[CH] - 30

718 18 0
                                    

Gus Zain membawa masuk Aily dari pintu blakang ndalem. Aily tetap di gendongan Gus Zain dengan mata tertutup.

"Assalamu'alaikum," salam Zain saat masuk, tapi tak ada yang menjawab sama sekali.

Saat hendak membawa Aily masuk ke kamarnya, Gus Zain sedikit celingukan melihat keadaan ndalem. Takut jika ada seseorang yang bukan anggota keluarga melihat diri nya dengan Aily.

Karena mereka berdua masih belum ingin mem publish pernikahannya.

Zain menaruh Aily dengan perlahan. Ia melirik jam dinding, jam itu menunjukkan pukul dua belas kurang. Yang artinya sebentar lagi waktu sholat dzuhur.

Dan benar saja, adzan sudah berkumandang. Segera Zain mengambil air wudhu di kamar mandi.

Setelah mengambil wudhu Gus Zain membangunkan Aily untuk menunaikan sholat terlebih dulu.

"Aily bangun, ayo sholat dzuhur dulu," Aily tetap saja memejamkan mata nya.

"Aily!" panggil Zain dengan sedikit keras, berharap gadis itu segera bangun. Dan benar saja beberapa detik kemudian ia mengerjap kan mata nya.

"Kenapa Gus?" gadis itu masih mengucek-ucek mata nya.

"Sholat, saya mau ke masjid. Kamu sholat di sini saja," belum sempat Aily menjawab Gus Zain sudah menghilang dari pandangan nya.

Aily langsung turun dari ranjang, lalu memasuki kamar mandi untuk mengambil wudhu. Tanpa lama gadis itu memulai sholat nya di dalam kamar Zain.

•••

Sekarang sudah menunjukkan pukul satu siang. Suhu tubuh Aily tetap saja dan belum turun. Dia masih terbaring lemas di ranjang.

Lama menunggu Gus Zain yang sedang mengurus sesuatu membuat nya iseng dengan isi kamar Zain.

Tangan nya terulur membuka laci nakas samping tempat tidur. Dia menurunkan kaki nya merogoh isi laci itu.

Mata nya menangkap sebuah foto punggung dua orang di dalam nya. Kedua orang itu nampak familiar, tapi dengan tempat yang asing.

Karena merasa ada yang aneh Aily berniat merogoh laci itu lebih detail. Tapi suara pintu terbuka membuat nya bergegas membereskan dan kembali ke posisi semula.

Ceklek.

"Assalamu'alaikum."

Aily menoleh, ternyata Gus Zain sudah selesai dengan kesibukannya."Waalaikumsalam."

"Gus udah selesai?" tanya Aily.

Zain mendekati Aily, "belum, habis ini saya mau ngisi diniyah kelas delapan." Aily langsung memasang wajah kecewa.

Melihat raut istrinya yang tampak langsung murung Gus Zain bingung. "Kenapa?"

"Gus di sini aja, Aily pengen sama Gus Zain," pinta Aily lirih.

"Hah? coba ulangi," bingung Zain.

Aily berdecak malas, "Gus di sini aja temani saya," pinta Aily mengulangi. Dan Zain hanya mengangguk.

Zain mengambil laptop nya dan membenarkan diri ke posisi yang nyaman. Begitu juga Aily, ia tidur di samping Gus Zain dengan tangan yang melingkar di lengan Zain.

Gus Zain melirik gadis itu yang kembali tertidur dengan senyuman kecil. Kemudian kembali lagi fokus ke laptop nya.

Setengah jam Zain berkutat dengan laptopnya. Dan akhirnya pun selesai. Dia ingin merebahkan tubuh nya juga. Tapi karena lengan yang di peluk Aily, jadi ia mencoba melepaskan tangan Aily.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang