Dring...Dring...
Bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas. Kecuali kelas XI IPA 2 yang masih ribut dengan tugas mereka.
Aily sebagai penanggung jawab sangat kesal dengan teman-temannya. Mereka sudah membuka buku dan saling mencontek, tapi sampai sekarang belum selesai.
"Ya Allah!, kalian tadi udah buka terus berdiskusi tapi sekarang belum juga selesai." Keluh Aily kepada teman-teman sekelasnya.
Tak ada yang menyauti ucapan sang wakil ketua kelas itu. Ya, Aily menjabat sebagai wakil ketua kelas karena pemenang voting adalah dirinya.
"Udah siap nih!!" cletuk Agasa sambil mengangkat kertas nya di udara dan segera di berikan kepada Aily.
Selang beberapa menit Agasa selesai, murid-murid yang lainya pun ikut selesai dan memberikan tugas masing-masing kepada Aily.
Setelah terkumpul semua Aily mengajak Freja untuk mengantarkannya ke ruang guru. Sedangkan Dea dan Jian mereka pergi ke kantin untuk memesan makanan.
Koridor menuju ruang guru selalu rame dan banyak siswa maupun siswi yang duduk di depan kelasnya.
"Ai besok lo sibuk gak?" tanya Freja memulai pembicaraan di antara keduanya.
"Gue gaktau, tapi kayaknya besok laundry bunda gue libur deh jadi rada free gitu," jawab Aily sedangkan Freja hanya mengangguk-angguk saja.
"Kenapa Ja?" Aily heran, tak biasanya Freja seperti ini kepadanya.
"Di antara kita berempat yang paling dek--" belum selesai menyelesaikan ucapannya Aily langsung mendahuluinya.
"Sebentar, udah nyampe gue ngasih ini dulu," ucap Aily dan langsung meninggalkan Freja di depan pintu sendirian.
Dia tak fokus, dia pikir ruang guru masih jauh jadi dia teruskan pembicaraannya. Dia akhir-akhir ini banyak pikiran yang kadang membuat sekolahnya terganggu. Jika seperti ini berarti dirinya hanya butuh teman bercerita.
Yang di tunggu kini keluar dengan wajah musam nya. Freja mengernyit bingung dengan raut wajah teman nya itu.
"Lo kenapa?" Freja memegang bahu Aily dan berbalik untuk menuju kantin.
"Gapapa, tadi di marahi dikit doang kok."
Tanpa menunggu lama mereka melanjutkan perjalanannya menuju kantin. Tak ada perbincangan pun dari keduanya, hanya berjalan dengan hening.
Brukk.
"shh, sorry," ringis Aily kemudian berdiri dan menatap orang yang tak sengaja ia tubruk tadi.
Saat melihatnya, tiba-tiba Aily teringat kepada sosok yang membantunya saat terlambat rapat osis kalau itu.
"Gue yang salah, gue minta maaf," ucap pemuda itu dan langsung berlalu dari hadapan Aily dan Freja.
"Ka, tunggu gue anj*ng."
Freja dan Aily hanya menatap keempat orang tadi dengan pandangan sulit di artikan.
Tak memperdulikan lagi, sekarang waktu istirahat kurang dua puluh menit lagi dan mereka harus cepat-cepat ke kantin. Mereka sedikit berlari hingga tujuh menit kemudian mereka sampai dan mencari keberadaan kedua temannya.
Sedangkan Dea dan Jian mereka clingak-clinguk mencari Aily dan Freja. Setelah menemukannya mereka melambai-lambai kan tangan ke arah Aily dan Freja.
Aily yang melihat kedua temannya melambai-lambai kan tangan pun segera menarik tangan Freja menuju ke sana.
"Kalian lama banget tau," gerutu Jian membuat Aily dan Freja menghala napas.
"Sedikit ada masalah tadi, udah lah yang penting ini perut kenyang," balas Aily dengan mengambil makanannya yang sudah tidak panas lagi.
Mereka berempat makan dengan canda dan tawa yang mereka buat sendiri. Tanpa mereka sadari bel masuk belum berbunyi seperti biasanya.
Keempatnya tidak teringat waktu, karena kondisi kantin pun juga masih ramai. Sampai sang ketos pun memasuki area kantin dan memberikan kabar gembira untuk siswa-siswi di sana.
"Mohon perhatian nya. Setelah istirahat sampai pulang kalian mendapatkan jamkos. Dan untuk anggota osis yang berada di sini segera berkumpul ke ruang osis sekarang!" ucap tegas Hanan yang notabene nya sebagai ketos.
Siswa-siswi yang berada di kantin bersorak gembira. Kecuali anggota osis yang ada panggilan, mereka terpaksa meninggalkan jajan mereka untuk rapat osis itu.
Di circle Aily yang mengikuti osis hanya dirinya dan Freja. Sedangkan Dea dan Jian mereka malas untuk mengikuti organisasi seperti itu.
"Eja ayo," ajak Aily yang mulai beranjak dari tempatnya.
"Nanti kalo udah kita langsung ke kelas," ucap Freja dengan mulut yang masih mengunyah makanannya.
"Iya kita habis ini langsung ke kelas."
•••
Aily dan Freja berjalan santai menuju ruang osis, toh di blakang mereka juga masih banyak siswa-siswi yang menuju ruang osis juga. Termasuk orang yang tak sengaja Aily tubruk tadi.
"Ka, itu cewek yang tadi nabrak lo kan?" tanya seseorang kepada teman di sampingnya sambil menujuk Aily dengan dagu nya.
"Hm, kenapa?"
"Cuma nanya, kalo di lihat-lihat mereka cakep juga."
Freja yang mendengar itu sontak berhenti dan berbalik badan menatap ketiga cowok di belakangnya tadi.
"Kalian gak usah ngomongin kita bisa gak sih!" tegur Freja dengan emosi, sedangkan Aily segera menarik Freja sebelum anak itu kumat lagi.
"Ja udah lah ayo," ajak Aily tapi Freja memberontak dan menepis tangan Aily.
Ketiga cowok tadi hanya menatap Freja dengan tatapan bingung. Hingga salah satu dari mereka membalas ucapan Freja.
"Sorry kalo ucapan gue buat kalian risih, tapi yang gue omongin itu benar adanya," balas cowok yang tag name Azril Afarzan.
"Haha, gapapa temen gue ini emang sensian," ucap Aily tak enak kepada ketiganya.
Freja masih dengan tatapan sinis nya, terutama kepada Azril. Aily yang tak mau membuat keributan dan terlambat datang pun langsung menarik Freja.
"Huh, lo sih ngomongin langsung di blakang orang nya," kesal teman Azril yang bernama Nizar Daniyal Ebrar.
"Ck, udah ayo!" ajak cowok yang di tabrak Aily tadi. Dia bernama Azkha Ferdinan Al-Arhkan, yang Aily lihat di name tag nya.
Tak memperdulikan apa yang terlah terjadi ketiganya melanjutkan langkah nya menuju ruang osis. Sesampainya di sana mereka melihat banyak sekali anggota osis yang belum masuk.
Ruang osis di SMA Jaksanagara sedikit lebih besar dari ruang kelas di sana. Karena anggota osis di sana banyak jadi membutuhkan tempat yang lebih besar untuk rapat-rapat atau hal semacamnya.
.
.
.
.
.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...