Seminggu berlalu.
Semua santri-santri di pesantren sudah tau bahwa Aily dan Gus Zain adalah pasangan suami istri. Sebenarnya ada beberapa santri yang tak terima Gus nya menikah dengan seorang seperti Aily. Tapi waktu itu juga Kyai menegaskan jika ada yang berani bermacam-macam dengan menantunya, ia akan membuat perhitungan sendiri.
Banyak santri yang kini memanggil Aily dengan sebutan 'Ning' ,tapi Aily melarang mereka untuk memanggilnya dengan sebutan itu. Ia merasa belum pantas untuk di panggil 'Ning' .
Hidup Aily satu minggu ini terasa begitu nyaman dan damai. Begitu saat kuliah, ia menjadi pribadi yang lebih suka berbaur dengan orang-orang di sekitar kampus nya. Jadi otomatis teman Aily pun bertambah.
Seperti saat di kampus sekarang. Ia tengah berjalan menuju kantin bersama tiga teman lainnya.
"Ai, gue ngerasa aneh sama diri gue," ucap Karin sambil menarik tempat duduk untuk ia duduki.
Aily yang baru saja duduk pun terheran. "Aneh gimana?"
"Ya kan ini kampus kebanyakan dari pesantren, bukan dari luar kayak gue. Jadi mayoritas agama nya Islam, dan gue Kristen. Ya walau gak gue doang yang Kristen tapi gue ngerasa kayak nyaman banget sama agama lo, sedangkan kita beda agama," jawab Karina tanpa ada yang memotongnya.
"Hm, itu langsung login aja Rin," saran Yeri yang membuat Tifan ingin menggeplaknya.
"Heh! gak boleh ya mulut mu bilang asal login gitu aja."
"Ya tapi kan login ke agama yang benar."
"Udah! semua agama benar tergantung kepercayaan masing-masing. Dan untuk Karin gue masih bingung takut salah ngomong soalnya gue juga masih awam," lerai Aily dan juga menjawab pertanyaan awal Karin tadi.
Mereka pun langsung diam.
"Karin, boleh minta tolong gak?" tanya Aily membuat ketiga atensi mengarah kepada nya.
"Apa?"
"E- anu anterin gue pulang sehabis kuliah mau?"
Ketiganya melotot kaget, bisa-bisa nya Aily meminta bantuan untuk kabur dari pesantren.
"Gak! ngapain pakai acara kabur segala?"
Tifan, dan Yeri hanya diam menyimak sambil memakan menu biasanya yang sudah di antar.
"Ya ada deh, penting ini demi kehidupan seseorang," Yeri berdecih.
"Kehidupan siapa yang lo maksud? anak yang kekurangan uang dan berniat mencelakai lo itu?" tanya Yeri sinis.
Aily berdecak kesal. "Apasih lag--"
"Apa? lo mau bela-belain pulang ke rumah lo buat ambil tabungan lo dan di berikan gitu aja ke dia?" potong Tifan tak kalah sinis.
Mereka bertiga tak memilih kuliah mondok seperti Aily. Tapi mereka ngekos di dekat-dekat pesantren. Jadi masih bebas untuk kesana-kemari.
"Yaudah gak jadi, tapi gue bakal tetap bantu dia. Kasian kurang dikit lulus ya masa dia mau putus gitu aja, lagian kurang satu semester lagi," ucap Aily.
Mereka bertiga menghela napas pasrah. Selalu saja Aily membela sosok yang pernah berniat untuk mencelakai nya. Kata Aily orang itu masih berniat belum mencelakai jadi ya Aily bodoamat.
"Udah ah mau pulang, mau bobok," Aily hendak beranjak dari duduknya namun tangan nya di tarik oleh Yeri.
"Emang bisa lo tidur sekarang? lagian habis ini pasti lo ada kegiatan di pesantren kan?" Aily berpikir, ada benar nya juga ucapan teman nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...