YEAAYYYYY UP LAGIIII, udah 4 kali dong hahaha, semua notif hari ini ada 7, ini 4 kali, Ali Rainy 2 kali dan Sesya Arey 1 kali.
Jadiiii, marilah jadi anak baik disini, semakin cepat kalian vote dan penuh, maka semakin sering aku update yeaayyyy.
Besok pagi aku up nih kalau besok penuh, jadi, jangan sider yaaaa.
Vote diawal atau diakhir chapter.
200 vote dan 55 komen, ayoo.
Juya belong to Ramel
Hari ini Juya izin gak datang ke rumah, jadi Ramel main sendiri, walau awalnya Ramel marah-marah karena Juya gak datang.
Tapi dengan bujuk rayu akhirnya Ramel mengizinkan Juya absen.
Jadi, sekarang Ramel lagi sibuk main puzzle di kamar, tiduran di karpet berbulu dengan kaki yang berayun riang.
Bibirnya terus melantunkan lagu kesukaannya.
"Shooting stars never fly for me, my hearts on mars kinda heart to see..but you know you know i'll see you again..but you know you know i'll see you again.."
Pikirannya tertuju pada Juya saat menyanyikan lagu itu, ya, dia pasti bisa bertemu Juya lagi.
Saat lagi asik-asiknya, pintu kamar Ramel terbuka dan menampilkan Leoz yang terlihat memakai kaus dan celana selutut.
Ramel langsung bangun dan duduk, menatap Leoz dengan tak suka, masih teringat perkataan Leoz kemarin malam.
"Mau apa kamu?" ketus Ramel.
Leoz menyeringai lebar, dia berjalan menuju meja belajar Ramel dan mengambil jam pasir pemberian Juya, Ramel yang melihat itu sontak panik.
"Jangan diambil! Itu punya aku!" marah Ramel, dia berusaha merebut kembali jam pasir itu.
"Enak aja, ini dari Juya kan? Aku juga mau, kemarin punya kamu udah dipecahin, berarti yang ini punya aku!"
"Enggak! Itu punya akuuuu! Juya yang kasih ke aku, bukan buat kamu Leoz!"
Leoz memeletkan lidahnya mengejek, lalu dia berlari kearah dinding dimana ada gambar Juya yang Ramel tempelkan, dengan sengaja Leoz menarik gambar itu lalu merobeknya.
Tubuh Ramel bergetar, menatap pilu gambar-gambar itu.
"Ingat ya Ramel, Juya itu punya aku, bukan kamu, jadi gausah mimpi bakal bisa sama Juya. Kamu itu gila, gak waras! Hahahahaha!"
Leoz menendang kotak mainan Ramel lalu mengambil mainan yang Juya bawa kemarin, lalu Leoz membawanya.
"Kita kan kembar, barang kamu bakal jadi barang aku juga." senyum Leoz berikan, senyuman jahat yang bisa membuat Ramel takut.
"Hiks..KAMU JAHAT! PERGI DARI KAMAR AKU! Hiks..PERGIII!"
"HAHAHAHAHAHA RAMEL GILAAA GAK BAKAL BISA SAMA JUYAAAA!"
Leoz berlari keluar kamar Ramel, dia sengaja mengacau agar Ramel kumat lagi, jadi kan Ramel bisa dibawa ke Belanda.
Kikikan puas Leoz berikan, setelah ini Ramel akan dibawa ke Belanda, dan Juya hanya akan menjadi milik Leoz!
Ramel meratapi sobekan gambar yang ada di lantai, dia mengambil sobekan itu dan mengumpulkannya.
"Hiks..Ramel jadi bingung..hiks..yang gila sebenarnya Ramel apa Leoz sih.."
Ramel menangis sambil mengomel, dia memilih untuk menyatukan kembali gambar itu dan diam, tak membereskan mainan yang sudah Leoz hamburkan.
Untuk jam pasir, nanti Ramel ngadu ke Juya, biar Juya marahin Leoz.
"Nyebelin...hiks..padahal disini Juya cantik.."
"Leoz gila, dia yang gak waras.."
"Hiks..ah! Sebel Ramel, Leoz yang gak waras, kumat dia!"
Ya sepertinya Leoz memang lagi kumat gila nya.
Sementara disisi Juya, dia tengah menonton rekaman Cctv di sebuah bar, dimana Jiya berada.
Jiya saat ini tengah bersetubuh dengan seorang pria gendut, dan Juya begitu puas melihatnya.
"Kau sebar ya Far."
"Siap, mau sebar kemana nih? Twitter, Ig, Tik tok atau dimana?"
"Semuanya aja lah, biar mati kutu dia."
"Oke, lo kejam banget ya, padahal Jiya kembaran lo."
Juya mengibas pelan "Gak sudi nganggep dia kembaran, sikapnya kaya setan." lengus Juya.
Nafar terkekeh pelan, Juya ini sikapnya unik, netral juga, kadang dia bisa tegas dan begitu dominan, tapi terkadang dia bisa sangat bocah dan jahil.
Kejahilannya ya seperti ini, mempermalukan kembarannya sendiri.
"Oh ya, kapan lo bantu gue?"
Juya menepuk bahu Nafar pelan, lalu berbisik "Bantu aku cari data tentang kegiatan Medelin Margaret selama 3 tahun belakangan ini, baru aku bisa membantumu Nafar." bulu kuduk Nafar agak meremang.
Dia mengangguk kaku dengan wajah yang agak memerah.
"Bukannya itu mami lo?"
"Ya, bukan Mami kandung sih."
"Hah? Maksud lo?"
Juya menyeringai tipis, inilah rahasia yang Juya ketahui dimasa depan, yaitu rahasia tentang jati diri Medelin.
Sebulan sebelum Juya mati, dia tau kalau Medelin bukanlah mami kandungnya yang asli.
Karena Mami nya yang asli adalah wanita baik dan dominan, mami nya sempat diculik, dan saat ditemukan sifatnya berbeda seperti sebelumnya.
Tapi wajah dan suaranya begitu mirip, dan Juya tau kalau wanita itu bukan Mami nya.
Melainkan wanita jalang bernama Virana Samantha, jalang yang diminta untuk operasi plastik agar serupa dengan Medelin asli.
Sementara Medelin asli dibunuh, Virana menggantikan tempatnya dan merauk harta Robert lalu membuat Robert buta.
Juya tau, tapi dia butuh bukti.
Terlebih dia belum tau siapa orang yang menyulik sang Mami, dan orang yang menyuruh Virana untuk menggantikan posisi Medelin.
Masih banyak rahasia dan hal yang perlu Juya ungkap di masa kini.
Dan itu harus secepatnya dia selesaikan.
"Intinya, temukan data itu, selebihnya biar jadi urusanku."
Nafar mengangguk, ya, dia menurut saja atas apa yang gadis ini perintahkan.
⏳Bersambung⏳
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
RomanceIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...