Azira dan Elina telah selesai piket. Mereka ingin langsung kembali, tapi ingat jika Aily ada di sini. Jadi mereka berinisiatif untuk menunggu Aily.
"Lin, Aily kok lama ya. Tadi juga kata Intan dia pingsan di kampus. Terus Gus Zain bawa dia keluar, dan mereka tunggu setengah jam gak kembali. Jadi mereka mengakhiri kelas sendiri, " ucap Azira seraya menunggu Aily selesai hafalan.
Elina memincingkan mata nya, "kok aku baru di kasih tau?" tanya nya sedikit tak terima.
"Loh tadi ya aku kira udah tau. Kamu juga ikut nge diemin Aily tadi waktu ke masjid," balas Azira membuat Elina bingung.
"Ha? tadi kamu diemin Aily? ya aku kira kamu gak mood bicara jadi yaudah aku ikut gak mood," Azira mengangguk untuk menjawab pertanyaan gadis itu.
"Aku cuma butuh penjelasan aja sih dari Aily, tap--," suara tegas dari belakang mereka membuat kedua perempuan itu berdiri. Bahkan sampai memotong ucapan Azira.
"Piket sudah selesai, kalian kembali ke asrama!!" potong Zain saat mendapati kedua perempuan itu sedang membahas dirinya dan Aily.
Kedua nya menunduk takut. Takut akan hukuman dari Gus Zain jika mengulur-ulur waktu. "Afwan, Gus kami sedang menunggu Aily selesai hafalan," ucap Azira memberanikan diri.
"Aily tidak kembali ke asrama. Cepat kalian kembali," balas Zain dengan datar.
Azira dan Elina saling beradu pandangan untuk mengartikan perkataan Gus nya di depan.
"Tidak kembali ke asrama Gus?" Elina memastikan perkataan Zain sekali lagi.
"Hm," hanya dehaman singkat saja yang mereka berdua peroleh.
Azira dan Elina pun pamit untuk kembali ke asrama tanpa Aily. "Kita balik Gus. Assalamu'alaikum."
Setelah kepergian kedua gadis itu. Zain langsung menuju ruang hafalan. Ia tersenyum melihat istri dan Ibu nya akrab. Walaupun hanya saling menyimak satu sama lain.
"Ummah, Aily."
Keduanya menoleh saat mendapat panggilan dari Gus Zain. Aily menyudahi storan nya kepada Yiesha.
"Ada apa Gus?" tanya Ummah Yiesha.
"Tidak ada Ummah, saya hanya mau membawa Aily pulang ke rumah," jawab Zain.
Yiesha dan Aily saling beradu pandanganan. Kedua nya sama-sama bingung dengan jawaban Zain.
"Pulang ke rumah Bunda Gus?" Zain menggeleng sebagai jawaban pertanyaan Aily.
"Saya sudah membeli rumah, jarak nya tidak terlalu jauh dari ndalem. Hanya beberapa langkah saja dari belakang ndalem," ucap Zain.
"Abah tadi yang menyuruh saya untuk tinggal di sana Ummah, jadi sekarang ayo kita kesana," ajak Zain. Diri nya meninggalkan kedua perempuan itu di tempat hafalan.
Yiesha segera bangkit dari duduknya. Tapi tidak dengan Aily yang masih setia duduk di sana. Yiesha menatap Aily dengan bingung.
"Kenapa masih di situ?" tanya Yiesha.
Aily menunduk, "saya masih mau di asrama Ummah, saya gak mau tinggal di rumah," cicit Aily membuat Yiesha menghela napas.
"Aily, sepasang suami-istri itu seharusnya tinggal serumah, jadi kamu tidak perlu kembali ke asrama lagi," mendengar itu Aily langsung berdiri dan berusaha tetap meyakinkan diri nya.
Gus Zain mengajak mereka lewat pintu belakang ndalem. Aily bingung kenapa lewat belakang, apakah mereka akan manjat pagar? pikirnya.
Setelah Zain membuka pintu blakang rumah nya. Alangkah terkejutnya Aily melihat pagar yang sudah bertambah tinggi serta di pasang satu pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...