Dua hari telah berlalu. Persiapan pernikahan Zahna dan Rafif sudah hampir selesai, hanya kurang satu hari pernikahan di langsung kan.
Selama dua hari itu pula Salim sudah sedikit membaik. Dan Aily sudah tidak merasakan sakit-sakit lagi di tubuh nya.
"Bunda!, Aily izin mau ketemu Jian dan Dea yaa," mohon Aily kepada Amira yang sibuk menyiapkan souvenir.
"Astaghfirullah Aily!, sepupu kamu mau nikahan kamu malah sibuk mau keluar!" bukan itu jawaban yang Aily ingin kan.
"Tapi Bun--"
Amira menatap Aily tajam. "Setelah Zahna menikah kamu boleh keluar!, jangan coba-coba membantah perintah Bunda!" tegas Amira.
Aily menghela napas pasrah. Dia kembali ke kamar nya lagi untuk mengganti pakaiannya.
Zahna yang sempat melihat perdebatan Aily dan Amira langsung menyusul Aily ke kamar nya.
Tok...tok...tok...
"Masuk!"
Zahna langsung membuka pintu dan melihat Aily dengan baju ala rumahan nya. Memakai celana panjang yang tak ketat, baju lengan panjang serta memakai jilbab segi empat.
"Ai, maaf ya karena persiapan pernikahan ku dengan ustadz Rafif kamu jadi gak bisa keluar," Zahna merasa bersalah kepada Aily.
Aily tersenyum menghampiri Zahna, "gapapa lagian salah Aily sendiri gak bisa nentuin jadwal," ujar Aily.
"Mbak Zahna sendiri udah nyiapin mental untuk besok?" tanya Aily.
"Alhamdulillah udah."
Aily dan Zahna kembali turun untuk membantu persiapan yang lain.
Acara pernikahan di adakan di kediaman Zayyad. Karena semua keluarga sudah berkumpul di sana jadi tidak memungkinkan untuk berpindah-pindah tempat apalagi rumah Zahna jauh dari kerabat.
Di ruang tengah seorang dengan kursi rodanya terseyum simpul memandang persiapan pernikahan cucu keduanya.
Syakil menghampiri sang suami yaitu Salim di ruang tengah. Ia menemani suaminya itu yang tengah berada di kursi roda.
Salim memandang istrinya. "Tolong nanti kalau saya sudah tidak ada jaga mereka ya!"
•••
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahri Miatu Alfin Rubiyati haalan," hanya dengan satu tarikan napas Rafif mengatakan itu dengan lancar.
"Alhamdulillah, bagaimana sah?" tanya penghulu.
"SAH!" jawab serempak orang-orang yang menghadiri pernikahan ustadz Rafif dan Zahna.
Semua orang tua menangis terharu. Terutama Salim dan kedua orang tua Zahna.
Aily memandang Rafif dan Zahna yang saling bertukar cincin dengan tersenyum-senyum sendiri.
"Heh!, ngapain senyum-senyum sendiri Ai?" lamunan Aily buyar gara-gara pertanyaan Ranza.
"Gak lihat apa itu ustadz Rafif sama mbak Zahna romantis gitu, jadi bayangin deh," jawab Aily membuat Ranza mengernyit bingung.
"Bayangin?, bayangin apa?"
Aily kesal karena Ranza kali ini banyak sekali bicara dan sewot dengan dirinya.
"Loh gue cuma nanya kok," gumam Ranza saat melihat kepergian Aily dari samping nya.
Kini kedua pengantin itu sedang berkumpul dengan sepupu-sepupu Zahna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Novela Juvenil{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...