[CH] - 38

534 20 0
                                    

"Gus! lepasin ih."

Zain dan Aily tidak pergi ke ndalem. Melainkan pulang ke rumah mereka sendiri. Awal nya Zain bilang akan ke ndalem, tapi kenyataannya tak sesuai ucapan nya.

Zain tetap diam, sampai di rumah pun ia hanya menatap Aily datar. Aily yang di tatap demikian pun hanya meringis kesal.

"Mau Gus apa sih? saya gak di kasih tau tentang acara tadi, dan juga saya masih pengen lihat acara nya. Apalagi pas acara makan-makan," protes Aily dengan memelan kan ucapannya di akhir kalimat.

"Kamu bisa makan di rumah, tidak perlu membuat malu ikut menunggu jatah makan di sana, silahkan memasak saya tunggu," Zain kemudian pergi ke atas masuk ke dalam kamar nya dan Aily.

Aily? gadis itu terdiam, mencerna ucapan Zain yang menurutnya begitu nylekit di hati nya. Apalagi mengingat masalah nya di pagi hari tadi.

"Hahh, seorang Aily emang gak ada harga dirinya banget."

Aily melupakan semua nya dan mulai memasak makanan untuk dirinya dan juga Zain tentunya.

Dia akan memasak cah kangkung campur udang serta goreng tahu dan tempe saja. Ia malas masak yang ribet jika akhirnya hanya dia yang memakan. Kalau Zain ikut makan, ia bersedia memasakan makanan yang ribet.

Setelah selesai ia memberanikan diri untuk menghampiri Zain di kamar nya. Ia masih takut terhadap laki-laki itu.

"Gus, masakan nya udah jadi ayo makan," Zain hanya berdehem sebagai jawaban.

Aily yang melihat tak ada pergerakan dari suaminya pun diam. Ia takut masakan nya akan sia-sia lagi. Ia masih setia menunggu suaminya untuk bangun dan bersiap makan bersama.

Zain melirik Aily yang masih terdiam di tempatnya, "turun lah, saya akan menyusul."

Aily mengangguk dan mempersiapkan semuanya di meja makan. Dan setelah selsai Zain baru turun. Ia mengambil duduk nya di depan Aily.

Mereka makan di temani dengan keheningan. Sebenarnya Aily takut jika masakannya kurang pas di lidah Zain.

"Gus, ada yang kurang?"

" Tidak, semuanya enak."

Aily bersyukur walapun jawaban nya singkat, yang jelas tidak melukai hatinya lagi bukan?.

"Setelah ini saya mau balik ke pesantren. Dan kamu tetap di sini tunggu sampai saya kembali!" titah Gus itu dan hanya kepasrahan yang ada di dalam gadis itu.

'Gak asik,' batin gadis itu dengan menatap Zain.

Keheningan pun menghampiri keduanya lagi. Hanya suara piring dan sendok yang saling menyapa.

"Saya selesai. Setelah sholat isya segerlah istirahat."

Aily menatap kepergian Zain. Sejak dirinya menanyakan perihal olimpiade nya Zain berubah menjadi datar dan cuek kepada nya.

Jika gadis itu tau endingnya akan seperti ini, pasti dia tidak akan menanyakan hal itu.

•••

Suasana pesantren masih di slimuti dengan acara pernikahan itu. Acara kali ini suatu hal yang membuat para santri bersyukur. Mereka bisa sedikit bebas dengan adanya acara ini. Apalgi dengan makanan.

Beberapa santri bersyukur mereka mendapatkan lebihan makanan atau snack dari acara tersebut. Kapan lagi mereka makan-makan sepuasnya. Apalagi pemilik acara juga dermawan.

Seorang laki-laki sedang mencari saudari perempuannya,  yang tak menampakkan batang hidungnya sama sekali, Hanan.

Ya, laki-laki itu sedikit kepikiran akan sepupunya yang tak kunjung kembali. Tadi dirinya sempat melihat Gus Zain, tapi tidak dengan Aily.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang