Gus Zain berhadapan dengan Kyai Alif selaku Kyai di ponpes Nuril Amin.
"Bagaimana Kyai?" tanya Zain, Zain menanyakan tentang pertumbuhan adik nya di pesantren Kyai Alif.
Kyai tersenyum kepada Zain, "Gus Arkhan jauh lebih baik dari pada saat awal masuk pesantren," jawab Kyai Alif.
Zain bersyukur jika Arkhan bisa lebih di atur lagi, dan tidak seperti dulu.
Zain ingin bertemu adiknya itu, namun dia masih ngaji kitab. Jadi dia berinisiatif untuk datang di suatu tempat yang sudah Kyai Alif beritahukan.
Kyai Alif memberitahu kamar asrama adiknya. Sebenarnya tadi Zain yang bertanya, dia ingin melihat barang apa saja yang di simpan adiknya di pesantren.
Waktu pertama Arkhan masuk pesantren dia tidak bisa ikut mengantar nya. Saat itu dia masih menempuh pendidikan di Al-Azhar.
Santri-santri di sini tahu siapa Gus Zain. Jadi mereka tidak heran jika Gus itu mengitari lingkungan pesantren.
Tapi Gus itu jarang sampai masuk ke kamar santri, tapi kali ini dia di berikan hak langsung oleh Kyai.
Gus Zain mengetuk pintu terlebih dahulu lalu memberi salam, jaga-jaga bila ada santriwan di dalam.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
Salah satu santri membukakan pintu untuk Gus Zain. Dia mempersilahkan Gus Zain untuk masuk.
Beberapa santri yang ada di dalam melihat kehadiran Gus Zain sontak mereka berdiri.
"Gus Zain ke sini ada perlu apa?" tanya salah satu dari mereka.
"Saya cuma ingin tau di mana tempat tidur Gus Arhkan," jawab Zain.
"Oh, tempat tidur Gus Arkhan ada di sana," dia menujuk tempat nya. Mereka di sini memanggil Arkhan Gus, karena mereka tau dia anak Kyai Naqi dan tak lain adik beda Ibu dengan Gus Zain.
"Terimakasih," dia langsung melangkahkan kaki nya menuju tempat sang adik.
Gus Zain mencoba membuka lemari adik nya. Ternyata lemari itu tak terkunci.
'Astaghfirullah, ceroboh sekali sampai tak menguncinya,' batin Gus Zain.
Gus Zain tersenyum tipis saat melihat kerapian baju-baju adiknya. Saat membuka tempat buku dia kembali beristighfar. Bagaimana tidak? buku-buku nya berserakan tak beraturan.
Zain paling tidak bisa melihat buku-buku berserakan. Dia menata kembali lemari adik nya itu.
Setelah selesai mata nya melihat buku kecil di samping almari. Dia mengambilnya buku itu yang berjudul 'milik Arkhan!'. Jadi buku ini milik adiknya? pikir Gus Zain.
Saat ingin membuka buku itu tiba-tiba semua santri sudah kembali dari masjid. Buru-buru Gus Zain menyimpan buku kecil itu di kantong nya.
Baru Gus Arkhan masuk dia sudah di suguhkan wajah datar Gus Zain. Gus Arkhan pun tak kalah dia juga membalas nya dengan datar.
Namun, detik berikutnya mereka berdua berpelukan layaknya seorang adik dan kakak yang sudah lama tidak bertemu.
"Ayo ke gazebo saja!" ajak Arkhan dan Zain menuruti nya.
Saat sudah sampai di area yang banyak gazebo mereka memilih tempat yang aman dari santri lain.
Keduanya duduk saling diam. Mereka begitu canggung, mungkin karena sudah lama tak berjumpa.
Gus Arkhan melirik Gus Zain sebentar, "abang pasti mau bawa balik saya kan!," ucap Gus Arkhan memulai pembicaraan.
Kini giliran Gus Zain melirik adiknya. "Hm, saya harap kamu mau dan tidak memberontak," balas Gus Zain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Usai SMA!
Ficțiune adolescenți{FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} Aily Nadheera Alzena. Seorang gadis berparas cantik dan baik,namun sedikit toxic. Aily adalah gadis yang pintar namun jarang untuk berpikir dewasa. Saat menjelang kenaikan kelas Kakek nya memasukkan gadis itu ke pesantren m...