Ada pembaca pernah yang bilang gini "Vote itu terserah pembaca gak sih? Kalau suka dia vote, kalau gak suka ya dia gak vote. Author gak berhak maksa, itu hak pembaca."
Heh, cocot mu aku gaplok pake teplon ya bangsat, KALAU GAK SUKA TERUS KENAPA BACA SAMPAI TAMAT HAH!? GAK SUKA MATA MU ITU GAK SUKA!
Bilang aja pada gatau cara ngehargai karya orang, tinggal vote doang, bukan disuruh beli koin buat buka bab selanjutnya, baru dimintai vote aja udah bahas hak-hak segala macam.
Hal sepele gini sebenarnya gak perlu diperbesar, asal sider punya kesadaran diri buat ngasih vote tanpa harus dikasih tau terus.
Sebelum baca bisa vote, selesai baca bisa vote, ini mah, selesai baca langsung cabut, setan emang.
Kalau kalian vote terus, aku kan ngasih update an terus, kita sama-sama untung anjir, tapi pada gak ngertiii!
Vote diawal atau diakhir chapter.
200 VOTE dan 55 komen, segini doang target, harusnya 1 jam aja bisa penuh, jadi aku bisa up sampai berkali-kali. Kan kalian yang enak.
Rakel vs Ramel
Guru private sudah didatangkan, Rakel dan Ramel belajar di kamar mereka masing-masing.
Guru Private mereka sama-sama perempuan, usia mereka 19 tahun, lebih muda 2 tahun dari Rakel dan Ramel.
Di kamar Ramel, dia fokus mengerjakan soal yang diberikan guru private bernama Lara itu, gadis berambut hitam sebahu, berdada besar dengan make up agak menor.
Jam menunjukan pukul 2 siang, kata Juya dia bakal datang ke rumah jam 5 sore, jadi Ramel harus segera menyelesaikan pelajarannya.
Lagi asik-asiknya mengerjakan soal, paha Ramel disentuh dari bawah meja belajar, Ramel dan Lara memang duduk di karpet berbulu.
Dengan meja kayu sebagai pembatas diantara mereka.
Ramel mengangkat wajahnya, menatap Lara tak suka.
"Gak usah pegang-pegang." ketus Ramel sembari menepis tangan Lara, kemudian fokus lagi pada tugasnya.
"Kamu manis deh, type saya banget, udah punya pacar?"
"Udah." jawab Ramel cuek.
"Gak papa, kamu bisa main sama aku, badan aku pasti lebih bagus dari badan pacar kamu kan?" Lara mendekatkan dirinya kearah Ramel.
Menempelkan dada besarnya ke wajah Ramel, terlihat ekspresi Ramel malas dan mual.
Dengan kuat dia mendorong Lara kemudian membalik meja belajarnya kesal.
BUGH!
"RAMEL MAU NYA BELAJAR! KAMU TUH KALAU MAU BERHUBUNGAN BADAN JANGAN DISINI DONG! PERGI KAMU DARI SINI!" Ramel mengamuk, dia membanting meja belajar tadi berulang kali, sampai hancur.
Zilvia yang ada di lantai 1 terkejut mendengar keributan itu, belum sempat dia berpikir, ada suara lagi dari kamar Rakel.
"KAMU KAN GIGOLO YANG PERNAH AKU TIDURIN! WAHAHAHA UDAH DIBELI YA SAMA ORANG KAYA MAKANYA BISA DISINI!? Yahh, kalau dasarnya jalang ya tetap aja jalang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Punish Crazy Ex Boyfriend [End]
RomanceIlauna Juya Denbora, adalah gadis yang berprofesi sebagai seorang Psikolog, gadis cantik yang mati karena pengkhianatan kekasihnya sendiri. Juya rela membunuh Ramel, seorang pria manis yang lemah lembut atas suruhan Leoz, padahal Ramel adalah saudar...