[CH] - 22

600 24 0
                                    

Matahari telah tenggelam dan cahaya nya kini telah tergantikan oleh cahaya bulan.

Mereka semua baru menyelesaikan sholat maghrib dan hanya menunggu acara di mulai.

Tim hadroh sudah datang, dan di tempatkan di rumah sederhana samping rumah Kyai.

Di ndalem suasananya sedang berbahagia. Karena acara majelisan kali ini keluarga Kyai lengkap semua dan di hadiri juga calon menantu mereka, ya walau hanya keluarga inti saja yang tau.

Terlihat Ning Fadwah sangat akrab dengan Aily timbang dengan Ning Hanum. Terlihat beberapa kali Hanum membuat topik di antara keduanya tapi Fadwah langsung mematikan topik itu.

Berbeda jika sedang bersama Aily. Dia merasa tenang dan damai jika berdekatan dengan gadis itu.

"Oh iya, katanya Aily dulu satu sekolahan dengan Gus Arkhan ya?" tanya Fadwah.

Aily mengangguk, "emm, tapi dulu di sekolah nama nya bukan Gus Arkhan tapi Azkha Ning. Pertama kali Aily tau kalau Gus Arkhan itu Azkha aja Aily gak percaya," jawab Aily sesuai dengan apa yang ia alami.

Mereka asik sendiri tanpa menghiraukan Hanum yang tengah bersedih karena tak ada teman berbicara.

Melihat kemurungan Hanum, Fakira langsung duduk di sampingnya sambil menepuk pelan bahu Hanum.

"Ada apa Ning?" tanya nya sedikit memiringkan kepala guna melihat wajah Hanum.

Bukannya menjawab pertanyaan Fakira, dia malah mengajak Fakira pergi ke teras belakang rumah.

"Sebenarnya aku pengen dekat sama Ning Fadwah, tapi dari tadi Aily menyela terus perkataan ku," jawab Hanum yang tak sesuai dengan kenyataan nya.

Fakira sedikit kasian dengan Hanum, tapi dia sendiri juga bingung bagaimana menangani masalah ini.

•••

Sebentar lagi acara akan di mulai. Semua orang atau santri-santri telah memilih tempat duduk nya masing-masing. Berhubung acara majelisan bulan ini juga untuk umum maka banyak sekali penonton dari luar pesantren.

Keluarga ndalem tentunya sudah mendapatkan tempat nya sendiri. Begitu pun dengan keluarga Aily. Tapi gadis itu memilih duduk bersama teman se asrama nya.

Fadwah sempat memaksa Aily untuk duduk bersama nya di depan, tapi Aily menolak secara halus dan pamit untuk datang ke tempat Azira.

Aily celingukan mencari Azira dan Elina. Pasalnya tadi setelah sholat maghrib mereka sudah janjian untuk duduk bersama.

"Hish, mana sih Zira," gumam gadis itu dengan nada kesal.

Tiba-tiba mata Aily menangkap sosok yang selalu membuat hati nya resah akhir-akhir ini.

"MasyaAllah, tampan sekali Gus ku," batin gadis itu.

"Hehh!, Aily udah natap nya jangan kelamaan nanti malah jadi zina!" tegur Azira yang datang dari arah belakang.

Sontak saja Aily menoleh dengan menyengir, "hehe, makasih udah ngingetin Zir, btw habis dari mana dari tadi aku cariin tapi gak nemu-nemu."

"Oh, dari dapur asrama sebentar tadi, Elina udah nyiapin tempat buat kita kok Ai," Azira menuntun Aily menuju ke tempat Elina.

Saat menuju ke tempat Elina, acara baru saja di mulai dengan tim hadroh nya. Azira tersenyum gembira karena ia mendengar suara itu lagi setelah sekian lama.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang