[CH] - 34

614 15 0
                                    

4 hari kemudian.

Sudah terhitung empat hari lamanya Gus Zain berada di Jakarta. Dia tau hari ini adalah pelaksanaan lomba istrinya. Naqi mengabari dirinya tadi malam.

Sekarang Zain tengah membereskan barang-barang nya karena hanya kurang satu acara lagi yang harus ia datangi, kemudian ia bebas mau kembali atau berlibur dulu di sana.

Zain memutuskan untuk langsung kembali saja, ia sudah rindu dengan rumah baru nya. Rumah baru atau istri nya?.

"Assalamu'alaikum, Gus!"

Zain tersentak kaget, dan sadar dari lamunan nya. "Waalaikumsalam, ustadz, ada apa?" tanya Zain.

"Itu Gus, ada seseorang yang mau bertemu dengan Gus."

"Siapa?"

"Gus lihat sendiri saja, dia sedang menunggu di depan," ustadz Khalid kemudian pamit untuk kembali kepada tugas nya.

Mereka sekarang sedang berada di ponpes An-Nur Jakarta. Mereka tinggal di tempat khusus para tamu, tentunya dekat dengan asrama putra.

Gus Zain berdiri lalu melangkahkan kaki nya menuju luar. Ia mengangkat kepala nya.

Deg.

Seseorang itu tersenyum melihat Gus Zain yang sudah keluar. "Gus!" panggil orang itu.

Orang itu celingukan melihat sekitar, dia mencoba memegang tangan Gus Zain guna membawanya pergi ke tepi danau di ponpes ini.

Zain yang melihat tangan nya akan di gapai pun reflek mundur, "astaghfirullah, ingat kita bukan mahram!" tegas Zain.

"Kalau begitu ikut aku ke tepi danau, aku mau ngomong serius," Zain bingung ia harus mengikuti orang itu atau tetap di situ. Ia pun menghela napas dan melangkahkan kaki nya.

Sesampainya di danau orang itu langsung duduk di salah satu kursi yang di sediakan. "Sini duduk," titah orang itu kepada Zain.

Zain menggeleng, "saya berdiri saja, dan cepat katakan  pembahasan serius itu!" tolak Gus Zain.

"Gus, udah nikah kan?" tanya gadis itu.

"Iya."

"Gus, mau berpoligami dengan saya?" Zain terbelak mendengar ucapan gadis itu.

"Tidak!" tegas Zain menolak.

Gadis itu berdiri lalu ia tegakkan badannya berhadapan dengan Zain. "Tolong beri saya alasan nya  Gus."

"Tidak perlu saya sebutkan, pasti kamu juga sudah tau," balas Gus Zain sedikit mundur kala gadis itu melangkah mendekatinya. "Tetap jaga jarak!!".

Langkah nya berhenti mendengar ucapan tegas dari Zain, " setiap orang memiliki alasan tersendiri Gus," gadis itu masih berusaha agar tetap biasa saja di depan orang yang ia cintai.

"Alasan saya?" gadis itu mengangguk menunggu jawaban Zain.

"Saya tidak mau melukai hati istri saya dengan memadu nya. Dan saya tidak pernah berpikir untuk berpoligami, dengan siapapun saya berjodoh, tetap saya tidak pernah berpikir untuk poligami."

"Haha, Gus udah mencintai istri Gus lahir batin? belum kan Gus!"

"Memang saya belum mencintai dia. Tapi sedang saya proses dan usahakan, jika dengan cara instan saya juga tidak mau, karena yang instan - instan biasa nya kurang sehat."

Gus Zain rasa ia sudah lama berada di danau bersma gadis itu, "saya mau balik, assalamu'alaikum."

Gadis itu hendak mencegah Gus Zain, namun ia sadar bahwa itu tidak bisa ia lakukan. "Gapapa Gus saya tetap berusaha dengan baik dan do'a".

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang