[CH] - 09

610 21 0
                                    

Kelas sebelas ips dua itu menyambut kedatangan kelas ipa dua. Tempat duduk anak ipa dan ips sudah terpisah.

Aily dan ketiganya memilih bangku yang depan belakang agar mereka tetap bersama. Duduk nya tetap, seperti Aily dengan Freja dan Jian dengan Dea.

Kelas itu sangat rusuh mengingat anak ipa dan ips tidak terlalu akur. Entah dari cewek maupun cowok nya.

Freja membalikkan badan nya kebelakang. "Ini kita ngapain sih anjir!" kesal Freja sudah tak tahan dengan keadaan kelas yang ricuh seperti ini.

Tiba-tiba anak ipa dua itu ingin menyumpal mulut lamis Edgar.

"Woi ini kelas ketuanya siapa anjir!, bau banget c*k," teriakan Edgar mempu mengundang tatapan sinis dari kedua belah pihak.

'Sialan, anak buah gue gak bisa di atur,'  batin Fizan mengelus dada.

Fizan berjalan menghampiri Edgar dengan emosi. "Lo kalau gak bisa di atur mending keluar dulu Gar!," tegas Fizan kepada Edgar.

"Kalau lo mau tetap di sini, cepat minta maaf dengan pemilik kelas!"

Edgar menghela napas nya kasar, jika akhirnya begini pun dia tidak akan berkata seperti tadi. "Gue minta maaf atas kelakuan gue, terutama kepada ketua kelas nya," klarifikasi dari mulut Edgar mampu meredakan sedikit emosi mereka.

Setelah mendengar klarifikasi dari Edgar kelas itu seketika diam dan hanya ada perbincangan dengan suara lirih.

Bu Hami memasuki ruangan dengan menenteng beberapa kertas. "Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Sebelum menjelaskan di satukan nya kelas ini guru itu berdiri melihat ke arah murid-murid nya.

"Ekhm, jadi benar rumor tentang anak sebelas ipa dua dan sebelas ips dua itu musuhan?"

Tak ada yang menjawab pertanyaan dari Bu Hami. Semuanya diam termasuk ketua dari kedua kelas itu.

Sebenarnya semuanya heran. Kelas mereka tidak saling musuhan mungkin hanya sekedar olok-olok biasa. Dan itu sudah di wajar kan dari kedua pihak.

"Cepat jawab pertanyaan saya!, disini saya sebagai penengah. Jika kalian tidak mau memperbaiki hubungan kalian maka saya yang akan  memperbaiki dengan cara saya sendiri!" tegas guru itu lagi.

"Permusuhan kalian itu sudah kelewatan batas!, sudah membahayakan siswa-siswi yang lain!"

Mereka hanya mendengarkan ucapan tegas dari sang guru sambil memandang satu sama lain.

Fizan dan Azkha selaku ketua kelas di sana berkode-kodean lewat mata. Sorot mata Fizan memohon agar Azkha mulai menjawab pertanyaan Bu Hami terlebih dahulu lalu nanti ia akan membantu nya.

Sebelum bicara Azkha menarik napas dalam-dalam, "bu hubungan antara sebelas ipa dua dan sebelas ips satu baik-baik aja bu," ucap Azkha

"Lalu apakah rumor itu hoax?, bahkan yang menyebarkan nya pun memiliki bukti. Jadi guru-guru pun percaya, dan apakah kalian memiliki bukti?" tanya Bu Hami tak mau kalah.

"Bu ibu bisa memperlihatkan buktinya kepada kita?" kini Freja ikut andil untuk menjawab tuntutan dari sang guru.

Bu Hami mengambil handphone nya dan mengirim sebuah vidio ke grub kelas masing-masing.

"Buka hp kalian!"

Mereka membuka aplikasi berwarna hijau dan melihat vidio itu. Yang mereka lihat di sana adalah anak kelas ips empat dan ipa tiga.

"Bu bukan nya ini anak ips empat?" selesai melihat vidio yang berisikan tawuran antara anak ips dan ipa Azkha melontarkan pertanyaannya.

"Iya Bu. Ini juga anak ipa tiga," imbuh Freja.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang