Di pesantren pagi ini sudah di sibuk kan dengan persiapan acara majelisan nanti malam. Semua para santriwan dan santriwati di libur kan kegiatan belajar nya.
Kegiatan seperti ini rutin di lakukan tiga bulan sekali. Para santri menunggu saat-saat seperti ini, karena mereka bisa libur sekolah secara cuma-cuma. Di tambah majelisan kali ini besar-besaran dengan di datangi tim hadroh yang terkenal.
Keadaan ndalem pun tak kalah sibuk. Beruntung dapur rumah Kyai besar, jadi para santriwati bisa memasak di sana dan di dapur asrama.
Ummah Hasna bingung , kenapa rumahnya kali ini seperti kapal pecah?
Hasna memantau semuanya di dalam sedangkan Yiesha memantau di depan.
Saat Hasna sedang memberitahu tim bagian memotong sayuran, tiba-tiba dia di kejutkan dengan datang nya salah satu santri yang datang tergesa-gesa sambil memegang handphone nya.
Hasna memandang santri itu, "ada apa sampai kamu ngos-ngosan seperti nak?" tanya Hasna dengan menenangkan gadis itu.
"Ini Ummah ada yang telepon, dari tadi bunyi terus di ruang depan," kemudian santri itu menyodorkan handphone Hasna lalu pamit undur diri.
Hasna mengangkat telepon yang bernamakan 'Amira' itu.
'Assalamu'alaikum Hasna."
"Waalaikumsalam Mir, ada apa?" tanya Hasna.
'Sebenarnya dua jam lagi Aily mau balik pondok, aku ngabarin kamu karena mau minta tolong untuk menjaga dia sementara sampai pulih,' jawab Amira di seberang sana.
Hasna di buat terkejut lagi dengan jawaban calon besan nya itu.
"Bukan nya Aily baru siuman?, terus kenapa sudah mau balik ke pesantren lagi Amira?"
Di seberang sana nampak Amira yang menghela napas nya.
'Nanti saja pasti kamu tau, bagaimana kamu mau membantu?, kalau mau aku sudah sangat berterimakasih Na."
Mereka berbincang-bincang di telepon lama, bahkan hingga setengah jam. Sambungan di putuskan dari pihak Amira. Dan Hasna kembali mengecek para santri nya.
Dia sebenarnya ingin langsung mengajak Aily ke ndalem tapi mengingat di sini sedang banyak santri, jadi dia sementara di asrama dulu.
"Afwan, Ummah tinggal lama . Bagaimana ada yang tidak bisa?" tanya Hasna saat kembali mendampingi santri nya memasak.
"Oh, tidak ada Ummah. Ini hampir selesai kok," jawab Arin kepada Hasna. Kemudian Hasna mengangguk dan mencoba melihat-lihat persiapan di pesantren.
Semua persiapan di pesantren sudah hampir siap semua. Hasna tersenyum karena bisa melihat kedua putra nya saat ada acara seperti ini.
•••
Adzan ashar sudah berkumandang. Semua persiapan sudah beres, hanya tinggal mempersiapkan diri sendiri.
Tetapi di ndalem tetap lah ramai apalagi sekarang kedatangan seorang Ning yang dekat dengan keluarga Kyai.
Dia adalah Ning Hanum, putri dari Kyai Alif sahabat Kyai Naqi. Saat kecil Ning Hanum dan kakak laki-laki nya juga sering bermain dengan ke-tiga anak Kyai Naqi, karena umur mereka tidak jauh berbeda.
"Ning Fakira, di mana kedua kakak laki-laki mu? " tanya Ning Hanum sambil celingukan.
Fakira tersenyum, selalu saja kakak laki-laki nya. "Mereka ada di area panggung, " jawab Fakira dan Hanum hanya memungut-mungut saja.
Tak lama kemudian Hanum mengajak Fakira ke tempat keduanya. "Ayo Fakira ikut saya menemui mereka, " ajak Hanum dan Fakira setuju-setuju saja.
Baru saja mereka keluar dari rumah kedua Gus itu sudah berada di depan mata. Gus Zain setia menundukkan pandangan nya dan Gus Arkhan tetap mengangkat kepala nya sambil menatap Ning Hanum.
Ning Hanum terkagum melihat ketampanan kedua teman lama nya. Dia sedikit kaget karena sudah bertahun-tahun tak bertemu.
Arkhan hanya menatap datar, begitu pun dengan Zain saat ia mengangkat kepala nya.
Tak berselang lama Aily datang bersama keluarga nya. Dan itu sontak membuat Gus Zain sedikit tersenyum.
Sedangkan Aily gugup, karena keadaan pesantren yang amat ramai lalu lalang santri-santri nya.
"Bunda, Ai takut," cicit nya sambil memegangi lengan bunda nya.
Izhar yang berada di depan pun hanya menggeleng melihat kelakuan kakak nya. Bagaimana tidak, saat di rumah ia ingin sekali kembali ke pesantren, saat sudah sampai ia malah takut.
Amira mencoba menenangkan putri nya, "udah gapapa Bunda sama yang lain temani sampai acara majelisan nya selesai," ucap Amira lalu di angguki oleh Aily.
Setelah itu mereka pun turun dan di sambut hangat oleh putra putri Pak Kyai dan Ning Hanum.
Zain langsung mengiring mereka untuk masuk ke ndalem. Untung keadaan ndalem sudah agak mendingan.
Sedangkan Ning Fakira pergi memanggil kan Ummah nya, Hasna. Dia mencari di dapur tapi ternyata tidak ada.
Tiba-tiba saja Hasna sudah berada di ruang tengah. Dia menyambut kedatangan keluarga kecil itu.
"Maaf agak berantakan, soal nya baru selesai acara memasaknya Mir," ucap Hasna tak enak melihat keadaan rumah nya belum stabil.
"Gapapa Na , habis ini aku bantu beres-beres kamu persiapan aja dulu sana," melihat Hasna belum mempersiapkan diri untuk acara nanti malam, Amira pun bersiap untuk membantu beres-beres ndalem.
Jika begini Hasna jadi tidak enak, tapi karena mereka sudah berteman lama jadi Hasna hanya mengangguk.
Di sini Aily bingung harus bersikap seperti apa. Karena ayah nya berada di depan dan Izhar sedang bermain handphone nya.
Gadis itu melamun memikirkan nasib nya kedepan. Ia harap berjalan sesuai dengan yang ia bayangan, walau kadang semua tak semulus bayangan kita.
Di tengah lamunan nya Ning Fakira datang dan membuyarkan lamunan Aily. "Mbak, gimana udah mendingan?" tanya Fakira saat melihat masih ada beberapa perban di tubuh Aily.
Aily terbuyar dari lamunan nya dan tersenyum. "Oh ini udah rada mendingan, kalo masih sakit pasti aku di rumah Ning," jawab Aily seadanya.
Mereka berbincang-bincang sampai-sampai Ning Fakira lupa bahwa di sini ada Ning lain di ndalem.
"Mbak Aily ayo melihat persiapan di luar," ajak Ning Fakira.
Sedangkan Aily setuju setuju saja karena di di dalam juga merasa bosan. Dan Baizhar tak memperdulikan keduanya mau kemana dan meninggalkan diri nya.
Di tengah perjalanan hati Aily merasa tidak suka ketika melihat Gus Zain dekat dengan seorang perempuan.
"Dia siapa Ning?"
"Oh itu Ning Hanum, putri Kyai Alif."
"Mereka sudah dekat sedari kecil mbak, jadi tak kaget lagi jika sekarang pun mereka dekat. Tapi Gus Zain dan Gus Arkhan sedikit menjauh dari Ning Hanum."
Aily hanya memungut-mungut saja mendengar ucapan Fakira. Mata nya melihat panggung yang sudah tertata rapi, dia tak sabar dengan acara majelisan nanti malam.
Sudah lama ia tak melihat acara majelisan seperti ini. Apalagi nanti malam acara ini di isi oleh Gus nya sendiri.
.
.
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...