Yeaah bisa 5 kali up, tapi banyak sider.
Kalian kan tau, aku gak suka sider apalagi kalau sampai banyak sider, JADI TOLONG JANGAN SIDER! Udah dikasih 5 kali up, masih aja gak mau vote.
Mikir. Kalau memang gak bisa bantu komen, setidaknya bantu VOTE. Jangan beban, capek, sider mulu yang mau diurus, pada gak ngerti juga anjir. Muak kali.
VOTE sebelum atau sesudah baca.
350 vote dan 70 komen. Vote jimplang, bakal aku unpub besok pagi.
Radev goes to school
Radev bakal masuk SD 3 bulan lagi, umur Radev juga bentar lagi 6 tahun sekitar 2 bulan lagi, jadi Radev udah bisa masuk Sekolah Dasar.
Radev juga sudah di tes baca dan tulisnya, dia pintar, tulisannya agak rapi untuk seukuran anak usia 5 tahunan.
Ya gak heran, Radev sering belajar sama Juya kalau ikut ke klinik.
Jadi hari ini, Juya mau pergi beli keperluan sekolah Radev, tadi niatnya pergi sama Ramel, tapi pria itu ada rapat jadi gak bisa ikut.
Karena Rakel senggang, maka Rakel lah yang ikut bersama Juya dan Radev.
"Hiks..Ramel mau ikuuuut..hiks..huaaaaaaaa!"
"Kamu kan ada rapat,"
"ENGGAK MAAAUUUU HUAAAA!"
"Nanti aku kasih hadiah kalau kamu mau kerja."
Ramel berhenti menangis, dia langsung menyeka air matanya dan berdehem pelan "Peluk dong," protesnya agak malu.
Juya tergelak, lucu banget sih, dengan senang hati Juya mau memeluk Ramel dan mengelus punggungnya.
"Kerja yang rajin, biar ngehasilin uang buat aku." tutur Juya.
"Siap! Nanti semua uangnya Ramel kasih ke Juya."
Radev dan Rakel hanya bisa diam menonton, biarkanlah, cuma Juya yang bisa buat Ramel semangat kerja, karena semua uang Ramel dikasih ke Juya.
Lagipula perusahaan itu milik Papi Juya dulu, Ramel kan hanya meneruskan jadi sudah seharusnya semua uang Ramel diberikan pada Juya.
Setelah Ramel berangkat kerja, barulah Juya dan Rakel serta Radev pergi belanja.
"Bunda, nanti Radev mau beli tas warna hitam."
"Loh? Bunda rencana nya mau beliin Radev tas warna biru.."
Melihat tatapan sedih sang Bunda, Radev langsung menggeleng "Enggak papa, biru juga bagus, Radev suka!"
Radev gak mau Bunda Juya sedih, dia teringat dulu sebelum menghabisi Bunda Juya, Radev sangat nakal.
Selalu membuat masalah di sekolah, sampai Bunda Juya selalu dipanggil karena masalah yang Radev buat.
Sekarang Radev akan jadi anak baik yang berprestasi, agar Bunda Juya bangga pada Radev.
.....
Radev berjalan dengan tangan yang memegang tangan Juya, Rakel sendiri memegang plastik berisi belanjaan mereka.
Tas, baju sekolah, buku, sepatu, topi, dasi, tali pinggang, minyak wangi, minyak telon, pensil, penggaris, penghapus, rautan mekanik dan berbagai barang lainnya.
"Bundaaa, Radev mau itu." Radev menarik tangan Juya pelan lalu menunjuk kearah penjual takoyaki, dulu Radev suka makan Takoyaki isi cumi.
"Mau itu?"
Anggukan semangat Radev berikan, matanya berbinar cerah "Mau itu!"
"Okeee, ayo kita beli, Rakel juga mau?"
Rakel mengangguk, dia menatap takoyaki di tempat penjual itu dengan binar cerah, dia belum pernah makan takoyaki, apa rasanya ya.
"Mauu, jangan lupa beliin Ramel, nanti dia ngambek."
"Iya gampang, ayo beli dulu."
Selagi Radev dan Rakel membeli Takoyaki, Juya izin sebentar ingin membeli minuman di toko yang tak jauh dari toko takoyaki.
"Mbak, saya pesan Strawberri smothies with blueberri 1, terus Choco hazelnut cream 2, Manggo smothies 2 dan Ice Cappucino 1, ukurannya Large ya mbak."
Itu untuk Juya, Rakel, Ramel, Nedra dan Nafar.
"Baik, totalnya 300 ribu, mau cash atau debit?"
"Cash aja mbak."
Juya memberikan uang 300 ribu pada mbak-mbak itu, kemudian Juya menunggu sebentar di tempat duduk sebelah toko.
Dia menatap sekitaran mall, agak ramai ya padahal baru jam 12 siang, lagi asik-asiknya memandang sekitar, tiba-tiba ada seorang pria berambut pirang jatuh didepan Juya.
Tanpa menunggu lama, Juya langsung membantu pria itu.
"Mas gak papa?" tanya nya sembari membantu Pria itu berdiri.
Pria berambut pirang dan bermata coklat gelap itu menggeleng lalu tersenyum, wajahnya teduh dengan mata sayu.
"Enggak papa, makasih yah.." suaranya halus agak serak.
Juya kaya kenal, tapi dimana dan kapan yah, perasaan dia gak pernah ketemu pria ini selama 17 kali dia hidup.
"Iya mas sama-sama, lain kali hati-hati."
"Iya mbak, permisi."
Pria itu berlalu pergi, dan Juya pun tak mau perduli.
Dia mengambil pesanannya setelah selesai, kemudian menghampiri Rakel dan Radev lagi.
Mereka kembali berbelanja setelah makan takoyaki sebentar.
Di jam 3 sore mereka pulang, Radev sudah tidur digendongan Juya, kecapekan karena dibawa jalan terus, anak itu gak mau digendong selama di mall.
Maunya jalan, jadi ya udah, Juya nurut, eh taunya kecapekan tuh anak manis.
"Taruh aja di kamarnya Kel."
"Okey."
Rakel menggendong Radev naik ke lantai 2, kamar Rakel memang dilantai 2 tapi pintunya dipageri, jadi Radev gak bakal gelinding di tangga.
Juya menarik napas lelah, dia duduk di sofa dan memikirkan beberapa hal.
Leoz kabur dari RSJR sekitar 3 bulan silam, dan sampai sekarang belum tau dimana keberadaannya.
Membuat Juya kepikiran saja, tapi, nampaknya Leoz tak akan bisa sampai kemari.
Karena lokasi RSJR jauh dari rumah ini, pasti Leoz gak akan sanggup jalan sampai kesini.
Jadi, Juya bisa tenang sedikit.
⏳Bersambung⏳
![](https://img.wattpad.com/cover/336215320-288-k78212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
RomanceIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...