[CH] - 17

637 26 0
                                    

Setelah kepulangan keluarga Kyai Naqi, Hanan membawa Salim masuk untuk melihat keadaan Aily.

"Zayyad!" panggil Salim kepada putra nya.

Zayyad menoleh kearah Salim, "kenapa Abi?" tanya Zayyad.

"Perkiraan dokter Aily bakal sadar kapan?"

"Tadi dokter bilang bahwa Aily hanya koma smentara. Jadi mungkin semingguan lagi Aily bakal sadar Bi."

Mendengar itu Salim hanya ber 'oh' ria saja lalu mendekatkan kursi roda nya menuju brankar Aily.

Dia terus memandangi wajah  cucu nya sambil berpikir. Apakah cucu nya itu mau menerima perjodohan yang Ayah nya buat?.

Sudah setengah0 jam Salim berada di sana. Hanan berada di sofa sambil memainkan handphone nya.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia beranjak dari sofa dan menghampiri Kakek nya.

"Kek, Kakek sama om dan tante pulang dulu ya!. Biar Hanan, Zahna, dan ustadz Rafif yang menunggu di sini," ujar Hanan.

"Om sama tante pulang ya, istirahat sebentar. Nanti kalo ada apa-apa Hanan kabarin," ujar nya kepada Zayyad dan Amira.

Setelah kepulangan Zayyad dan Amira di rumah sakit hanya sisa tiga orang yang menjaga Aily. Yaitu Hanan, Zahna, dan Rafif.

Zahna sibuk melantunkan ayat-ayat Al-Quran dari mulut nya. Sedangkan Hanan dia bermain handphone. Dan Rafif sedang mengecek tugas yang di berikan oleh Kyai Alif.

Semuanya larut dalam kesibukan masing-masing. Zahna pun sampai ketiduran dengan kepala yang berada di brankar Aily dan tangan yang senantiasa memegang Al-Quran.

Sekarang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Entah sudah berapa jam yang mereka habis kan untuk berdiam dengan kesibukan masing-masing di ruangan itu.

Selesai dari tugas nya Rafif baru teringat jika sekarang dia sudah memiliki Zahna sebagai istrinya.

Dia menoleh kearah Hanan yang masih bergulat dengan handphone nya. Lalu atensinya mengarah pada brankar Aily dan dia mendapati istri nya di sana.

Dia menghampiri Zahna dan mengangkat nya menuju sofa yang lain. Kebetulan tadi Amira membawa bantal dan slimut untuk beristirahat di sana. Rafif mengambil slimut itu dari tas dan memakaikan nya kepada Zahna.

Hanan melihat kegiatan yang di lakukan Rafif. Hanan merasa kasihan karena baru saja mereka sah menjadi suami istri tapi malah mengorbankan malam pertama nya di rumah sakit, untuk menjaga sepupunya.

Melihat Rafif kembali duduk di sebelah nya Hanan meletakkan handphone nya di nakas samping ia duduk.

"Ustadz, apakah ustadz tidak merasa kesal karena malam pertama ustadz terganggu?" tanya Hanan memulai pembicaraan.

Rafif merasa bingung, kenapa dia harus kesal?. "Pertama jangan memanggil saya ustadz, panggil saja kang, mas, atau terserah mu," sebelum menjawab pertanyaan Hanan dia memberi saran agar tidak memanggilnya 'ustadz'.

Hanan mengangguk sebagai jawaban.

"Saya tidak kesal sama sekali. Toh ini musibah, kita juga tidak ada yang tahu. Saya juga tidak peduli jika malam pertama saya dengan Zahna terlewati yang penting malam-malam berikutnya Zahna tetap berada di samping saya," jelas Rafif.

Hanan tertegun mendengar jawaban Rafif. "Hm, tolong jaga mbak Zahna baik-baik ya mas!"

"Tanpa kamu suruh saya pasti akan menjaga nya dengan baik."

•••

Kini malam telah berganti pagi. Begitu juga dengan orang-orang yang menjaga Aily sekarang sudah berganti.

Halal Usai SMA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang