[CH] - 27

500 17 0
                                    

Sesuai dengan perkataan Bunda nya. Nanti sore Aily dan Gus Zain akan kembali ke pesantren. Sedangkan keluarga yang lain sudah kembali setelah sholat subuh tadi.

Sekarang Aily sedang mengemasi barang-barang yang tertinggal di rumah. Ia akan memindahkan nya ke ndalem.

"Gus beneran mau gantiin Pak Toriq jadi dosen di kampus saya?" tanya Aily di sela-sela sibuk nya mengemasi.

"Iya."

Aily tak suka jawaban singkat dari mulut suaminya itu. Dia sungguh kesal karena saat bertanya Gus Zain hanya akan menjawab dengan singkat-singkat.

Memikirkan suaminya yang akan menjadi dosen pun ia kembali takut. Takut jika merasa tidak tenang dan terus di awasi.

"Tolong jika sudah menjadi istri saya, kurangi sikap nakal nya," setelah itu Zain beranjak keluar dari kamar.

"Dih, emang Aily nakal ya," cibir nya melihat kepergian Zain.

Satu jam lagi mereka akan kembali ke pesantren, bersama Hanan juga.

Di bawah Hanan dan juga Zain sedang berkumpul dengan kedua orang tua Aily.

"Saya percaya sama kamu Zain, ingat Aily tidak suka di bentak jadi jika kamu ingin menasehati  atau yang lain tolong jangan sampai kelepasan," tutur Zayyad lalu di angguki oleh Zain.

"Kalian jalani dulu pernikahan ini, pasti dengan seiringnya waktu kalian akan saling mencintai," ucap Amira.

Zain tersenyum ke arah Amira, "iya pasti saya akan menjaga pernikahan dan juga Aily Bunda."

"BUNDAA!"

Seorang gadis berlari dari arah tangga dengan menangis dan langsung menghambur di pelukan Ibu nya.

Amira, Zayyad dan Zain kaget melihat kedatangan Aily. "Hei, ada apa sayang?" Amira mengelus kepala Aily.

Gadis itu mendongak, "Aily gak mau kembali ke pesantren Bunda, mau di rumah aja," cicit nya.

Zayyad berdiri menghampiri putri nya, ia sedikit berjongkok karena putri nya berada di bawah.

"Aily, pesantren juga sudah menjadi rumah kamu yang kedua. Di sana juga ada Zain yang akan menjaga kamu."

Mendengar itu Aily semakin mengencangkan pelukan nya. Dia sangat tidak mau untuk kembali ke pesantren, di tambah statusnya sudah menjadi istri Gus di pesantren.

"Maaf, bisa balik sekarang aja? mumpung di pesantren lagi ada kelas diniyah," sela Zain membuat Aily kesal.

"Tuhkan Bunda, dia mau misahin kitaa," kesal nya.

Amira terkekeh melihat tingkah putri nya, "sayang itu suami kamu, dia berhak mengatur dan memberikan arahan kepada kamu. Jadi nanti saat udah di pesantren jangan sering-sering buat onar yaa."

Aily melepas pelukan dari Bunda nya. "Aily gak tau buat onar Bunda, jadi tenang aja," gadis itu tersenyum lebar sambil meyakinkan Bunda nya.

Hanan sontak saja tertawa mendengar penuturan dari mulut Aily.

"Tante jangan percaya, satu minggu yang lalu Hanan lihat dia di hukum waktu di kampus. Terus dengar-dengar juga Aily waktu keberhasilan pesantren dia nyembunyiin sandal santri yang lagi ngebersihin masjid Tan," Aily melototi Hanan. Aily lupa jika dia memiliki sepupu yang selalu mengadu prilakunya kepada orang tua nya.

"Tuh kan, besok jangan di ulangi lagi. Ingat suami kamu itu Gus di sana Aily," tutur Bunda nya sekali lagi.

"Iya Bunda maaf."

Gus Zain hanya memandang dan tersenyum. Lalu saat Aily membawa barang-barang nya untuk di bawa di mobil ia pun langsung membantunya.

Sekali lagi Aily memeluk Bunda dan Ayah nya. "Bunda sama Ayah jangan kangen Aily yaa!"

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang