar disebelahnya.
"Yes! Jalan-jalaaaan!"
"Oke Juya, nanti Rakel siapin list keperluan bayi yah."
Juya mengangguk, dua bocil kembar ini bisa diandalkan sekarang, Ramel yang sudah mulai sembuh dari Bipolar dan Anxiety nya sementara Rakel yang sudah mulai beradaptasi dengan baik.
Keadaan dua orang ini sudah baik-baik saja, hanya satu orang diatas sana yang malah makin gila, ya siapa lagi kalau bukan Leoz hahahaha.
⏳Bersambung⏳
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
RomansaIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...