⏳JuRa-44⏳

8K 1.7K 93
                                    

GATAU AH KAPAN INI END, SOALNYA MASIH ADA KONFLIK LAINNYA AKHHH. Kalian masih sanggup ngikutin?

Jangan sider lahh, ini udah 4 kali up, keren sih kalian gercep menuhin target muahahah, aku sayang kalian, kecuali sider.

JANGAN SIDER, sider tuh setan.

VOTE diawal atau diakhir chapter.

250 vote dan 60 komen ayooo.

Radeva Tsiriza

Juya tak menyangka dia mampu mengurus anak Jiya dan Leoz sampai anak itu sudah berusia 5 tahun, anak laki-laki itu Juya beri nama Radeva Tsiriza, yang berartikan Pembawa Kebahagiaan di Akhir.

Juya berharap Radev bahagia dengan nama itu.

Juya sekarang sudah lulus S2, dia sudah mempunya klinik nya sendiri, Perusahannya diambil alih sama Ramel, setelah Ramel lulus Kuliah dia langsung mengambil alih perusahan Juya.

Karena Juya hanya mau menjadi Psikolog, sebab itu adalah cita-citanya.

Untuk Rakel, dia sekarang membuka cafe es krim, Rakel gak mau muluk-muluk, dia gak suka pekerjaan berat, dia hanya mau mengerjakan pekerjaan yang dia suka saja.

Karena masa lalu Rakel suram, menjadi gigolo diusia muda, jadi sekarang Rakel hanya mau bahagia dengan bisnis kecilnya.

Radev sekarang sudah berumur 5 tahun, dia tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan, pendiam, namun sangat cerdas.

Namun sikapnya aneh, dia sangat menjaga jarak dari orang luar, tapi kalau sudah sama Juya, dia bisa berubah jadi anak baik yang sangat manja.

Radev sering ikut sama Juya ke klinik, sering ikut sama Ramel ke kantor dan juga sering ikut sama Rakel ke Cafe.

Radev manggil Juya Bunda, manggil Ramel Papa sementara manggil Rakel Papi.

Karena yang Radev tau dia punya 1 ibu dan 2 ayah.

Sekarang Radev lagi nonton cocomelon di ruang tv, Bunda Juya lagi sibuk ngurus sarapan Papi dan Papa.

Bik Imah dan Pak Lek sudah meninggal 2 tahun lalu karena faktor umur, sekarang Bunda Juya yang urus semuanya sendiri.

"Radev sayang, ayo sarapan dulu nak."

"Iya Bunda, sebentar."

Radev turun dari sofa lalu berlari kecil kearah ruang makan, rambut hitamnya bergerak lembut, dia tersenyum manis sampai matanya membentuk bulat sabit.

"Bunda, hari ini Radev ke klinik sama bunda kan?" tanya nya semangat.

Dia selalu menatap Juya dengan tatapan penuh binar kebahagiaan.

Elusan Juya berikan dikepala Radev, menunjukan afeksi dan kasih sayang pada anak mungil itu.

"Iya sayang, kita sekalian ketemu sama Om Nedra dan Om Nafar."

Mendengar dua nama tersebut, Radev agak tidak suka, karena keduanya tampak sekali ingin mendekati Bunda-nya Radev, Radev risih, ingin rasanya Radev congkel mata mereka saat memandang bunda Radev dengan tatapan cinta.

"Mau ngapain ketemu mereka?" tanya Ramel penasaran.

"Katanya kangen sama aku."

"Ihhh Juyaaaaa!"

Juya tergelak mendengar rengekan Ramel, padahal udah 26 tahun, tapi masih aja suka ngerengek.

"Juya, nanti siang aku ke klinik yah, bawain makan siang buat kamu." tutur Rakel lembut dan hangat.

"Tentu, datang aja."

"Ish! Ramel capek tau jadi Ceo, maunya kerja yang waktunya banyak senggang, Ramel kan jadi jarang ketemu sama Juyaa, Ramel kangen Juya tau setiap detik, setiap menit, setiap ja-"

"Sst, Ramel, berisik. Mending sarapan sekarang." tegur Rakel.

"HEH RAKEL JELEK! INGET YA RAMEL TUH ABANGAN KAMU, JANGAN SOK KAMU YA RAKEL JELEK! MAU RAMEL COLOK MATA ABU-ABU KAMU ITU HAH!?"

Rakel hanya menunduk, ciut juga dia kalau Ramel udah ngomel dan teriak kaya gitu.

Juya sendiri tertawa lepas, selalu lucu melihat tingkah dua bocil itu, sementara Radev, hanya tersenyum.

Entah apa yang bocah itu pikirkan saat ini.

"Bunda," panggilnya pada Juya.

"Hm? Kenapa nak?"

"Bunda jangan buang Radev ya,"

"Enggak dong sayang, kenapa pula bunda buang kamu? Kan Radev anak yang baik."

"Hehe, iya, Radev baik, Radev sayang banget sama bundaaa!"

"Bunda juga sayang Radev~"

Rakel dan Ramel hanya menatap Radev datar, bocah itu masih aman di umurnya yang segini, tapi mereka belum bisa yakin kalau diusia remaja nya nanti, Radev tetap baik begini.

Dan lagi, Juya punya rencana untuk menikah, tapi dia bingung mau menerima lamaran siapa, karena ada 4 lamaran yang datang padanya.

Dari Ramel, dari Rakel, dari Nedra dan dari Nafar.

Juya gak tau, karena fokusya saat ini adalah mengurus Radev, dia belum tau kapan akan menikah.

Hidup bersama Rakel, Ramel dam Radev sebenarnya sudah cukup bagi Juya.

Apa tidak bisa dia terus seperti ini dengan mereka?

Tak perlu menikah, tapi hidup bersama sampai tua, karena Juya juga ragu untuk hamil.

Rasanya dia belum siap untuk mengandung dan mengurus anaknya sendiri.

Dia takut, akan mengulang waktu lagi dan terpisah dari anaknya, takut nantinya anaknya tidak lahir dari perutnya sendiri.

Juya belum bisa yakin untuk menikah sebelum akhir dari semuanya selesai.

⏳Bersambung⏳

Punish Crazy Ex Boyfriend [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang