Oke, aku seneng pake banget soalnya vote gak jimplang dan naik terus, walau sider masih ada, tapi setidaknya gak sebanyak di lapak lain.
Makasih yaaa untuk vote dan komennya, kalau cepat penuh kan aku bisa up terus buat kalian, belum lapak lain juga yg bakal aku up.
Jadi, gak ada ruginya ngasih vote ke aku, sebagai penyemangat.
Bantu vote kalau gak bisa bantu komen, vote diawal atau diakhir chapter. Kalau mau dibaca nanti, paling enggak vote dulu biar gak kelupaan.
200 vote dan 55 komen, ayoo votenya pasti bisa penuh cepat.
Juya belong to Ramel
5 hari, Juya tak kunjung datang ke rumah, membuat Ramel semakin kesepian dan menyalahkan dirinya sendiri atas ketidak hadiran Juya.
Kamarnya berantakan, jam pasir pemberian Juya sudah pecah karena dia melemparnya semalam, Ramel duduk ditepi kasur.
Menatap kosong ke lantai, telapak tangannya sudah tercetak garis-garis akibat ketakutannya sendiri.
"Juya..." bisiknya lirih.
Ramel menarik napas panjang sejenak, berusaha meredakan sakit didadanya, rasanya memang lumayan sakit.
Kriet.
Ramel mengangkat wajahnya saat pintu kamar terbuka, terlihat Leoz yang datang dengan nampan berisi makanan.
Raut wajah Leoz tampak khawatir.
"Ramel, kamu jangan gini, lihat tangannya luka-luka." Leoz meletakan nampan di nakas lalu melihat pergelangan tangan Ramel.
Raut muka Leoz menyendu, dia menatap Ramel sedih.
"Ramel jangan gambar ditangan, Leoz kan udah beliin buku gambar, garis-garisnya di buku aja." tutur Leoz lembut.
Ramel menggeleng, dia melepaskan tangan Leoz yang ada ditangannya, lalu memicing tak suka.
"Keluar, aku gak mau ngeliat kamu." usir Ramel tak suka.
"Tapi luka nya diobati dulu."
"Enggak mau, kamu keluar sekarang."
Leoz hanya mampu menurut, dia mengangguk kemudian mengelus rambut Ramel pelan.
"Juya bakal datang nanti sore, dia gak bisa datang karena harus ngurus berkas lanjutan S2, Juya bakal kuliah buat ambil gelar Magister, jadi dia gak sempat datang kemari. Tapi nanti sore datang kok, kamu yang sabar ya."
Ramel sedikit tergerak mendengar ucapan Leoz, dia menunduk dan mengangguk pelan.
"Ramel pinter." puji Leoz sembari memeluk Ramel lembut.
Ramel tak membalas pelukan Leoz, dia hanya berpikir kapan sore akan tiba, karena dia tak sabar ingin bertemu dengan Juya lagi.
"Udah, kamu makan dulu ya."
"Hm..."
"Mau Leoz suapin?"
"Ck, enggak perlu, sana keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
RomanceIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...