Keesokan hari nya Aily menatap Gus Zain yang masih tertidur di samping nya. Ia tersenyum lalu membayangkan jika dia dan Gus Zain memiliki anak, akan se tampan dan cantik apa anak nya itu.
Apalagi jika perempuan pasti sudah sangat cantik dan lucu. Aily terkekeh sendiri membayangkan itu sambil menatap wajah tampan suami nya.
"Ada apa dengan wajah saya?" Aily tersentak dari posisi nya.
"Oh anu, tadi ada nyamuk mau aku bunuh tapi kasian yaudah aku pandangin aja tapi Gus Zain malah bangun," ucap nya seyakin mungkin.
Zain tersenyum tipis, begitu tipis sampai Aily tak menyadari.
"Ayo bangun, Ai buatin sarapan," ia hendak beranjak dari kasur nya tapi tidak jadi.
Aily teringat sesuatu, sesuatu yang sangat ia kesali saat Zain pertama kali pulang. "Gak jadi, Gus sarapan di ndalem aja sana," lirih Aily yang terlihat murung.
Zain terkejut, bagaimana bisa mood gadis ini berubah secepat kilat? baru saja ia menawarkan diri untuk memasak, dan sekarang?.
"Ada apa?" sang empu hanya menggeleng kemudian kemabli tidur dengan posisi memunggungi Zain.
Merasa ada yang tidak beres Zain mencoba membalikkan tubuh Aily, tapi gadis itu menahan tubuh nya agar tidak menghadap Zain.
Zain yang kesal pun membalikkan nya dengan kasar. Wajah mereka bertemu dan saling menatap. Kedua jantung itu berpacu dengan cepat tak seperti biasanya.
Aily tersadar, dia mendorong Gus Zain. "Gus ngapain sih," kesal Aily.
"Kamu yang kenapa? tiba-tiba berubah gitu," ucap Zain yang masih menormalkan detak jantung nya.
"Gus inget gak lomba Aily?"
"Iya, udah selesai kan?"
"Gus beneran gitu aja?"
"Gus lupa?"
'Hah'
Aily beranjak dan hendak keluar kamar. Tapi ucapan Gus Zain membuat diri nya membeku.
"Selamat..."
"Atas kemenangannya."
Ya Aily, memenangkan olimpiade kemarin, dengan peringkat ke tiga. Semua orang sudah tau tapi Zain sama sekali tidak mengucapkan apapun atas kemenangannya. Jadi ia pun merasa kesal.
Aily berbalik badan, dia terheran melihat wajah Zain yang begitu datar tanpa ekspresi. Apa Zain tidak senang dengan pencapaian yang di raih Aily?.
"Eum, makas--" belum selesai dengan ucapan nya Zain memotongnya terlebih dahulu.
"Tapi saya belum puas dengan kemenangan mu, karena di posisi ke tiga itu bukan kemenangan, tapi kegagalan. Hah, seharusnya tahun ini pesantren tetap mempertahankan peringkat olimpiade matematika di posisi pertama, tapi sekarang menjadi menurun drastis," Aily tertegun mendengar ucapan panjang Zain yang menyalahkannya.
"Tapi Gus, Aily udah berusaha dan berdoa semampu Aily. Aily yakin tahun depan akan bisa menjadi posisi yang pertama," balas Aily berusaha agar dirinya tetap baik-baik saja.
"Tahun depan? saya akan menyeleksi santri lain untuk menggantikan mu."
Deg.
Sekecewa itukah Gus Zain kepada nya. Hingga mengatakan semua itu lalu meninggalkan nya.
"Gus mau kemana?" Aily menghampiri Zain yang hendak pergi.
"Ke ndalem, lalu mengurus pesantren."
"Jangan ikut ke ndalem, dan tetap di sini! "

KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...